Selasa, 30 Agustus 2016

MEWASPADAI STRATEGI MUSUH YANG BERBAHAYA


Efesus 6:12  karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Sering kita mendengar orang berkata mengenai hidup sebagai pemenang mengalahkan dunia (1 Yohanes 5:4).
Apa yang dimaksud dengan hidup sebagai pemenang yang mengalahkan dunia?. Mengalahkan dunia bukan berarti dapat menghindarkan diri dari kesulitan hidup, karena berkeadaan tidak seperti yang diharapkan dengan konsep berkemenangan yang salah, maka tidak sedikit orang Kristen yang bersungut-sungut dan dalam hati kecilnya menyalahkan Tuhan ketika ada dalam situasi yang sulit tersebut.
Hendak kita tidak menjadi kelompok yang bersungut-sungut dan berkata: Mengapa Tuhan tidak adil?, mengapa Tuhan memberi kemenangan kepada orang lain tetapi tidak memberi kemenangan kepadaku?.
Persungutan seperti ini adalah persungutan yang sama seperti bangsa Israel ketika mereka ada di padang gurun (Keluaran 16:3).
Mereka tidak mengerti tujuan Tuhan membawa mereka ke padang gurun. Rasanya mereka lebih senang ada di Mesir, bahkan bila mungkin mereka berharap Tuhan menghancurkan bangsa Mesir dan menyerahkan tanah Mesir kepada mereka sehingga mereka dapat menikmati tanah Mesir dan tidak perlu pergi ke Kanaan.

Untuk menemukan pengertian yang benar apa artinya menjadi pemenang mengalahkan dunia ini, perlulah kita menemukan terlebih dahulu siapakah musuh kita.
Bagaimana kita dapat berbicara mengenai kemenangan kalau kita tidak mengerti siapa musuh kita?
Alkitab menunjukkan bahwa musuh kita adalah kuasa gelap atau si iblis.
Namun perlu diketahui dengan cerdas bahwa yang membahayakan dari iblis dalam hidup orang percaya bukan hanya pada waktu ketika iblis merusak ekonomi, kesehatan, fasilitas hidup dan menyerbu dengan berbagai persolan hidup lainnya, tetapi iblis juga bisa bermanuver dengan baik ketika orang percaya dalam keadaan ekonomi baik, tubuh sehat dan keadaan nyaman.
Jika ia tidak menghidupi sikap hidup yang berjaga-jaga maka justru keadaan itulah yang membuat orang Kristen terlena dengan berbagai-bagai keinginan duniawi tanpa batas mengejar kepuasan hidup dan segala kesenangan-kesenangan didalamnya sehingga fokus menumbuhkan karakter Kristus menjadi terhenti dan tidak terjadi didalam hidupnya.
Orang percaya yang masih mengikat persahabatan dengan dunia, telah cukup untuk membuat ia menjadikan dirinya menjadi musuh Allah (Yakobus 4:4), hal ini tentu membuat hidupnya menjadi tidak sungguh-sungguh untuk bergumul agar bertumbuh dewasa menjadi pribadi yang selalu dapat dinikmati dan selalu didapati berkenan dalam penurutannya melakukan kehendak Bapa.

Oleh sebab itu orang percaya harus berhati-hati terhadap tipu daya iblis yang terus berupaya agar hidup orang percaya jatuh menjadi seorang pemberontak dan menjadi musuh Allah.
Dalam segala kondisi kita harus tetap berjaga-jaga, baik itu dalam kondisi berkekurangan maupun dalam kondisi nyaman, sebab iblis yang licik akan terus bermanuver mencari orang yang dapat di telannya.
Dengan keadaan ini orang percaya harus menjadi sadar bahwa ia adalah makhluk yang tidak lagi hidup bagi dirinya sendiri namun ia adalah makhluk yang dipersiapkan Tuhan Yesus menjadi laskar-Nya yang sejati yang mampu memperlihatkan kehidupan sebagai anak-anak Allah yang hidupnya hanya ditujukan bagi kepentingan Tuhan Yesus dan kerajaan-Nya yang tidak akan pernah hanyut didalam keserakahan memiliki dunia dengan segala kesenangannya.

Orang percaya yang sejati akan mampu mengelola keadaan yang baik dengan segala kelimpahan materi tersebut menjadi kesempatan yang luar biasa untuk dapat digunakan seluas-luasnya dan sepenuh-penuhnya bagi kepentingan Tuhan yaitu membela pelayanan pekerjaan-Nya guna menyelamatkan jiwa-jiwa; seperti mendukung pelayanan misi bagaimana Injil dapat diberitakan dan diajarkan kepada banyak orang sehingga mereka mengenal kebenaran dan dapat menjadi pribadi yang memperagakan karakter Kristus didalam dunia ini.
Dengan demikian dalam keadaan hidup yang baik yang diijinkan oleh Tuhan merupakan hak istimewa orang percaya untuk berkesempatan dapat melayani Tuhan dengan tanpa gangguan guna memperluas Injil kerajaan Tuhan Yesus dapat diberitakan sampai keujung-ujung bumi.

Yakobus menasehatkan untuk bisa melawan dan mengalahkan iblis haruslah terlebih dahulu kita tunduk kepada Allah, berangkat dari sini iblis baru dapat kita kalahkan (Yakobus 4:7).
Kata "tunduk" teks Yunani dalam ayat ini adalah : hupotasso yang berarti taat untuk hidup dalam pimpinan.
Dalam hal ini sangat jelas untuk mengalahkan iblis kita harus taat untuk hidup dalam pimpinan Allah, hidup dalam kebenaran-Nya dan bertindak sesuai dengan kehendak-Nya.
Bertindak sesuai kehendak-Nya artinya bertindak sesuai dengan pikiran dan perasaan Kristus.
Petrus membahasakan, untuk melawan iblis adalah dengan iman yang teguh (1 Petrus 5:9).
Iman adalah penurutan kita terhadap kehendak Allah.
Dengan taat menyelenggarakan hidup menuruti kehendak Allah, berarti kita tidak memberi peluang kesempatan kepada iblis untuk menyesatkan pikiran kita kepada perbuatan dosa.
Dengan memiliki irama hidup menuruti kehendak Allah, siasat dan tipu daya iblis dapat dengan mudah kita patahkan dan dapat kita hancurkan.
Dengan bertekun membangun irama hidup yang tunduk sepenuhnya kepada Tuhan, hidup didalam kehendak dan kebenaran-Nya maka Tuhan akan menjadikan diri kita hidup sebagai pemenang yang mengalahkan dunia.

1 Petrus 5:8-9
8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
9 Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar