Senin, 01 Agustus 2016

MENJADI HAMBA YANG MENEMPATKAN DIRI DENGAN BENAR


Ibrani 13:5-6
5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
6 Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"

Sering Tuhan dipromosikan sebagai sumber perlindungan dan berkat yang sanggup mengatasi segala masalah kesehatan, rezeki, jodoh, keluarga. Tuhan dipandang sebagai supermarket mahabesar yang menyediakan semua perlengkapan.
Sebenarnya tidak salah bahwa Tuhan sanggup melakukan semua itu, tetapi kelicikan hati manusia akan timbul jika ia berurusan dengan Tuhan hanya karena ingin memohon perlindungan dan berkat-berkat-Nya, sementara ia tidak mau mengerti kehendak-Nya untuk dilakukan.

Sikap seperti ini menunjukkan bahwa manusia pada umumnya tidak menempatkan diri sebagai hamba yang melayani dan mengabdi kepada Tuhan.
Ini juga berarti manusia pada umumnya menempatkan Tuhan sebagai pelayan, atau menempatkan dirinya sebagai tuannya Tuhan.
Mulut menyebut-Nya Tuhan (Tuan Besar), tetapi dengan sikap motivasi yang demikian kepada Tuhan seseorang sedang tidak menempatkan dirinya sebagai seorang hamba dihadapan Majikan Agung pemilik alam semesta dan isinya.

Hari ini mari kita teropong dengan jujur diri kita masing-masing dihadapan Majikan Agung kita Tuhan Yesus Kristus, apakah kita sudah sungguh-sungguh seorang hamba-Nya yang sudah menempatkan diri dengan benar sebagai seorang hamba dihadapan-Nya?
Yudas Iskariot, adalah mengikut Tuhan Yesus tetapi mengejar sedikit keuntungan. Dari sedikit keuntungan ini sampai ia tega mengkhianati Majikan Agung-Nya.
Ia bukan hamba Tuhan tetapi hamba uang.
Semangat yang sama jahatnya dalam diri Yudas juga bisa merasuk kehidupan orang Kristen di zaman kita hari ini.
Mungkin kita berkata dalam hati "saya tidak akan mungkin menghianati Tuhan seperti Yudas iskariot telah berhianat".
Namun ketika hati kita dipenuhi dengan keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup (1 Yonahes 2:16) hal itu sebenarnya cukup membuat kita sudah berhianat kepada Tuhan Yesus.
Kita harus sadar akan bahaya hal ini, sehingga jika kita mengaku diri kita seorang hamba yang melayani Tuhan didalam hidup ini, seharusnya tidak lagi mempersoalkan kebutuhannya sendiri, tetapi yang dipersoalkan adalah kepentingan-Nya.
Sebab jika kita dengan benar melakukan bagian dan tanggung jawab kita dengan setia dihadapan Tuhan maka janji pemeliharaan Tuhan ya dan amin sebab Ia berkata : "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

Ketika Tuhan Yesus berkata tegas kepada iblis : "Ada tertulis: engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Lukas 4:8) sebenarnya Tuhan ingin menunjuk kepada semua mahkluk harus tunduk secara penuh kepada Allah yang berdaulat atas segala mahkluk dan menempatkan posisinya sebagai seorang hamba dengan benar yang hanya menyembah dan berbakti kepada Allah pencipta segala ada di surga dan dibumi yaitu Tuhan Yesus sendiri.

Jadi kita mengerti mengapa Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan.
(Lukas 16:13  Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.")
Kata MENGABDI dalam teks Yunani adalah douleuo yang berarti: Budak/ Pelayan.
Dengan demikian kita mengerti mengapa Tuhan menjadi yang sulung teladan yang benar dalam segala hal bagi kita semuanya khususnya dalam hal melayani sebab Ia menginginkan kita bisa menempatkan posisi seorang hamba dengan benar dihadapan-Nya dan membuktikan bahwa iblis bersalah karena sudah menjadi pemberontak kepada Allah dan mau berdaulat atas dirinya sendiri yang seharusnya menempatkan posisinya tunduk atas kedaulatan Allah sebagai Allah yang berdaulat atas segala mahkluk.

Jika kita semuanya adalah hamba yang mengabdi kepada Tuhan Yesus maka bagi seorang hamba Tuhan, kepentingan Tuhanlah yang harus selalu menjadi yang diutamakan, sekalipun itu berarti mengorbankan kepentingan dan kebutuhannya sendiri, dengan cara inilah seorang hamba Tuhan yang sejati baru bisa menempatkan posisinya mengabdi dengan benar dihadapan Tuhan Yesus Allah dan Majikan Agung yang berdaulat atas kehidupan segala mahkluk.

Kolose 1:16  karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar