Minggu, 28 Agustus 2016

PANGGILAN UNTUK HIDUP KUDUS


1 Petrus 1:15-16
15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Seseorang tidak akan dapat menikmati sukacita atau damai sejahtera dan kehadiran Tuhan kalau tidak hidup dalam kesucian, sebab tidak mungkin seseorang bisa mengalami hal tersebut kalau tidak berpola pikir dan memiliki cara pandang yang sama seperti Tuhan.
Tuhan menghendaki orang percaya memiliki pikiran dan perasaan yang sama yang terdapat pula didalam diri-Nya (FIlipi 2:5).
Dengan memahami kebenaran ini hendaknya sebagai orang percaya kita mulai merubah cara berpikir kita untuk dapat diselaraskan dengan kehendak Tuhan.
Tentu perubahan pola berpikir yang Tuhan kehendaki adalah usaha agar kita bisa mencapai suatu level kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bercela.
Dimulai menjaga kekudusan dari sikap hati hingga tindakan kita, haruslah dapat mencerminkan gambaran dari kekudusan-Nya.
Kehidupan yang bersih dapat membangun persekutuan yang harmoni dengan Tuhan. Dan hal ini akan membuahkan kehidupan dalam sukacita, damai sejahtera yang berasal dari Sorga dan kehadiran Tuhan ditengah-tengah kehidupan dan seluruh kegiatan dihidup kita.
Hendaknya dalam persekutuan dengan Tuhan haruslah meresponi panggilan-Nya untuk hidup didalam kekudusan-Nya, sebab seseorang tidak akan dapat melihat dalam arti menikmati persekutuan dengan Tuhan jika tidak meresponi panggilan ini (Matius 5:8).
Dengan demikian seseorang tidak dapat bersekutu dengan Tuhan tanpa hidup dalam kekudusan-Nya. Itulah sebabnya Tuhan tegas berkata agar kita kudus seperti Dia kudus.

Tuhan tidak akan mempercayakan sukacita yang ada pada-Nya kepada orang yang tidak menghormati Tuhan secara pantas. Dengan kalimat lain, Tuhan tidak memberikan damai sejahtera-Nya untuk dinikmati oleh orang yang hidupnya tidak benar.
Tuhan Yesus menyatakan bahwa damai sejahtera yang diberikan kepada orang percaya tidak sama dengan apa yang diberikan oleh dunia ini (Yohanes 14:27). Hal ini tentu menunjuk sukacita di dalam Tuhan yang hanya dinikmati oleh mereka yang hidupnya tidak bercela.
Tuhan hanya dialami oleh mereka yang setia meresponi hidup dalam kekudusan dan kebenaran-Nya, menolak panggilan ini seseorang tidak akan mengalami Tuhan dan hidup berdampingan dengan-Nya.

Dalam Efesus 1:4 tertulis "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya".
Ayat ini menunjuk kehidupan yang kudus dan tak bercacat di hadapan Tuhan adalah tujuan akhir dari kehidupan seorang yang mengikut Tuhan Yesus.
Kehidupan kekristenan kita harus diarahkan kepada tujuan itu dan tidak boleh meleset sedikit pun.
Perlu dipahami bahwa kehidupan kudus dan tidak bercacat di hadapan Tuhan adalah langkah setiap individu untuk menanggalkan manusia lamanya dan mengenakan manusia baru (Efesus 4:17-32), hal ini dilakukan sebagai responnya dalam menyambut anugerah-Nya.
Dalam hal kesucian ini, Petrus pun menasehatkan agar kita dalam menantikan kedatangan Tuhan harus berusaha hidup kedapatan tidak bercacat dan tidak bernoda sampai hari kedatangan Tuhan Yesus menjemput orang-orang saleh-Nya.
(2 Petrus 3:14
Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia).

Korban Tuhan Yesus di kayu salib, memanggil setiap kita agar dalam selalu ada dalam perjuangan untuk memiliki kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bercela dihadapan-Nya.
Inilah usaha Tuhan untuk mengembalikan kehidupan manusia kedalam rancangan-Nya yang semula, menebusnya dari kubangan dosa dan memanggilnya untuk hidup didalam kesucian sehingga manusia bisa kembali hidup berdampingan kembali dengan diri-Nya.
Dalam panggilan untuk hidup kudus dihadapan-Nya, manusia ditunjuk untuk selalu hidup didalam penurutan terhadap segala kehendak Allah.
Adam gagal melakukan hal ini.
Sejak jatuhnya Adam dan Hawa kedalam dosa, kehidupan manusia menjadi kehilangan kemuliaan Allah yaitu kekudusan-Nya yang menudungi mereka.
Perlu untuk selalu kita ingat tanpa kekudusan, manusia tidak bisa hidup berdampingan dengan Allah.

Perjuangan untuk hidup kudus dan tak bercacat cela adalah respon kita menyambut anugerah karya penebusan oleh Tuhan kita Yesus Kristus dimana manusia kembali diberi peluang oleh Tuhan untuk menemukan kembali kemuliaan Allah yang hilang sejak kejatuhan Adam.
Namun perlu diingat panggilan untuk hidup kudus bukanlah suatu jasa agar bisa dibenarkan sebab keselamatan bukan hasil usaha manusia melainkan  penebusan darah yang mahal oleh Tuhan Yesus diatas kayu salib.
Olehnya manusia khususnya yang menerima Dia harus meresponi dan menyambut anugerah tersebut untuk hidup didalam kehendak-Nya.

Perlu menjadi cacatan disini pengertian kudus dan tidak bercacat tidak bisa dimiliki seseorang secara ajaib dan mistis. Hal ini bisa dimiliki dalam perjuangkan setiap hari melalui belajar, mengerti, mengenakan Firman Tuhan, memberi diri hidup didalam pimpinan Roh Kudus dan penyangkalan diri bahwa dirinya bukan berasal dari bumi melainkan makhluk warga kerajaan sorga yang ditempatkan Tuhan dibumi untuk membinasakan perbuatan iblis dengan cara memiliki irama hidup yang terus menyelenggarakan kehidupan yang kudus dan tak bercacat cela dihadapan Tuhan, hal ini sejajar dengan proses kehilangan nyawa.
Dengan demikian kita baru bisa menggenapi kitab Wahyu 12:11 yang berbunyi : "Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut".
Iblis hanya bisa dikalahkan dengan penebusan oleh darah Tuhan Yesus diatas kayu salib dan kesaksian hidup orang percaya yang setia dalam ketaatan penuh kepada Allah dalam menyelenggarakan hidup kudus dan tidak bercacat cela sampai tarikan nafas terakhir, inilah yang dimaksud hidup yang tidak menyayangkan nyawanya.
Hal ini harus selalu diupayakan oleh setiap individu khususnya hidup orang percaya sebab dalam kehidupan nyata hal ini tidak mudah untuk diselenggarakan, sebab iblis akan terus berupaya mengemas secara modern produk-produk dosa untuk menyeret orang percaya tidak hidup didalam ketaatan kepada Bapa di Sorga.
Untuk itulah Roh Kudus di utus oleh Bapa untuk memberi pertolongan, memimpin hidup orang percaya kepada segala jalan kebenaran-Nya, memampukannya memenangkan pertandingan kehidupan ini melawan tipu daya iblis.

Dengan demikian dengan memenuhi panggilan Tuhan ini maka panggilan bagi setiap orang untuk masuk proses pemuridan-Nya dapat berlangsung dengan baik.
Inilah kehidupan Kristiani yang sejati yang harus digumuli dengan serius oleh setiap orang percaya dimana ia bersedia dilahirkan kembali oleh Allah menjadi manusia ciptaan yang baru yang hidupnya menuruti kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan.
(Efesus 4:22-24
22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya).
Mengenakan manusia baru bukan hanya berarti menjadi baik, tetapi hidup dengan spirit atau gairah hidup seperti Tuhan Yesus.
Mengenakan manusia baru artinya mengenakan cara hidup yang berbeda dengan cara hidup manusia dunia yang tidak meresponi anugerah keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus.
Dengan mengenakan manusia baru, hidup mengambil bagian dalam kekudusan-Nya, seseorang baru dapat masuk kedalam proyek keselamatan secara benar, hidupnya dapat menjadi saksi-Nya yang efektif, membawa terang dan menggarami jiwa-jiwa untuk masuk kedalam proyek keselamatan, hidup didalam kehendak Tuhan dan hidupnya akan terus dapat berdampingan dengan Tuhan Yesus sampai di kekekalan.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar