Selasa, 23 Agustus 2016

MEMANDANG ANUGERAH SECARA BENAR


1 Yohanes 3:6-8
6 Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.
7 Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;
8 barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.

Mereka yang masuk kerajaan Sorga atau diselamatkan adalah orang-orang yang melakukan kehendak Bapa (Matius 7:21-23).
Tuhan Yesus sudah menjelaskan standar orang yang akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga adalah orang melakukan kehendak Bapa.
Iblis tidak melarang seseorang menjadi anggota gereja yang rajin datang beribadah setiap minggu, menjadi pengurus atau pekerja gereja bahkan menjadi pendeta, tetapi ia akan berusaha menghambat dan menghancurkan orang-orang yang berusaha hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Yang paling menakutkan bagi iblis adalah orang percaya tanpa batas berusaha menggelar kehidupan yang kudus dan taat seperti Tuhan Yesus, hidup seperti Tuhan Yesus hidup.
Sebab hal inilah yang bisa mempercepat kedatangan Tuhan dan membinasakan perbuatan iblis (2 Petrus 3:11-12).
Inilah keselamatan itu yaitu dimana orang percaya bertindak sesuai dengan pimpinan Roh Allah (Roma 8:14).
Dengan kesediaan hidup dipimpin oleh Roh Allah setiap waktu dan terus membangun hati yang haus dan lapar menggali kebenaran Firman-Nya maka ia akan semakin mengerti akan kehendak Allah apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan yang sempurna untuk dilakukan.

Bukan keselamatan jika kita tidak dengan segenap hidup melakukan kehendak Allah didalam seluruh wilayah hidup ini.
Dalam hal ini keselamatan bukan tanpa syarat.
Anugerah tidak meniadakan syarat untuk masuk Kerajaan Allah.
Anugerah bukan berarti semua dikerjakan oleh Tuhan dan manusia hanya diam seperti boneka yang tidak perlu meresponi karya keselamatan-Nya.
Inilah kesalahan banyak orang Kristen yang kalau berbicara mengenai anugerah asumsinya adalah semua serba cuma-cuma tanpa perlu mengerti kehendak Tuhan untuk dilakukan dengan tanpa batas.
Dalam hal ini kita harus kembali merumuskan pengertian anugerah secara benar.
Menempatkan anugerah pada tempat yang benar.
Kesalahan memahami anugerah berarti kegagalan menerima keselamatan yang sejati.

Anugerah justru menempatkan orang percaya pada pertaruhan yang mahal, sebab ia harus belajar melakukan kehendak Tuhan Yesus, hidup seperti Tuhan Yesus hidup.
Inilah yang dimaksud dengan percaya itu yaitu percaya yang dibuktikan dengan perbuatan yang taat melakukan kehendak Tuhan, bukan dengan kata-kata yang hanya bisa berkata "aku percaya Tuhan Yesus".
Alkitab sangat jelas mengatakan :
Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (1 Yohanes 2:6).
Itu berarti setiap orang yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus harus memenuhi panggilan Tuhan untuk menggelar kehidupan yang penuh dengan kasih, taat, kudus tidak bercacat cela dan hidup hanya untuk melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Berangkat dari sini kehidupannya baru bisa menjadi saksi Tuhan Yesus yang efektif ditengah kegelapan dunia ini.
Sebagai buahnya Alkitab jelas mengatakan “yang percaya kepada-Nya” beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).

Dalam Matius 7:21-23 mereka yang memanggil nama Yesus sebagai Tuhan harus melakukan kehendak Bapa, jika tidak maka ia belum bisa dikatakan sebagai orang percaya.
Percaya dalam teks Yunani adalah Pisteuo yang berarti menyerahkan diri kepada obyek yang dipercaya.
Kalau seseorang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus berarti ia harus mempercayakan seluruh hidupnya diatur oleh Tuhan dan harus mau menerima ajakan Tuhan Yesus untuk dibentuk menjadi anak-anak Allah yang layak bagi-Nya.

Tuhan Yesus telah memberikan teladan-Nya dalam segala hal dengan sempurna ketika Ia mengenakan tubuh manusia.
Walaupun Tuhan Yesus adalah Allah itu sendiri Ia telah berkenan memberikan teladan hidup dan menjadi yang sulung bagi kehidupan orang percaya bagaimana menggelarkan kehidupan sebagai anak Allah yang berkenan kepada Bapa.
Menjadi anak Allah berarti melakukan kehendak Bapa.
Tuhan Yesus tidak menerima orang yang mengaku percaya kepada-Nya tetapi tidak berkelakuan seperti diri-Nya.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa saudara-saudara-Nya adalah orang yang mendengar Firman Tuhan dan melakukan Firman itu atau menjadi pelaku Firman atau pelaku kehendak Allah (Lukas 8:21). Dengan demikian jelas sekali syaratnya untuk menjadi anggota keluarga Allah yaitu melakukan kehendak Allah tanpa batas.
Tanpa syarat ini dipenuhi seseorang tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Syarat ini bukanlah bernilai suatu jasa, tetapi bernilai sebagai “respon” terhadap anugerah Allah yang tidak terkatakan.

Kesalahan memahami anugerah berarti kegagalan menerima keselamatan yang sejati.

1 Yohanes 1:6-7
6 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.
7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar