Kamis, 25 Agustus 2016
MENEMBUS BATAS UNTUK KEPENTINGAN TUHAN
Yohanes 6:27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."
Dalam Yohanes 8:23, Yesus berkata kepada orang Farisi: Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini.
Kata “bawah” di sini dalam teks Yunani adalah kato, yang terjemahan bahasa Inggrisnya beneath, yang artinya “dari bawah,” dalam pengertian “hina” atau “rendah dalam kualitas”.
Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia kembali ke tempat asal-Nya, “di atas”, yang memiliki nilai mulia dan tinggi (Kisah Para Rasul 1:9-10).
Tuhan Yesus juga berkata kepada para pengikut-Nya bahwa mereka bukan berasal dari dunia ini (Yohanes 17:14,16). Dengan pernyataan ini, Tuhan Yesus hendak menunjukkan bahwa orang percaya adalah orang-orang yang istimewa dan memiliki masa depan yang cerah.
Masa depan yang cerah bukan terletak pada masa depan di dunia ini, yaitu pada bumi yang akan jatuh (2 Petrus 3:10), tetapi hidup dalam kemuliaan di kekekalan nanti, yaitu di Kerajaan Bapa di sorga. Di bumi, orang percaya hanya hidup melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya dengan sempurna.
Harta ini tidak dapat dibeli dengan apa pun.
Tidak ada harta di dunia ini yang lebih berharga dari kemuliaan bersama Tuhan di Kerajaan-Nya. Bertalian dengan hal ini Petrus menyatakan: Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu (1Petrus 1:3-4).
Dengan hal ini, Tuhan Yesus sudah mulai meletakkan dasar tujuan hidup orang percaya, bahwa tujuan hidup orang percaya adalah kerajaan-Nya. Manusia yang hidup tanpa tujuan jelas adalah manusia yang menjadi mangsa empuk kuasa jahat. Sayangnya, demikianlah keadaan kebanyakan manusia hidup di bumi ini, hidup tanpa tujuan. Mereka hanya makan minum dan kawin mengawinkan.
Anak-anak Allah tidaklah demikian, mereka harus memiliki arah atau tujuan hidup yang jelas. Paulus menulis bahwa orang percaya berwarganegara sorga, dan dari sana menantikan Tuhan yang akan mengubah tubuh manusia fana menjadi tubuh kemuliaan sorgawi (Filipi 3:20-21).
Itulah sebabnya panggilan orang percaya bertalian dengan kerajaan-Nya ini diucapkan Tuhan Yesus: “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya”. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga; di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya (Matius 6:19-20). Artinya hidup yang tidak lagi ditujukan bagi pemuasan hasrat kepuasan diri sendiri dan ditujukan bagi kepentingan pribadi tetapi hidup bagi Tuhan dan kerajaan-Nya memenuhi panggilan-Nya dan mengabdikan diri tanpa batas melakukan segala kehendak-Nya.
Olehnya mindset kita harus berubah, cara memandang dunia ini harus seperti cara Tuhan Yesus memandang dan bertindak.
Orang Kristen yang cara berpikirnya mengalami perubahan yang benar akan semakin menampilkan kehidupan sebagai anak-anak Allah yang luar biasa.
Kehidupan yang luar biasa sebagai anak-anak Allah kehidupan yang berkarya menembus batas untuk kepentingan Tuhan Yesus dan kerajaan-Nya.
Menembus batas artinya memahami kebenaran yang murni dan mengenakannya secara memadai di seluruh wilayah kehidupan sehingga berusaha hidup sempurna atau hidup tidak bercela sama sekali, rindu menyenangkan hati Tuhan dan berusaha memaksimalkan semua potensi dalam hidup hanya untuk kepentingan pekerjaan Tuhan. Terkait dengan hal ini, orang-orang yang tidak memiliki potensi karena malas adalah orang-orang yang tidak berguna bagi Kerajaan Allah.
Dengan demikian harus disadari bahwa memaksimalkan potensi yang Tuhan percayakan adalah pelayanan dan pengabdian kepada Tuhan.
Semua area adalah wilayah pelayanan kita kepada Tuhan, baik di keluarga, ditempat pekerjaan, di gereja, di kehidupan bermasyarakat. Inilah pelayanan yang menembus batas.
Orang Kristen yang belum menembus batas ini masih memiliki unsur kuat hidup untuk kepentingan diri sendiri seperti anak-anak dunia yang tidak meletakkan seluruh pengharapannya di kerajaan Sorga.
Pada dasarnya orang-orang Kristen seperti ini masih bisa digolongkan sebagai anak-anak dunia.
Kemasan luarnya seakan anak-anak Tuhan tetapi isinya selalu berfilosofi hidup "selalu untuk ku " dan selalu merasa bahwa dunia adalah rumah permanennya.
Orang-orang yang menembus batas akan menempatkan Tuhan di depan matanya atau berusaha hidup di hadirat Tuhan. Baginya hidup dalam Kerajaan Allah sudah dimulai sekarang sejak hidup di bumi, dan selangkah lagi akan mengalami realisasi dari Kerajaan Allah pada saat penyataan Tuhan Yesus dihari kedatangan-Nya.
Memang faktanya demikian, orang percaya adalah orang yang harus hidup dalam kedaulatan pemerintahan Kerajaan Allah (Matius 6:10).
Sebagai orang percaya yang sejati adalah kebutuhan dan keharusan menghadirkan pemerintahan Allah dalam seluruh wilayah hidup ini yaitu berusaha mengerti apa yang dikehendaki oleh Tuhan pada saat ia berada di lingkungan keluarga, dipekerjaan, di gereja dan dimasyarakat dan melakukannya dengan segenap hati untuk Tuhan Yesus.
Sebagai orang percaya, bagi kita bekerja untuk kepentingan Tuhan tanpa batas dan realisasi Kerajaan Sorga adalah satu-satunya hal yang ditunggu-tunggu dalam kehidupan ini.
Dan bagi kita Tuhan Yesus haruslah menjadi kebahagiaan hidup satu-satunya, dan disetiap tarikan nafas ini adalah merindukan, memikirkan dan menantikan Tuhan yang telah membuat hidup ini menjadi sangat berarti.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar