Kamis, 18 Agustus 2016
MEMAHAMI ARTI HIDUP YANG TUHAN BERIKAN
Yohanes 15:19
Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.
Seorang yang menghayati bahwa dirinya adalah warga kerajaan sorga, maka ia akan selalu merasa bahwa di bumi ini bukanlah tempat tinggal permanennya.
Olehnya dibumi ini ia adalah makhluk yang belajar tiada henti untuk mengenakan gaya hidup baru yang ditemukannya di dalam kebenaran yang Tuhan Yesus ajarkan.
Ia akan mengerti artinya haus dan lapar akan kebenaran dan dapat menghayati perkataan Tuhan Yesus bahwa manusia hidup bukan dari roti saja (Matius 4:4). Roti untuk tubuh fana, tetapi Firman Tuhan untuk jiwa yang kekal.
Itulah sebabnya oleh Tuhan Yesus menasehati kita bekerja untuk roti yang tidak dapat binasa (Yohanes 6:27-29).
Percaya kepada Tuhan Yesus adalah sebuah usaha atau perjuangan, sebab di dalam percaya ada tanggung jawab untuk melakukan kehendak-Nya, olehnya pergumulan kita setiap hari adalah untuk mengerti Firman Tuhan, mempertajam pikiran mengerti apa yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus untuk dilakukan.
Firman yang keluar dari mulut Allah tidak bisa dipelajari hanya di bangku sekolah theologia.
Di sini membutuhkan hikmat dan pewahyuan.
Sekolah theologia dengan prinsip-prinsip menafsir barulah pintu gerbangnya.
Tentu penting dan harus juga dilalui tetapi bukan segalanya.
Oleh sebab itu hendaknya tidak merasa sudah mengerti isi kitab suci kalau hanya pernah belajar di sekolah tinggi theologia sebab proses belajar Firman adalah proses seumur hidup.
Hikmat dan pewahyuan akan membuka pikiran mengerti rahasia Injil dan memahami bagaimana Tuhan Yesus memiliki sikap batiniah dalam menjalani hidup setiap hari dua ribu tahun yang lalu ketika mengenakan tubuh jasmani.
Kalau Tuhan Yesus berkata: ”Belajarlah pada-Ku”...(Matius 11:28-29), itu berarti ada sebuah persekutuan adikodrati yang terjadi antara individu dengan Tuhan secara eksklusif.
Melalui belajar dari Tuhan secara pribadi tersebut seseorang barulah mengerti nilai “hidup” yang Tuhan berikan (Yohanes 10:10).
Hal ini tidak bisa diuraikan dengan kata-kata dan ditulis dengan huruf. Seseorang harus mengalami kehadiran Tuhan secara pribadi.
Itulah yang dimaksud Paulus sebagai mengenal/mengalami Dia dan kuasa kebangkitan-Nya (Filipi 3:10).
Seperti dua ribu tahun yang lalu, Tuhan Yesus mendampingi murid-murid untuk mengajarkan kehidupan-Nya, demikian pula sekarang, Tuhan mendampingi orang percaya untuk memberi dan mengajarkan kehidupan-Nya.
Inilah yang dinantikan oleh banyak nabi dan orang benar dalam Perjanjian Lama (Matius 13:17).
Memahami hal ini, betapa berharganya arti hidup setiap hari yang Tuhan berikan selama kita hidup dibumi ini, sebab setiap hari sangatlah berharga untuk mengerjakan kegiatan yang memiliki nilai kekal yang kesempatannya terbatas hanya 70-90 tahun saja. Seseorang yang gagal menggunakan waktu yang diberikan Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya setiap hari selama dibumi ini berarti ia juga gagal di kekekalan, kelak ketika terbangun dikekekalan ia adalah kelompok orang yang menerima bagian mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal (Daniel 12:2).
Berkat yang tiada ternilai yang Tuhan berikan setiap hari adalah kita berkesempatan mengumpulkan harta di Sorga, yaitu membangun sikap batiniah seperti yang dimiliki Tuhan Yesus sebab hal inilah yang akan kita bawa pada saat kembali menghadap Bapa di Sorga untuk menerima hidup yang kekal.
Jadi ciri dari kehidupan anak Tuhan yang menghayati bahwa dirinya makhluk kekal yang berasal dari kerajaan sorga yaitu ia akan selalu belajar kebenaran setiap hari dari Tuhan Yesus, belajar kebenaran Injil-Nya untuk dikenakan dan dilakukan didalam hidupnya guna mengumpulkan hartanya di kerajaan sorga yang kekal.
Inilah sejatinya kemerdekaan hidup anak Tuhan yang sejati.
Yohanes 8:31-32
31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar