Jumat, 26 Agustus 2016

PENYEBAB MASIH BISA DI KERAT


Roma 11:17-22
17 Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah,
18 janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu.
19 Mungkin kamu akan berkata: ada cabang-cabang yang dipatahkan, supaya aku dicangkokkan di antaranya sebagai tunas.
20 Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah!
21 Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan kamu.
22 Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga.

Ayat diatas menunjukkan fakta yang tidak bisa dibantah dalam kehidupan orang percaya bahwa Tuhan bisa mengerat atau memotong orang-orang yang dipilih Tuhan, artinya membuangnya ke dalam api kekal sebab Tuhan tidak menemukan hidupnya berbuah dan tidak hidup didalam penurutan segala kehendak-Nya.
Dalam tulisannya, Paulus menunjukkan bahwa kalau cabang asli yaitu bangsa Israel bisa dipotong demikian pula dengan batang cangkokan yaitu orang Kristen dari berbagai suku bangsa.
Di ayat 22 tertulis: Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga.

Pernyataan Paulus dalam Roma 11:21-22 ini sejajar dengan yang dikemukakan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 15:1-2, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah”.
Dalam hal ini jelaslah bahwa setiap orang percaya harus berbuah, jika tidak maka resikonya dipotong.
Tentu buah yang Tuhan inginkan adalah dimana orang percaya mampu menularkan kehidupan Tuhan Yesus bagi orang lain inilah yang dimaksud dengan menjadikan semua umat manusia menjadi murid Tuhan Yesus, hidup didalam kebenaran-Nya.

Orang percaya yang hidupnya tidak berbuah dan tidak hidup didalam kebenaran-Nya tentu resikonya akan di potong.
Paulus tidak akan menulis pernyataan tersebut kalau orang percaya tidak akan pernah bisa dikerat oleh Tuhan.
Justru dengan tulisan tersebut dimaksudkan agar orang percaya berhati-hati terhadap cara ia menyelenggarakan hidup dan berperilaku dalam kehidupan ini, agar tidak menjadi carang yang dikerat atau dipotong.

Menanggapi kebenaran tersebut, kita harus mulai belajar untuk sungguh-sungguh hidup dalam ketaatan kepada kehendak Bapa.
Pertama kita harus melakukan semua hukum Tuhan.
Hukum Tuhan di sini maksudnya adalah kebaikan dalam moral umum.
Kita harus hidup dalam penghormatan kepada orang tua, tidak mencuri, tidak membunuh, selalu setia kepada pasangan hidup, hidup dalam kejujuran, tanggung jawab, tidak mengingini milik orang lain dan lain sebagainya.

Kedua, kita harus mengerti kehendak atau keinginan Tuhan dalam segala perkara dan menurutinya.
Kalau melakukan hukum secara moral umum saja kita tidak bisa, bagaimana mau melakukan kehendak Tuhan yang lebih rumit.
Secara moral umum kita harus sudah baik dulu barulah bisa meningkat untuk dapat mengerti kehendak/keinginan Tuhan dan hidup di dalam keinginan Tuhan.
Goal yang harus dicapai dalam hidup orang percaya adalah menjadi serupa seperti Tuhan Yesus yang hidup hanya untuk melakukan kehendak Bapa (Yohanes 4:34).
Hal ini sejajar dengan perkataan Tuhan Yesus didalam Matius 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Menanggapi fakta ini hendaknya segenap hidup kita selalu ada didalam penurutan segala kehendak Tuhan, hidup didalam kedaulatan-Nya yang selalu mengabdikan diri dengan tanpa batas kepada kerajaan-Nya.
Membawa hidup menjadi semakin serupa seperti Tuhan Yesus yang selalu mengikuti jejak-Nya dalam segala hal guna menyelenggarakan hidup didalam ketaatan melakukan kehendak-Nya merupakan harga mati dan harus dapat tercapai oleh setiap masing-masing individu yang mengaku sebagai orang percaya.
Dengan menghidupi nilai hidup seperti ini kita mengarahkan arah dan tujuan hidup kita secara benar menuju Kerajaan Sorga, hal tersebut tentu dapat menyenangkan hati Tuhan, sehingga kelak kita mendapatkan bagian yang telah disediakan oleh Tuhan, masuk kedalam kemuliaan bersama-sama dengan Tuhan Yesus didalam kerajaan-Nya yang tidak pernah tergoncangkan.
Hendaknya kehausan dan hasrat hidup kita adalah dapat menyelesaikan tugas kehidupan yang telah dipercayakan kepada kita dan setiap waktu pastikan hidup kita selalu didapati-Nya ada didalam ketaatan melakukan kehendak-Nya dengan setia.

Wahyu 3:21  Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar