Senin, 30 Mei 2016

MENGUKIR SEJARAH KEHIDUPAN YANG BERKENAN SAMPAI AKHIR


Kisah Para Rasul 1:8  Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Dalam kehidupan orang percaya hari ini, tidak banyak yang memiliki tekad yang kuat untuk berurusan dengan Tuhan secara serius guna memberikan segenap hidupnya untuk memenuhi rencana Tuhan, sehingga keterlibatan mereka dalam rencana Tuhan sangat kecil.
Mereka hanya bisa menjadi orang-orang terhormat bahkan hebat di mata manusia, namun sayangnya tidak bisa menjadi alat yang pakai bagi Tuhan untuk memenuhi rencana Tuhan yang dikehendaki-Nya. Orang-orang seperti ini tidak bisa diproses sampai tidak memiliki diri sendiri.

Sebagaimana kehidupan Petrus diproses Tuhan sampai pada titik tidak memiliki dirinya sendiri (Yohanes 21:18), begitu juga harusnya orang percaya harus hidup dengan serius mengikut Tuhan Yesus dengan rela melepaskan segala milik, kebanggaan dan segala kesenangan didalam seluruh hidupnya kemudian baru bisa menjadi murid Tuhan yang berkenan (Lukas 14:33).
Orang percaya yang bersedia menjadikan dirinya sebagai murid Tuhan akan digarap dan proses oleh Tuhan hingga menjadi manusia yang berkualitas kerajaan surga.
Salah satu prosesnya adalah goncangan-goncangan didalam hidupnya.
Dalam hal ini ternyata orang yang hendak menjadi teman sependeritaan dengan Tuhan Yesus harus mengalami goncangan-goncangan.
Hal ini akan mendidiknya agar bisa hidup sesuai dengan standar Tuhan yang menghendaki kita harus dengan serius meninggalkan beban dan dosa yang merintangi hidup untuk sampai kepada menerima hadiah mahkota kehidupan yang kekal yang Tuhan anugrahkan bagi orang yang setia sampai akhir.
Titus 2:12  "Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini"
Memang hidup akan terasa berat, tetapi tidak ada cara lain untuk dapat mengukir sejarah bersama dengan Tuhan.
Paulus seorang yang mengalami banyak goncangan dalam hidupnya, melalui berbagai goncangan tersebut ia melukis sejarah kehidupan yang indah.

Kita harus mencontoh tokoh-tokoh dalam sejarah gereja mula mula.
Mereka mengukir sejarah Kerajaan Allah di bumi dan mengakhiri pertandingan imannya dengan baik. Itulah sebenarnya yang disebut prestasi dalam arti yang sesungguhnya.
Kita hidup hanya satu kali di bumi ini. Kepada kita diberi kesempatan untuk bisa mengukir sejarah Kerajaan Allah di bumi dengan benar dan berkenan.
Untuk ini kita harus berjuang keras guna menempuh jalan yang sesak ini. Selanjutnya kita harus mengambil bagian dalam penderitaan Tuhan guna meneruskan karya keselamatan-Nya.
Yaitu melayani Tuhan Yesus tanpa batas didalam hidup dan mengakhiri pertandingan iman dengan berkenan dihadapan Tuhan.

Adam mengukir sejarah Kerajaan Allah di bumi dengan ukiran yang buruk.
Mestinya Adam bisa taat kepada Allah dan menjadi teladan sehingga keturunannya tidak ikut menderita menuai hasil kesalahannya.
Sebagai kebalikannya, Tuhan Yesus datang memberikan contoh bagaimana mengukir sejarah kehidupan yang indah. Firman Tuhan mengatakan bahwa oleh karena satu orang (Adam) dosa masuk ke dalam dunia.
Demikian pula dengan satu orang (Tuhan Yesus) maka anugerah keselamatan dan kebangkitan diberikan kepada manusia (Roma 5:12,15; 17,19 dan lain sebagainya).
Tentu saja Tuhan Yesus membayar mahal harga ukiran sejarah yang indah tersebut. Ukiran yang akan menghiasi Kerajaan Tuhan Yesus dalam kekekalan.

Sejarah Kerajaan Allah di bumi menjadi lengkap jika iblis juga bisa diakhiri riwayatnya.
Orang percayalah yang diberi Tuhan kesempatan untuk mengalahkannya.
Hal ini akan mempercepat kedatangan Tuhan atau sama dengan mengakhiri riwayat iblis.
Bumi menjadi lautan api tempat Iblis dan pengikutnya dihukum (2Ptr. 3:10-12).
Allah Bapa memberikan Roh Kudus yang memampukan orang percaya menaklukkan iblis.

Tuhan Yesus mengatakan berulang-ulang bahwa orang percaya harus menang seperti Dia menang (Wahyu. 2:7,11,17,26; 3:5,12,21).
Orang percaya diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas penghancuran iblis.
Orang percaya bisa mengalahkan iblis dengan cara melaksanakan tugas agung dari Tuhan Yesus untuk menjadi saksi bagi-Nya, memberitakan kabar keselamatan kerajaan surga dan menghidupi nilai nilai hidup yang sudah Tuhan Yesus ajarkan dan tinggal tetap didalam Firman-Nya.
Dan orang orang seperti ini adalah orang yang mengasihi Tuhan dan disebut orang yang tidak mengasihi nyawanya sendiri karena hidupnya hanya untuk hidup bagi Tuhan.
Wahyu 12:11
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.

Untuk itu orang percaya harus benar-benar fokus sebagai prajurit Kristus.
Prajurit yang baik mengalami penderitaan oleh karena tugasnya dan tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

Setiap manusia pasti meninggalkan jejak kehidupan.
Setipis apa pun jejak itu pasti ada dan pastikan isi jejak yang kita tinggalkan itu adalah kehidupan kita yang tanpa bosan berjerih lelah dan all out untuk melayani Tuhan sampai hari terakhir menutup mata (Wahyu 14:13).

Setiap orang mengukir sejarah kehidupan, pertama tentu sejarah kehidupannya sendiri, selanjutnya kehidupan orang lain. Interaksi antar manusia merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari. Pengaruh memengaruhi adalah suatu realitas yang pasti terjadi. Semua yang dilakukan seseorang yang terjadi dalam kehidupan hari ini akan memiliki catatan abadi yang akan direkam oleh Tuhan di simpan sampai pada hari penghakiman nanti yang dipimpin oleh Tuhan Yesus sendiri.
Di sini kita harus memilih, apakah kita meninggalkan catatan yang buruk atau catatan yang baik.
Di kekekalan nanti banyak orang akan sangat menyesal sebab telah mengukir ukiran buruk yang menjadi hiasan abadi dalam hidupnya. Tetapi terdapat pula orang-orang yang bersyukur sebab ia dapat memutuskan untuk melalui hidupnya dengan mengukir keindahan hidup bagi kemuliaan Tuhan Yesus oleh karena ia mau dengar-dengaran dan melakukan apa yang menjadi tuntunan Tuhan melalui Firman dan Roh Kudus dengan taat dan setia.
Hari ini mari kita bersama-sama mengambil keputusan yang sungguh-sungguh untuk mengukir sejarah kehidupan kita dengan sempurna, dari detik pertama bangun pagi sampai rebah kembali ditempat tidur dimalam hari pastikan setiap hari kita mengakhirinya dengan baik dan berkenan di mata Tuhan kita Yesus Kristus.
Akhiri pertandingan iman setiap hari dengan berkenan dimata Tuhan, tanpa batas melakukan kehendak-Nya hingga akhir menutup mata.

1 Korintus 9:25  Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

Amin.

Minggu, 29 Mei 2016

MEMILIH GAIRAH HIDUP SEBAGAI MANUSIA YANG BARU


Filipi 1:9-10
9 Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian,
10 sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus,

Setiap orang harus memilih gairah hidup, diantara banyak pilihan tersebut hal apakah yang hendak dijadikan sebagai gairah hidup yang akan terus di gelar didalam hidupnya, yaitu gairah yang menguasai hidup secara menyeluruh.
Perjalanan hidup sebagai anak Tuhan adalah perjalanan hidup yang terus bertumbuh sampai kepada suatu level ia semakin bergairah terus mengejar hidup yang berkenan, suci dan tidak bercacat sampai pada hari kedatangan Tuhan Yesus.
Ada dua gairah hidup yang saling merebut kekuasaan didalam hidup kita hari-hari ini yaitu : Gairah hidup manusia lama dan gairah hidup manusia baru.
Hal yang utama yang harus dilakukan oleh orang percaya adalah merobohkan seluruhnya gairah manusia lama menanggalkannya sama sekali dan tidak dikenakan lagi untuk selamanya atau membunuhnya hingga benar benar mati.
Dalam suratnya Rasul Paulus menuliskan nasehat kepada jemaat di Kolose tentang pentingnya melahirkan manusia baru didalam kehidupan mereka sebagai orang percaya, hal tersebut memang mutlak harus dilakukan agar bisa hidup berkenan dihadapan Tuhan.
Hal utama yang Paulus singgung adalah upaya mematikan manusia lama. "Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala" (Kolose 3:5).

Hal Kedua yang diupayakan oleh kita sebagai orang percaya adalah memiliki gairah hidup manusia baru yang berkeadaan layaknya sebagai anak anak Allah yang hidupnya senantiasa memperagakan pribadi Tuhan kita Yesus Kristus.
Dengan demikian, Tuhan Yesus melalui Roh Kudus juga akan menguasai dan mencengkeram dirinya untuk terus mengejar kehidupan yang kudus, berkenan, tidak bercela dihadapan-Nya.

Manusia lama adalah cara hidup yang juga disebut sebagai hidup yang dikuasai penuh keinginan daging, di mana hawa nafsu daging yang menguasai hidupnya. Sedangkan manusia baru adalah manusia baru yang sama dengan manusia roh, di mana Roh Allah menguasai hidup orang percaya.
Masa perpindahan atau transisi dari manusia lama ke manusia baru menuntut kerja keras bagi setiap orang percaya.
Karena hal ini tidak dapat terjadi dengan sendirinya, maka dibutuhkan respon yang serius untuk merobohkan manusia lamanya sama sekali dan terus berusaha dan berupaya untuk melahirkan manusia barunya didalam Tuhan secara sempurna hingga segambar seperti Tuhan Yesus.
Transisi ini sangat penting sebab ini merupakan titik balik dimana seseorang layak untuk bisa diterima oleh Tuhan dan masuk menjadi keluarga Kerajaan Surga.

Didalam Injil Yohanes 3:3 Tuhan Yesus berkata :
Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
Tuhan Yesus menengaskan bahwa kelahiran baru sebagai orang percaya adalah hal yang mutlak harus dilakukan sebab seseorang tidak akan melihat kerajaan Allah/tidak akan bisa masuk kedalam kerajaan kekal ketika ia masih belum sepenuhnya dilahirkan kembali oleh Tuhan dan menanggalkan seluruh kehidupan manusia lamanya.

Paulus mengungkapkan pergumulan untuk melepaskan manusia lama ini. Dalam tulisannya di 2 Korintus 5:4 yang mengatakan: Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.
Dalam tulisannya yang lain Paulus menyatakan: Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku (Roma 7:21-23). Pergumulan ini adalah pergumulan yang sejatinya harus terus digelar oleh orang percaya yang ingin terus hidup menyenangkan hati Tuhan dan mendapatkan perkenanan hidup di hadapan Tuhan.

Paulus menyatakan ada dua hukum dalam dirinya. Kata hukum di sini hendaknya tidak hanya diartikan sebagai hukum dalam pengertian torat yang ditulis oleh Musa, tetapi nomos (νόμος), juga berarti rule, principle, norm (hukum dalam pengertian kodrat, prinsip dan norma). Orang percaya harus memilih salah satu dari dua kodrat di dalam dirinya.
Kodrat Ilahi diberikan kepada manusia melalui pemberitaan Firman yang benar. Firman inilah benih dari Allah yang melahirkan seseorang menjadi anak Allah. Perubahan dari kodrat manusia ke kodrat Ilahi tidak berlangsung secara mistis, namun akan berlangsung secara natural melalui proses hidup yang terus berjalan bersama-sama dengan Tuhan disetiap waktu.
Dari pilihan-pilihan kita setiap hari, dari pilihan hal yang sederhana sampai hal yang besar. Pilihan demi pilihan yang tepat akan membawa seseorang pada titik kelahiran baru, di mana ia tidak akan pernah menoleh ke belakang.
Arah perjalanannya hanya Yerusalem Baru yaitu kerajaan Tuhan Yesus yang kekal.

Sebagai anak-anak Allah yang mau terus berjuang untuk hidup didalam perkenanan Tuhan, kita harus bersedia menanggalkan manusia lama (Efesus 4:22).
Pergumulan ini hanya bisa dialami oleh orang yang sungguh-sungguh haus dan lapar akan kebenaran.
Pergumulan ini akan membuahkan kepuasan di mana Tuhan membuka pikiran kita untuk mengerti Firman Tuhan. Jika tidak memiliki kesungguhan untuk hidup didalam kebenaran yang Tuhan kehendaki dan seseorang belum berkomitmen sungguh-sungguh untuk menanggalkan manusia lamanya dengan sepenuhnya, maka seseorang tidak pernah mengenali dirinya dengan benar.
Antara kehendak daging dan kehendak rohnya pasti akan masih bercampur aduk sehingga ia tidak akan pernah mengalami kelahiran baru yang sesungguhnya.

Pada dasarnya kelahiran baru didalam kehidupan orang percaya pasti ditandai dengan kehidupan yang baru di dalam segala aspek hidupnya, ia akan memiliki sikap hidup takut akan Tuhan dalam konteks mengasihi, ia menjadi manusia yang terus mengejar kesucian yang Tuhan kehendaki dan hidup didalam ketetapan Firman-Nya.
Ketika manusia lamanya ditanggalkan tanpa ada yang disisakan sama sekali, maka kelahiran manusia barunya akan berbuah manis yang dimana ia akan semakin diberi pengertian tingkat level rohani yang semakin hari semakin disempurnakan oleh Tuhan.
Ditingkat ini ia akan terus diajar oleh Tuhan untuk hidup menurut roh yang tentu saja hal tersebut harus juga diresponi oleh orang percaya untuk memberi makanan kepada rohnya dengan Firman Tuhan setiap harinya, menyiapkan waktu khusus bertemu dengan Tuhan untuk bersekutu.

Jadi bukan hanya Roh Kudus yang berupaya melahirkan kita kepada manusia baru tetapi roh manusia (neshamah di mana terdapat nurani) juga harus meresponi dengan baik tuntunan dari Roh Kudus. Roh Kudus pada dasarnya dirancang untuk mengajarkan orang percaya kepada cara hidup yang dikehendaki Tuhan yaitu memiliki karakter seperti Bapa kita Yesus Kristus.
Dengan demikian perjalanan hidup di dunia ini adalah perjalanan untuk melahirkan rohnya menjadi dewasa atau berpikir dan berperasaan seperti Kristus.

 1 Yohanes 3:24  Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.

Amin.

Sabtu, 28 Mei 2016

PEMBAHARUAN PIKIRAN YANG MENGUBAHKAN HIDUP


2 Korintus 4:18  Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Orang yang benar-benar mengalami kelahiran baru pasti mengutamakan perkara-perkara yang di atas. Mengutamakan perkara diatas ini berarti ia harus mengenakan pikiran dan perasaan Kristus dalam setiap langkah dihidupnya.
Untuk dapat mengenakan pikiran dan perasaaan dari Tuhan maka kita perlu berjalan bersama sama dengan Tuhan setiap waktu, menyiapkan waktu khusus bertemu dengan-Nya untuk bersekutu, pikiran yang diubahkan oleh Firman Tuhan secara berkesinambungan dan memadai setiap harinya. Dengan demikian Roh Kudus senantiasa menggarapnya, mengarahkan, mengajar dan memberitahukan kepada apa yang dikehendaki Tuhan didalam hidupnya.

Ketika seseorang mengambil keputusan untuk memilih mendahulukan Kerajaan Tuhan Yesus, maka tujuan akhir dan kegiatan utamanya adalah mengembangkan dan mengenakan pikiran dan perasaan Kristus, dengan demikian Tuhan akan menanamkan kerinduan hidupnya terus tertancap didalam Kerajaan-Nya.
Pikiran dan perasaan Kristus artinya pola pikir yang berbasis atau berlandaskan persiapan diri memasuki dunia yang akan datang/kerajaan Bapa di surga.
Hidup orang percaya harus mengalami pembaharuan pikiran yang terus diubahkan kearah yang Tuhan kehendaki yaitu selalu memikirkan dan menghargai hal hal yang bernilai kekal dan tidak lagi memberi nilai tinggi kepada keindahan yang disediakan oleh dunia ini yaitu kesukaan barang fana dan harta duniawi yang sejatinya adalah bersifat temporal.
Sejatinya hidup orang percaya harus mengutamakan hidup yang diarahkan kepada Tuhan Yesus satu-satunya Pribadi yang harus ditaati.

Mengalami pembaharuan pikiran yang mengenakan pikiran Kristus ini dikemukakan Paulus dalam suratnya yang tertulis: Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Kata memperhatikan dalam teks aslinya adalah skopounton dari akar kata skopeo yang artinya memperhatikan secara serius, memikirkan dengan hati-hati dan respek, mengambil arah atau tujuan.

Sejatinya hidup orang percaya harus memberi perhatian serius dan mengarahkan tujuan kepada apa yang tidak kelihatan.
Mengapa demikian? Sebab yang kelihatan itu bersifat sementara tetapi yang tidak kelihatan adalah kekal.
Adalah kerugian besar kalau seseorang tidak memperhatikan dan menghargai hal yang bernilai kekal.
Kerugian ini akan berujung kepada kebinasaan kekal dimana ia tidak mendapatkan bagian didalam kerajaan surga yang disediakan oleh Tuhan Yesus.

Dalam Injil Matius Tuhan Yesus berkata: “di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya”.
Pemerintahan Tuhan Yesus dibumi sekarang ini sedang berlangsung dan sudah berjalan lewat orang orang percaya yang mau hidup didalam kehendak-Nya dan ketetapan Firman-Nya.
Melalui Roh Kudus umat percaya-Nya diarahkan hidup dalam ketaatan penuh kepada-Nya untuk tetap tinggal didalam pemerintahan kerajaan surga yaitu hidup tinggal tetap didalam Firman-Nya dan bukan mengikuti pola dunia hari ini yang pada hari Tuhan datang akan memusnahkan bumi dan unsur unsur dunia dalam nyala api.
2 Petrus 3:10 "Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap".

Basis pola pikiran manusia hari ini pada umumnya bukan Kerajaan Tuhan, tetapi mengarah kepada dunia. Inilah orang-orang yang telah termakan bujukan kuasa dunia seperti yang dibujukkan oleh Iblis kepada Tuhan Yesus (Lukas 4:6).
Ciri dari orang yang terkena bujukan Iblis ini adalah mengutamakan dan menghargai segala sesuatu yang disediakan oleh dunia ini untuk dimiliki, dihargai, dan dinikmati seindah indahnya dan sepuas puasnya didalam hidupnya.

Pola pikir yang berbasis pada dunia hari ini adalah "hal yang kelihatan" (teks Yunani : blepomena yang berarti bernilai sementara, hanya semusim atau sesaat).
Amsal 30:25 mengajar kepada kita untuk belajar dari semut; semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas.
Musim panas akan berganti musim hujan. Nasehat ini sejajar dengan nasehat Tuhan Yesus di Lukas 16:9, “Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan mamon yang tidak jujur, supaya jika mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.”
Harta duniawi adalah mamon yang tidak jujur, artinya harta yang bisa menipu ketika seseorang mulai dipikat olehnya sehingga ketika maut menjemput maka harta yang dikumpulkan tersebut tidak bisa menyelamatkannya. Akibat dari percintaan akan dunia tersebut ia berakhir dengan kenyataan pahit ditolak oleh Tuhan dan tidak diperkenankan masuk dan diterima dikemah abadi Tuhan Yesus di dalam kerajaan surga.
Inilah sejatinya bencana hidup yang harus ditakuti dan diperhatikan secara serius oleh manusia selama ia tinggal menumpang didalam dunia ini.

Olehnya kita patut berhati-hati terhadap perzinahan rohani/percabulan rohani tersebut karena hal itu akan berakibat kita akan mengalami cawan dari murka Allah. Oleh sebab itu kita sangat perlu setiap saat memperhatikan sikap hidup yang kita gelar setiap hari, mengenakan pikiran dan perasaan Kristus adalah hal yang mutlak bagi hidup orang percaya yang ingin terus hidupnya berkenan dihadapan Tuhan.
Dengan mengenakan pikiran Ilahi ini maka Roh Kudus akan senantiasa menopang, memimpin setiap langkah langkah kita kedalam kebenaran-kebenaran Tuhan dan setiap langkah dihidup kita dipimpin untuk terus ada didalam perkenanan-Nya.

Untuk ini kita harus rela meninggalkan pola pikir yang salah, pola pikir yang berbasis pada dunia hari ini.
Sebagai orang-orang pilihan Tuhan hendaknya kita melangkah dengan pikiran yang telah mengalami pembaharuan pikiran yang diubahkan oleh Firman Tuhan setiap hari yaitu cara berpikir dan berbasis warga kerajaan surga yang selalu mengenakan pikiran dan perasaan Kristus. Kenyataan yang kita lihat banyak orang Kristen yang belum siap seperti orang Israel yang enggan meninggalkan Mesir untuk menerima tanah perjanjian yang jauh hari telah dijanjikan oleh Allah.
Apa yang Tuhan janjikan pasti berkat yang luar biasa, dahsyat. Karenanya kita tidak perlu takut dan khawatir terhadap hari esok. Baik hari esok selama kita hidup di dunia ini, maupun hari esok dalam kekekalan. Orang percaya memang dirancang untuk mewarisi Kerajaan-Nya.

Cara hidup seseorang yang nampak dikehidupannya sehari-hari akan menunjuk apakah seseorang menjuruskan dirinya menjadi sekutu Tuhan atau seteru Tuhan. Dari pihak manusia tergantung putusan dan pilihannya.
Menjadi pergumulan berat orang percaya hari ini adalah bagaimana memindahkan perhatian dan pikiran kita dari dunia ini ke Kerajaan Tuhan Yesus.
Ini bukan merupakan pekerjaan yang mudah dimana hidup kita sudah terlanjur diwarnai oleh cara pandang yang salah yang diturunkan oleh nenek moyang kita yang mengajarkan segala sesuatu dengan cara pandang manusia dan cara yang duniawi.
Untuk itulah hidup kita perlu diisi oleh kebenaran kebenaran yang berasal dari surga yaitu Firman Tuhan yang hidup dan hidup didalam tuntunan Roh Kudus. Kebenaran Tuhan dan Roh Kudus lah yang dapat mengubahkan cara pandang dan pola pikir manusia tersebut agar bisa dimerdekakan.

Orang orang yang dimerdekakan adalah orang orang yang hidupnya tinggal tetap didalam Firman yang Tuhan Yesus ajarkan, memeliharanya dan melakukannya dengan taat dan setia.
Yohanes 8:31-32
31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Kemerdekaan inilah yang membuat hati seseorang tertaruh dalam Kerajaan Bapa,
dimana harta yang sesungguhnya didalam kehidupan orang percaya adalah Bapa sendiri yaitu Tuhan kita Yesus Kristus. Dengan demikian kita bisa mengerti Firman Tuhan yang mengatakan " karena dimana ada hartamu berada disitu juga hatimu berada"(Matius 6:21).

Amin.

Jumat, 27 Mei 2016

PERTOBATAN YANG BERKENAN DIHADAPAN TUHAN


Lukas 15:19-21
19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.

Pertobatan yang benar kepada Tuhan dalam ayat ini diawali oleh kesadaran betapa berbedanya keadaan orang yang dekat dengan bapa dan yang jauh dari bapanya (Luk.15:17). Hal ini menjadi gambaran bagi kehidupan umat pilihan Tuhan, baik bangsa Israel maupun orang percaya.
Sering kali bangsa Israel meninggalkan Tuhan dan berbakti kepada Allah lain, kemudian Tuhan menghukum mereka dengan keadaan yang sulit.
Mereka disadarkan betapa sengsara keadaan hidup orang yang jauh dari Tuhan dan betapa nikmatnya keadaan hidup orang yang ada dalam ketaatan kepada Tuhan. Kemudian mereka bertobat karena keadaan yang sukar tersebut.
Di sini orang Israel berbalik kepada Tuhan karena kesulitan jasmani yang didatangkan Tuhan.

Berbeda dengan orang percaya, seharusnya orang percaya berbalik untuk bertobat kepada Tuhan karena masalah kerohanian atau soal keselamatan kekal.
Jadi, dalam konteks pertobatan hidup umat Perjanjian Baru perbedaan tersebut bukan pada berkat jasmani, tetapi menyadari bahwa mereka belum/sedang tidak hidup dalam kasih persekutuan dengan Tuhan Yesus Kristus dengan sepenuh hati dan segenap hidup.
Mereka belum bisa menempatkan Tuhan Yesus ditempat yang tertinggi didalam hidupnya.
Mereka masih memberi nilai tinggi terhadap hal hal yang ada didalam dunia ini, sukacita mereka masih tergantikan oleh barang fana, kesenangan, kehormatan, dan fasilitas hidup yang sediakan oleh dunia ini. Mereka merasa lebih lengkap dan merasa bahagia jika hidup dalam kelimpahan berkat jasmani.
Mereka merasa tidak menyakiti hati Tuhan sebab mereka berpikir berkat tersebut datangnya dari Tuhan untuk mereka nikmati seindah-indahnya dan sepuas puasnya.
Sejatinya umat perjanjian baru harusnya tidak tersukacitakan oleh karena berkat tersebut namun Pribadi Tuhanlah yang harus menjadi sukacitanya.
Demikianlah Tuhan Yesus berkata kepada mereka yang memiliki sikap hati yang tidak murni dihadapan Tuhan : Yohanes 6:26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang".
Harus diingat setiap berkat dari Tuhan memuat tanggung jawab didalamnya dan bukan untuk digunakan secara sembarangan.
Jika dalam berurusan dengan Tuhan kita masih memiliki sikap hati yang tidak murni selain karena mengasihi Tuhan dan ingin melakukan kehendak-Nya maka hidup kita di zaman ini tidak ubahnya/tidak ada bedanya dengan keadaan umat Israel yang hanya berurusan dengan Tuhan karena ada kepentingan kebutuhan pemenuhan berkat jasmani. Sikap seperti ini sudah cukup membuat hati Tuhan tersakiti oleh kita.

Tuhan menginginkan umat perjanjian baru harus memberi nilai tinggi Tuhan dari segala yang ada didalam dunia ini, taat kepada Tuhan dan hidup bagi Tuhan sepenuhnya.
Olehnya bukan hal yang tidak beralasan mengapa Firman Tuhan menasehati kita : "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu (Markus 12:30).
Dalam kehidupan umat Perjanjian Baru, kalau pertobatan hanya sekedar menyesal namun tidak disertai dengan sikap  berusaha untuk hidup berkenan dan mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh untuk melakukan kehendak-Nya, maka pertobatannya belum terbilang layak dan bisa diterima dihadapan Tuhan.
Sejatinya pertobatan yang benar akan disertai dengan kesadaran penuh bahwa dirinya telah melukai hati Tuhan dan sesamanya sehingga merasa pedih hati (Lukas15:18), kemudian mau berbalik dan bertobat dengan sungguh-sungguh dihadapan Tuhan untuk berusaha hidup berkenan dan melakukan kehendak-Nya didalam hidup ini.

Hendaknya kita tidak merasa bahwa kita tidak melukai hati Tuhan dan orang lain hanya karena tidak melakukan pelanggaran umum dan nyata-nyata merugikan sesama.
Dalam kisah anak yang terhilang didalam Lukas 15:8-32, memang tidak secara langsung si sulung menyakiti hati bapa dan adiknya tetapi sebenarnya si sulung sangat melukai hati bapanya dan si bungsu, dengan sikap si sulung yang tidak suka adiknya pulang dan diperlakukan ayahnya begitu istimewa (Lukas 15:27). Penjelasan di atas ini membuka pengertian kita bahwa pertobatan orang percaya harus berangkat dari kesadaran diri sendiri, bahwa keadaannya jauh dari Tuhan sangat menyakitkan dan dirinya telah melukai hati Tuhan.
Kita harus menyadari betapa buruknya keadaan kita ini di hadapan Tuhan, sampai seharusnya kita merasa tidak layak menjadi anak Allah (Lukas 15:19,21). Harus disadari pula bahwa ketika kita tidak memiliki moral seperti Bapa, maka kita belumlah dikatakan layak menjadi anak-Nya.
Ketika moral kita belum seperti Bapa berarti kita masih belum menyerahkan hati sepenuhnya kepada Bapa kita Yesus Kristus.
Hendaknya kesadaran ini memicu kita untuk melakukan pertobatan yang sungguh sungguh, berjuang menyerahkan hati kita dan segenap hidup kita kepada Tuhan dan hidup bagi Tuhan sepenuhnya, memberi nilai tinggi terhadap Tuhan dari segala yang ada didunia ini, bertumbuh sempurna seperti Bapa kita Yesus Kristus yang adalah sempurna (Matius 5:48). Inilah sejatinya pertobatan orang percaya yang benar dihadapan Tuhan.

Amin.

Kamis, 26 Mei 2016

MENYENANGKAN HATI TUHAN SETIAP SAAT


2 Korintus 5:15  Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

Setiap orang percaya harus mengerti dan sadar bahwa ketika Tuhan Yesus menebus kita dari dosa kita yang seharusnya kita pikul sendiri maka kita adalah orang orang yang berhutang kepada-Nya, olehnya segenap hidup kita haruslah kita persembahkan untuk hidup bagi Tuhan, dalam hal ini kita harus menyenangkan hati Tuhan sebagai buah pertobatan kita dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Sering kita mengatakan bahwa kita mau menyenangkan hati Tuhan. Tahukah saudara dengan cara bagaimanakah kita menyenangkan hati Tuhan?
Seseorang yang gagal menyenangkan Tuhan dalam kehidupan setiap hari dan setiap saat melalui segala perbuatan dan di segala situasi, tidak akan dapat menyenangkan Tuhan dalam kegiatan pelayanan gerejani.
Pelayanan gereja hanya menjadi kamuflase semata-mata ketika ia gagal menyenangkan hati Tuhan didalam perbuatannya sehari-hari.
Hendaknya orang percaya tidak berpikir bahwa dirinya bisa menyenangkan hati Tuhan melalui kegiatan pelayanan gereja tanpa menyenangkan hati Tuhan dalam kehidupannya setiap saat dan dalam segala situasi.
Kalau jemaat atau aktivis gereja atau seorang pendeta berpikir bahwa keberadaannya yang selalu ada dalam kegiatan pelayanan gereja berarti sudah hidup di pihak Tuhan dan telah menyenangkan hati Tuhan, maka ia adalah orang yang menyesatkan dirinya sendiri.
Orang seperti ini juga pasti bisa membuat jemaat dan banyak orang di luar gereja menjadi keliru dalam bersikap kepada Tuhan.

Menyenangkan hati Tuhan bukanlah perbuatan yang mengkampanyekan kuasa dan kebaikan Tuhan dalam kesaksian berkat-berkat jasmani serta mujizat, hal itu Tuhan adakan sebagai tanda yang menyertai orang percaya dan bukan untuk menjadi tolak ukur seseorang sudah menyenangkan hati-Nya.
Menyenangkan hati Tuhan adalah hal yang lebih menekankan kepada bagaimana orang percaya menjadi manusia Kristus yang sempurna dengan mengenakan gaya hidup Tuhan Yesus Kristus, inilah maksud dari keselamatan itu diberikan.
Orang yang ingin menyenangkan hati Tuhan harus memiliki sikap hidup : makanannya ialah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya tanpa batas dalam hidupnya.

Menyenangkan hati Tuhan setiap saat adalah pilihan setiap saat pula yang menunjukkan apakah seseorang memilih Tuhan atau tidak. Orang yang hidupnya tidak menyenangkan hati Tuhan setiap saat adalah orang yang tidak memilih Tuhan. Ia memilih dirinya sendiri dan memilih dunia ini.
Dengan berusaha menyenangkan hati Tuhan setiap saat melalui segala hal dan segala situasi, hal ini menunjuk bahwa ia mau berusaha mewarnai hidupnya dengan hidup dalam ketertundukan kepada Tuhan tanpa batas.
Seharusnya jika ia seorang pendeta sekalipun, ia harus memiliki sikap hati yang belum merasa puas dan layak sebagai hamba Tuhan sebelum ia mewarnai hidupnya dengan hidup dalam ketertundukan kepada Tuhan tanpa batas.

Dua hal utama yang harus dimengerti untuk menyenangkan hati Tuhan. Pertama, kita harus memahami dengan lengkap keseluruhan rencana Tuhan atas dunia ini.
Keseluruhan rencana Tuhan antara lain mengapa Tuhan menciptakan manusia, mengapa Tuhan sendiri yang turun ke dunia, apakah keselamatan itu dan lain sebagainya.
Seseorang tidak akan dapat menyukakan hati Tuhan tanpa mengerti kebenaran Alkitab secara tepat dan lengkap.
Di dalam keseluruhan rencana Tuhan tersebut kita sebagai umat pilihan Tuhan harus menemukan juga “Tujuan Tuhan” menempatkan kita diposisi sekarang ini. Orang Kristen yang mau menyenangkan hati Tuhan harus menemukan "Tujuan Utama Tuhan" didalam hidupnya.
Hal tersebut bisa ditemukan lewat pertemuannya setiap hari dengan Tuhan, menyiapkan waktu khusus datang kepada Tuhan untuk bersekutu dengan-Nya dan peka terhadap bahasa Tuhan yang Tuhan nyatakan didalam setiap peristiwa dihidupnya.

Kedua, kita harus memahami bagaimana memiliki sikap hati atau manusia batiniah yang benar dihadapan Tuhan kita Yesus Kristus. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah pemahaman yang akurat mengenai kebenaran Injil yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Kebenaran Injil akan membuka pengertian kita terhadap manusia macam apakah yang dikehendaki oleh Tuhan. Manusia yang dikehendaki oleh Tuhan bukan manusia yang taat kepada hukum moral saja, tetapi yang memiliki sikap batiniah yang baik sesuai standar Tuhan Yesus.
Inilah yang dimaksud oleh Firman Tuhan bahwa kita harus memiliki pikiran dan perasaan Kritus (Filipi 2:5-8).
Standar hidup yang benar dari Tuhan Yesus untuk umat-Nya adalah : ada tertulis didalam Injil Matius 5:48 "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Hendaknya kita tidak berpikir bahwa Tuhan bisa disukakan kalau kita menjadi aktivis gereja bahkan pendeta, juga tidak cukup dengan memberi uang dalam jumlah besar berapa pun.

Tuhan hanya disukakan oleh orang yang dalam segala tindakannya berkenan kepada-Nya setiap saat, menghormati dan menghargai kehadiran Tuhan, memberi Nilai Tinggi Tuhan Yesus dari segala yang ada didalam hidupnya dan berusaha menjadi sempurna seperti Bapa kita Tuhan Yesus Kristus yang adalah sempurna.

Amin.

Rabu, 25 Mei 2016

MEMBUAT PILIHAN MENJADI SAHABAT TUHAN


Yohanes 15:14
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.

Posisi sebagai sahabat Tuhan atau bukan dapat dimulai dari sekarang. Ini adalah pilihan yang harus diambil secepatnya dan tidak bisa ditunda.
Dalam banyak hal atau dalam segala hal boleh tidak ada kepastian, tetapi untuk menjadi sahabat Tuhan haruslah sebuah kepastian.
Dan kepastian ini harus dirajut atau dibangun mulai sekarang, dalam kesengajaan dan kesadaraan penuh dalam situasi atau tindakan nyata setiap hari.
Hal ini harus menjadi prioritas utama hidup orang percaya. Inilah yang dimaksud dengan mendahulukan Kerajaan Surga (Matius 6:33).
Hal untuk menjadi sahabat Tuhan, ini bukan sebuah pekerjaan sederhana.
Ini sebuah pekerjaan yang tidak mudah untuk dilakukan, ini merupakan hal yang harus menjadi perhatian kita disetiap detik hidup kita, sebab ini menyangkut masalah sikap hati dan sikap hidup kita sehari hari dalam menjalani hidup ini apakah kita sudah benar benar berkelakukan seperti yang kehendaki Tuhan menjadi pribadi pribadi yang berkarekter Kristus yang memiliki pikiran dan perasaan Tuhan Yesus.

Di Injil Yohanes 6:26-29 Tuhan berkata agar kita bekerja untuk roti yang tidak dapat binasa.
Pekerjaan di sini maksudnya adalah usaha atau aktivitas, dan pekerjaan tersebut adalah percaya.
Membuktikan percaya kepada Tuhan adalah sebuah pergumulan.
Menjadi orang percaya berarti hanya hidup untuk mempersiapkan diri menghadapi kekekalan.

Percaya kepada Tuhan memiliki konsekuensi yang berat dimana seluruh keinginan, kehendak, dan kesenangan hidup seseorang direngut oleh Tuhan dan segenap hidupnya harus diarahkan kepada keinginan Tuhan untuk dibentuk menjadi pribadi yang sesuai dengan selera yang dikehendaki Tuhan, menjadi pribadi yang memiliki pikiran dan perasaan Tuhan yang dipakai menjadi alat Tuhan yang taat, yang menjadikannya hidup hanya bagi Tuhan sepenuhnya.
Kalau seseorang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus berarti ia harus mengerti Firman-Nya dan melakukannya.
Kalau seseorang berkata bahwa ia memiliki iman kepada Tuhan Yesus, berarti ia harus membuktikan imannya atau mengerjakan percayanya tersebut.
Seperti Abraham disebut sebagai bapa orang percaya setelah mengerjakan iman percayanya dengan benar.
Ternyata percayanya kepada Tuhan menyita seluruh kehidupannya.

Pada zaman Tuhan Yesus, kalau seseorang berkata percaya maka percayanya tersebut harus dibuktikan dengan sungguh sungguh yang didalamnya memiliki konsekuensi hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Kalau hari ini orang hanya bisa berkata "saya percaya Yesus adalah Tuhan" itu hanya baru sebatas/sekedar menunjuk percaya kepada sejarah dan indentitas-Nya dan belumlah dikatakan percaya yang dimaksud oleh Tuhan.
Percaya kepada Tuhan haruslah ditunjukan dengan mengenal pribadi-Nya dan kehendak-Nya, berusaha melakukan perintah-Nya dengan taat tanpa batas didalam hidup ini, menyerahkan segenap hidup hanya bagi kepentingan Tuhan Yesus dan kerajaan-Nya inilah yang disebut percaya kepada Tuhan Yesus yang benar.
Hari ini setelah Kekristenan menjadi agama, seseorang menunjukkan percayanya hanya datang ke gereja atau mengaku sebagai orang Kristen. Seharusnya pengakuan percayanya terbukti ketika ia tidak sama dengan dunia sekitarnya,
Roma 12:2  Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Orang yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus haruslah mengalami pembaharuan pikiran oleh Firman Tuhan dari waktu ke waktu dan senantiasa mengarahkannya kepada pikiran dan perasaan Kristus sehingga dengan demikian terbentuklah pikiran Kristus yang mengubah kehidupannya secara sempurna didalam dirinya.
Untuk bisa memasuki tahap ini seseorang harus terlebih dahulu menentukan pilihannya apakah sebenarnya ia sedang memilih menjadi sahabat Tuhan Yesus atau sebaliknya menjadi seteru Tuhan. Menjadi sahabat Tuhan berarti menunjuk hidupnya memiliki filosofi hidup "makananku adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya".
Sebaliknya ketika seseorang hidup dengan kehendaknya sendiri dan hidup dengan gaya hidup yang digelar seperti orang dunia pada umumnya yang mencari kesenangan hidup dibumi ini maka ia sudah menjadikan dirinya menjadi musuh Tuhan.

Ketika seseorang belum mau memposisikan dirinya untuk menjadi sahabat Tuhan, maka sebenarnya dan seharusnya ia sudah dapat memperhitungkan dengan pasti bahwa hidupnya sedang menuju arah kebinasaan di api kekal.
Kekristenan bukan sebuah keyakinan semata-mata, tetapi sebuah penghayatan hidup yang meresponi panggilan Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya tanpa batas dalam hidup ini.
Jadi kalau seseorang belum memiliki konsep kehidupan yang diubahkan kearah yang Tuhan kehendaki maka sebenarnya ia belum menjadi sahabatnya Tuhan, tentu ia akan berakhir dan disamakan dengan orang yang dimaksudkan oleh Tuhan dengan perkataan-Nya " Aku tidak pernah mengenal kamu (Matius 7:23).

Keyakinan kesalamatan bukan sesuatu yang abstrak tidak berdasar, tetapi sesuatu yang tindakan nyata adanya bukti penurutan terhadap kehendak Tuhan, sebagaimana iman juga harus ada tindakan pembuktiannya.
Seperti contohnya Paulus, ia yakin memperoleh mahkota abadi, bukan gambling atau untung-untungan (1Kor. 9:25-27).
Paulus berusaha dengan maksimal memberikan segenap hidupnya bagi Tuhan dan memenuhi rencana-Nya, ia melatih tubuh dan seluruh kehidupannya untuk terus berusaha berkenan dihadapan Tuhan karena Paulus pun menyadari ketika ia tidak melatih tubuhnya sendiri dengan sempurna yaitu menguasai seluruhnya untuk diarahkan kepada kehendak Tuhan, maka ia sendiri pun bisa di tolak oleh Tuhan.
1 Korintus 9:27  Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Seorang anak yang mau UAN (Ujian Akhir Nasional) harus belajar rajin supaya lulus, sehingga kelulusannya menjadi sesuatu yang semakin pasti. Soal UAN tidak mudah diprediksi atau diduga, sehingga masih ada unsur untung-untungan, tetapi Firman Tuhan adalah sesuatu yang pasti. Kalau tidak melakukannya, kita bisa tidak dikenal oleh Tuhan (Ibrani 6:10-11).

Pada umumnya orang berpikir bahwa hari-hari yang dijalaninya menuju suatu titik akhir yang tragis. Itulah sebabnya orang mencoba mempertahankan kehidupan di bumi ini selama mungkin.
Hidupnya dipenuhi segala keserakahan untuk memiliki segala fasilitas yang bisa diraihnya, sebab di dalamnya ia mengharapkan sukacita hidup yang melengkapi hidupnya.
Kematian baginya suatu momok yang menakutkan. Mereka memandang hidup di dunia ini adalah kehidupan yang indah. Kehidupan yang indah yang tidak boleh diakhiri buru-buru, tetapi dipertahankan selama mungkin dan dikembangkan sedemikian rupa supaya bisa meraih sebanyak-banyaknya yang disediakan dunia ini bagi manusia.
Tetapi bagi anak-anak Tuhan, kita harus berpendirian berbeda dengan orang tidak mengenal Tuhan Yesus.
Bagi kita orang percaya, dunia hari ini merupakan awal dari kita belajar mengenal pribadi agung Tuhan kita Yesus Kristus dan memposisikan diri kita menjadi sahabat karibnya Tuhan, tentu saja kita harus membawa segenap hidup taat melakukan sesuai dengan keinginan Tuhan.
Dengan menjadikan diri sebagai sehabatnya Tuhan maka kesulitan hidup dan bahkan sampai kematian bukan lagi merupakan momok yang menakutkan, sebab Tuhan selalu ada bersama sama dengannya dan senantiasa menyertai sampai kesudahan zaman atau dimana hari ia menutup mata.

Bagi kita orang percaya yang penting asal ada makanan dan pakaian cukuplah (1 Timotius 6:8).
Dan tentu saja orang yang menjadi sahabatnya Tuhan adalah orang yang bertanggung jawab kepada keluarga, bekerja dengan jujur, rajin dan ulet, yang dimana ia melakukan hal tersebut karena ia memiliki kepentingan untuk memenuhi rencana Tuhan dan kehendak-Nya selama dibumi ini, menjadi berkat bagi keluarga dan sesamanya.
Ketika Tuhan Yesus berkata: jangan gelisah hatimu, di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal, Aku menyediakan tempat bagimu. Jaminan inilah yang membuat hidup kita berbunga-bunga dan bergairah melayani Tuhan dan terus selalu mengarahkan hidup kita seluruhnya kepada kerajaan Bapa kita di surga yaitu Tuhan kita Yesus Kristus.

Memilih menjadi sahabat Tuhan berarti menunjuk hidupnya harus memiliki filosofi hidup "makananku adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya".

Amin.

Selasa, 24 Mei 2016

BERURUSAN DENGAN TUHAN DENGAN MOTIVASI YANG BENAR


Filipi 3:19  Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

Didalam suratnya Paulus memberikan nasehat kepada jemaat di kota Filipi, karena di kota itu terjadi suatu perpecahan didalam jemaat sehingga Paulus menuliskan suratnya untuk menghilangkan dan menasehati jemaat di Filipi untuk waspada terhadap pengajaran yang negatif dan pengajar-pengajar sesat tertentu yang memiliki motif yang tidak murni dihadapan Tuhan.

Menjadi masalah yang harus dipersoalkan oleh orang percaya hari hari ini adalah, apa yang mendorong seseorang dapat melakukan hukum-hukum Tuhan.
Ini sama dengan apa yang menggerakkan seseorang berurusan dengan Tuhan ?
Banyak motivasi yang mendorong seseorang melakukan hukum Tuhan dan menjalankan kegiatan rohani.
Motif-motif itu antara lain supaya diberkati Tuhan, baik dengan berkat jasmani maupun berkat rohani, supaya jangan dikutuk, supaya menyenangkan Tuhan, supaya tidak masuk neraka dan lain sebagainya. Motif-motif ini kedengarannya benar dan baik, tetapi sebenarnya belum tepat sasaran seperti yang Tuhan kehendaki.

Pada tingkat tertentu Tuhan akan membawa orang percaya kepada suatu tingkat bahwa yang mendorong seseorang melakukan kehendak-Nya haruslah karena mengasihi Tuhan Yesus sebagai Bapa. Mengasihi Tuhan Yesus sebagai majikan yang memiliki segenap hidupnya.
Motif inilah yang seharusnya mendorong melakukan kehendak-Nya.
Karena mengasihi Tuhan maka seseorang tersebut berusaha menyenangkan hati-Nya. Oleh karena mengasihi Tuhan maka ia berusaha melakukan kehendak Tuhan dengan taat sampai pada hari Tuhan menjemputnya, sebab Tuhan menghendaki di mana Tuhan ada, orang percaya juga ada (Yoh. 14:1-3).

Perlu kita pahami disini bahwa orang yang menyenangkan Tuhan belum tentu mengasihi Tuhan, sekali lagi tergantung apa motifnya dibalik ingin menyenangkan hati Tuhan tersebut?
Jika tidak murni untuk kepentingan Tuhan dan mengasihi Tuhan maka bisa jadi motifnya bisa menjadi salah yaitu karena ada dorongan memuaskan kepentingan untuk dirinya sendiri, salah satunya adalah bisa jadi ia berurusan dengan Tuhan karena ingin bisnis dan pekerjaannya diberkati Tuhan yang sebenarnya sumber kebahagiannya bukanlah Tuhan namun kebahagiaannya adalah terwujud keinginannya tersebut.
Banyak orang tidak menyadari bahwa sebenarnya ia sedang datang kepada Tuhan dengan motivasi yang tidak murni dihadapan Tuhan, banyak orang datang kepada Tuhan supaya Tuhan mememuhi keinginan-keinginan hidupnya yang pada dasar ia menjadi bahagia jika Tuhan memenuhi dengan keinginan tersebut yang tidak lain adalah menikmati kesenangan hidup dan kebahagiannya dibumi ini.
Orang seperti ini pada dasarnya hanya menginginkan isi dompet-Nya Tuhan dan bukan lagi karena murni mengasihi Tuhan dan membela kepentingan-Nya.

Tetapi orang yang mengasihi Tuhan pasti menyenangkan hati-Nya, inilah perbedaannya. Oleh sebab mengasihi Tuhan, maka ia berusaha hidup dalam berkat-Nya untuk memenuhi kehendak, rencana Tuhan dan kepentingan Tuhan didalam hidupnya sebab Tuhan menghendaki kita hidup di dalam berkat-Nya (Yohanes 10:10).
Dengan demikian landasan orang percaya berurusan dengan Tuhan adalah karena mengasihi Dia.
Ketika Tuhan Yesus berkata "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu", ini berarti Tuhan mau menunjuk bahwa orang percaya harus mengasihi Tuhan tanpa ada yang disisakan, artinya semua potensi didalam dirinya, dan segenap hidup harus diarahkan hanya untuk mengasihi Tuhan.

Dalam Yohanes 21:15-19, Tuhan Yesus bertanya kepada Petrus apakah ia mengasihi Tuhan Yesus? Tuhan Yesus tidak bertanya: Apakah Petrus mau melakukan hukum-hukum-Nya?
Tuhan Yesus mengulang-ulang pertanyaan itu agar Petrus sungguh-sungguh dapat menghayati kasihnya terhadap Tuhan Yesus.
Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari keadaan diri Petrus pada waktu itu (ia baru saja menyangkali Tuhan), Tuhan menghendaki agar Petrus memiliki kasih yang tulus kepada Tuhan Yesus. Mengasihi Tuhan adalah dasar dari kesediaan Petrus mengiring Tuhan Yesus. Kalau dasar ini benar maka apapun akan rela dilakukannya bagi Tuhan dengan kualitas yang sangat baik.
Dalam hal ini harus ditegaskan bahwa Tuhan menghendaki orang percaya memiliki sikap hati yang benar di hadapan-Nya.
Dan sikap hati yang benar itu adalah “mengasihi Tuhan”.
Tuhan tidak mempermasalahkan pengkhianatan Petrus kepada Yesus yang sudah terjadi.
Pengalaman masa lalu bisa membentuk sikap batin Petrus terhadap Tuhan Yesus. Melalui pengalaman itu Tuhan memurnikan, menumbuhkan dan menyempurnakan kasih Petrus kepada-Nya.

Jadi landasan orang percaya berurusan dengan Tuhan Yesus haruslah hanya satu yaitu karena kita mengasihi Tuhan Yesus lebih dari segalanya yang ada didalam dunia ini, hidup hanya untuk memenuhi kepentingan Tuhan, menjadikan Tuhan Yesus satu-satunya sumber sukacita didalam hidup kita.
Dan kita tidak boleh menggantikan sumber sukacita kita terhadap Tuhan Yesus sebagai satu satunya harta kita yang abadi didalam hidup ini sebab kesenangan-kesenangan lain dihidup ini adalah tidak lain sama dengan penyembahan berhala dimata Tuhan kita Yesus Kristus.
Dengan demikian orang tidak lagi mencintai hartanya melebihi kecintaannya kepada Tuhan Yesus, orang seperti ini akan menjadi alat kebanggaan Tuhan Yesus sebab ia tidak mencintai dunia ini dan hanya Tuhan Yesus lah yang menjadi kesenangan dan sumber sukacita didalam seluruh wilayah hidupnya.

Kolose 3:5  Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,

Amin.

Senin, 23 Mei 2016

MENGARAHKAN GAYA HIDUP YANG BERKENAN DIHADAPAN TUHAN


2 Petrus 3:10-11
10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.
11 Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup

Petrus menasehati umat Tuhan untuk benar benar dengan serius mempersiapkan diri hidup sesuai dengan yang dikehendaki Tuhan yaitu menjadi manusia manusia yang melakukan kehendak Tuhan dengan taat dan menjaga kesucian hidup tidak bercacat cela sampai pada saat hari kedatangan Tuhan Yesus menjemput orang percaya masuk kedalam kerajaan-Nya. Hendaknya nasehat Petrus ini harus menjadi gaya hidup orang percaya yang setia menantikan kedatangan Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus menyatakan bahwa orang percaya bukan berasal dari dunia ini (Yohanes 17:16), seperti Dia juga bukan berasal dari dunia ini. Tuhan Yesus juga menunjuk bahwa orang percaya bukan bagian dari dunia ini sebab dunia ini akan dihancurkan sesuai dengan apa yang dikatakan Petrus dalam suratnya bahwa langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya (2Petrus 3:1-13). Dengan demikian hendaknya orang percaya harus sadar bahwa dunia ini bukan tempat untuk mencari kenyamanan hidup yang sebenarnya. Hidup didunia ini adalah hidup yang belajar taat kepada kehendak Tuhan dan menyempurnakan diri segambar dengan Tuhan Yesus. Dengan gaya hidup seperti ini maka sesuai dengan janji-Nya, Tuhan akan mengangkat orang percaya (1Tesalonika 4:17). Orang percaya akan diungsikan Tuhan, dibawa ke tempat di mana tidak ada kejahatan yaitu didalam kerajaan-Nya yang kekal.
Firman Tuhan menyatakan bahwa orang percaya yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah orang percaya akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.

Orang percaya adalah orang-orang yang akan dibawa keluar dari dunia ini ke kota yang memiliki dasar yang direncanakan dan dibangun oleh Allah sendiri. Itulah kota yang dirindukan oleh Abraham (Ibrani 11:10).
Kerinduannya terhadap kota itu mendorong Abraham meninggalkan Ur-Kasdim dan tidak pernah berniat kembali ke negerinya, walaupun ia akhirnya juga mati dan tidak menemukan negeri itu. Ia hanya melihat dari jauh dan melambai-lambaikan tangannya.
Hal ini menunjukkan kerinduannya yang sangat kuat untuk sampai ke negeri itu.
Ini suatu hal yang mengagumkan, yaitu walaupun Abraham hidup di zaman Perjanjian Lama, tetapi ia sudah menghayati betapa tidak bernilainya hidup di bumi ini kalau hanya menikmati kesenangannya.
Itulah sebabnya ia merindukan tempat lain.
Abraham sangat menghargai Tuhan lebih dari apapun, ia sangat taat menyerahkan kehendak dan keinginannya sendiri kepada yang diingini oleh Tuhan. Ia rela meninggalkan negerinya dan tidak menikmati kehidupan seperti orang lain.
Ia juga berani mempersembahkan anaknya, Ishak, tanpa ragu-ragu demi Tuhan yang dihormati dan dihargainya lebih dari segala hal.
Jiwa ketaatan dan kepercayaan Abraham inilah yang menunjukkan imannya kepada Tuhan. Sejatinya kehidupan iman Abraham seperti ini yang harus juga diteladani sepenuhnya oleh orang percaya .
Harus diingat bahwa orang-orang yang dinyatakan beriman sebagai anak-anak Abraham mestinya memiliki kehidupan seperti Abraham.

Oleh sebab itu, kalau mau menjadi seorang yang berasal dari atas, harus meninggalkan percintaannya dengan dunia ini. Percintaan dunia artinya hasrat menikmati hidup di bumi sama seperti orang-orang pada umumnya.
Harus diingat bahwa orang percaya tidak berkewajiban memiliki segala sarana yang ada di dunia ini dan kesenangan-kesenangannya.
Sesungguhnya yang penting adalah melayani Tuhan dengan segala sesuatu yang Tuhan percayakan kepada orang percaya.
Jadi kalau orang percaya studi, berkarir, bekerja, berumah tangga dan melakukan segala kegiatan, semua itu diperuntukkan bagi kepentingan persiapan memasuki Kerajaan Surga, bukan untuk membangun surga di bumi ini.
Kita mengerjakan segala sesuatu untuk Tuhan, bukan untuk kepentingan hidup kita dibumi ini.
Dengan demikian kita pada akhirnya menaruh hati kita kepada harapan, sukacita, dan kebahagiaan kita hanya kepada Tuhan Yesus saja.
Sikap hati seperti ini akan membangun jiwa yang sangat kuat dikuasai oleh Roh Kudus yang akan terus menggarap dan mengarahkan hidupnya kepada kehendak-kehendak Tuhan secara sempurna didalam hidupnya.

Abraham adalah teladan iman orang percaya. Seperti Abraham meninggalkan Ur-Kasdim mencari “kota Tuhan”, demikian pula orang percaya hidup di dunia ini juga hanya mau mencari kota Tuhan yaitu kerajaan surga.
Untuk itu fokus orang percaya haruslah mengusahakan diri mengumpulkan harta di surga, yaitu dengan usaha memiliki gaya hidup sebagai anak-anak Allah.
Gaya hidup orang percaya adalah gaya hidup yang mengarahkan diri kepada perkara-perkara yang di atas.
Olehnya Tuhan Yesus berkata :
Matius 6:19-21
19 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Dengan demikian orang percaya haruslah dapat bersunguh-sungguh menunjukkan kehidupannya sebagai alat peraga Tuhan di bumi ini yaitu menjadi pribadi pribadi yang mengumpulkan hartanya disurga artinya sejatinya hidup orang percaya adalah hidup hanya bagi Tuhan Yesus dan kepentingan kerajaan-Nya.
Oleh hal ini orang-orang percaya dapat menjadi terang dunia dan orang-orang dapat melihat kota yang terletak di atas bukit. Kota yang terletak di atas bukit adalah Yerusalem Baru/Kerajaan Tuhan Yesus di Surga.
Orang-orang Kristen yang tidak mau mengerti dan tidak mau mengenakan kebenaran ini akan makin terbelenggu oleh percintaan dunia dan tidak pernah bisa dilepaskan.
Bagian mereka adalah api kekal, disamakan dengan orang-orang fasik, sebab persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah (Yakobus 4:4).
Sejatinya masih banyak orang Kristen berkeadaan seperti ini. Kalau kita sedang dalam berkeadaan seperti ini, harus segera mengambil keputusan untuk berdamai dengan Tuhan, kembali kepada Tuhan dan mulailah memenuhi rencana Tuhan menjadi alat peraga Tuhan yang taat, menggelar kehidupan sesuai dengan kehendak Tuhan yang tidak bercacat cela segambar seperti Tuhan kita Yesus Kristus.

Amin.

Minggu, 22 Mei 2016

TETAP BERKENAN DAN SETIA DALAM PERKARA-PERKARA KECIL



Lukas 16:10
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar".

Melalui hal-hal yang sederhana setiap hari, Bapa yang kita kenal dan kita sembah yaitu Tuhan Yesus Kristus membuka peluang kepada kita untuk melakukan kehendak-Nya. Hal-hal sederhana itu bisa berupa tantangan-tantangan ringan untuk dilakukan.
Bila seseorang membiasakan diri melakukan kehendak Bapa dari hal-hal sederhana, maka ia akan dapat melakukan kehendak Bapa untuk hal-hal yang besar. Adalah tidak mungkin seseorang bisa melakukan dengan benar kehendak Tuhan dalam hal-hal yang melibatkan pikiran, perasaan, tenaga dan hal lain yang besar kalau tidak memulai dari hal-hal yang sederhana dalam kehidupan ini.
Misalnya contoh ketika seseorang kurang dilayani di suatu restoran, seorang pelayan terlambat menyajikan makanan. Kemudian orang itu marah-marah. Padahal kalau saja mau bersabar sebentar pesanannya akan segera datang. Sebenarnya dalam hal itu, Tuhan ingin setiap orang percaya belajar bagaimana menampilkan ketepatan perilaku yang seharusnya untuk ditampilkan sebagai layaknya perilaku anak anak Allah yang menjunjung tinggi melakukan kehendak Tuhan dengan taat.
Banyak orang tersandung dengan hal-hal yang kecil atau sederhana.
Tuhan mau kita membenahi sikap perilaku dalam hal hal kecil tersebut.

Dalam kehidupan ini ada hal-hal sederhana maupun hal hal yang besar yang Tuhan ijinkan terjadi guna mengubah sikap perilaku kita baik dalam hati, pikiran, perkataan sampai dengan perbuatan.
Hal-hal tersebut memang akan menguras tenaga dan perasaan yang “terpaksa” harus diijinkan Tuhan untuk dapat mengubah kita.
Tanpa hal tersebut sulit seseorang untuk berubah apalagi bisa melakukan kehendak Tuhan.
Kalau melalui hal hal sederhana seseorang tidak mau berubah, maka Tuhan harus menggunakan hal yang tidak sederhana untuk mengubah seseorang. Kalau dengan pukulan kecil seseorang meremehkan Tuhan, maka Tuhan bisa memberi pukulan yang lebih keras.

Kesalahan banyak orang adalah berpikir bahwa hal-hal sederhana yang dianggap kecil tidak memiliki arti dalam kehidupannya. Itulah sebabnya ia membiarkan dirinya dikalahkan dalam hal-hal yang sederhana, seperti misalnya tidak memberi kesempatan mobil yang sedang buru-buru melewatinya, tidak jujur berkenaan dengan uang kecil dan perkataan-perkataan setiap hari, canda-canda yang tidak kudus dan lain sebagainya.
Dalam sekolah kehidupan orang percaya, hal-hal tersebut merupakan mata pelajaran yang harus diperhatikan dengan serius. Hal-hal tersebut tidak boleh dianggap sebegai sesuatu yang sepele atau remeh. Harus diingat bahwa perkara-perkara besar dimulai dari hal-hal kecil atau yang sederhana.

Perjalanan seseorang untuk mengumpulkan harta abadi dimulai dari hal-hal sederhana yang terjadi setiap hari.
Dalam hal ini kita mengerti mengapa Tuhan Yesus berkata: Kumpulkan harta di surga (Matius 6:19-20). Di sini seseorang tidak bisa ke surga secara mendadak. Perjalanan ke surga adalah perjalanan panjang, sepanjang hidup seseorang di bumi ini. Setiap waktu adalah kesempatan yang berharga untuk mengumpulkan harta di surga, yaitu bertumbuh dalam kesempurnaan yang segambar dengan Tuhan Yesus.

Oleh sebab itu kehidupan kita hari ini harus dirancang dengan serius.
Firman Tuhan menasihati kita, agar kita memperhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup atau berkebiasaan,
Efesus 5:15  "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif",
Kata "hidup" dalam teks aslinya adalah peripateo yang bisa berarti hidup dalam arti keseluruhan.
Hidup bukan hanya menyangkut hal-hal besar, tetapi juga hal-hal kecil dan sederhana. Ini menyangkut cara hidup atau kebiasaan kita setiap hari secara menyeluruh.
Orang yang terbiasa meremehkan hal-hal sederhana setiap hari maka ia akan membangun cara hidup yang tidak akan pernah bisa mencapai apa yang Tuhan kehendaki didalam hidupnya sehingga seseorang tidak mungkin bisa menjadi bijaksana dan peka terhadap suara Tuhan.

Untuk itu setiap hal yang kita lakukan haruslah dipertanyakan atau dipersoalkan selalu apakah kita sedang melakukan apa yang menjadi kesenangan Tuhan atau malah sebaliknya, hal inilah yang akan menggiring kita semakin mengerti kehendak Tuhan dan semakin peka terhadap pikiran dan perasaan Tuhan kita Yesus Kristus.
Tentu ini hanya bisa dikenakan dan berlaku bagi orang percaya yang benar-benar ingin hidupnya ditemukan oleh Tuhan Yesus sempurna segambar dengan-Nya.
Orang yang mau mengenakan kehidupan yang segambar dengan Tuhan Yesus tentu adalah orang orang yang akan beroleh selamat dan dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus pada saat kedatangan-Nya. Kalau seseorang tidak memiliki niat yang bulat untuk terhindar dari api kekal, maka hal hal sederhana bukan sesuatu yang dianggap penting baginya.

Perlu kita ketahui Tuhan Yesus lebih sangat tertarik dengan kesetiaan kita dalam melakukan kehendak-Nya, Tuhan Yesus akan menyebut orang orang percaya yang ditemukan setia melakukan kehendak-Nya secara menyeluruh baik dalam hal hal yang kecil maupun hal yang besar dengan sebutan : "SETIA"

1 Tesalonika 5:24  Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.

Tuhan Yesus menginginkan setiap orang percaya didapati sempurna dihadapan-Nya dalam segala hal.
Oleh sebab itu orang orang yang akan beroleh selamat dan dipermuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus pada saat kedatangan-Nya adalah orang orang yang menggelar kehidupannya dengan setia melakukan kehendak Tuhan dengan benar, taat, berkenan dihadapan-Nya, dimulai dari hal perkara-perkara kecil sampai dengan yang terbesar dan dalam segala hal.

Amin.

Sabtu, 21 Mei 2016

MENYADARI KITA SEDANG DALAM DIDIKAN TUHAN


Ibrani 12:6-8
6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
7 Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
8 Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.

Bagi orang percaya, kesempatan hidup yang hanya sekali di dunia yang sangat singkat ini adalah proses belajar, yang sama dengan sekolah kehidupan.
Sekolah kehidupan kita dimulai dari hal-hal sederhana yang terjadi dalam kehidupan kita setiap hari.
Itulah sebabnya kita tidak boleh menganggap remeh setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita setiap hari karena disetiap peristiwa ada unsur didikan Tuhan didalamnya dan Tuhan mau kita belajar dari-Nya dari setiap peristiwa didalam kehidupan kita.
Untuk itu sangat penting selalu menghubungkan setiap kejadian peristiwa dihidup kita dengan Tuhan agar kita bisa mengerti dan peka terhadap didikan-Nya.

Tuhan menyatakan bahwa rambut di kepala kita pun terhitung.
Matius 10:30 "Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya".
Dalam teks bahasa Inggris versi King James diterjemahkan: "But the very hairs of your head are all numbered".
Kata dihitung atau diberi nomor artinya Tuhan menandai setiap lembar rambut kita. Maksud perkataan Tuhan ini juga berarti bahwa setiap rambut kita ditandai. Pernyataan ini hendak menunjukkan betapa teliti Tuhan terhadap kita dan Ia ingin membentuk kehidupan kita dengan didikan yang super sangat teliti sehingga didalam diri kita terbentuk sifat dan karakter layaknya sebagai anak anak warga kerajaan surga yang menjunjung tinggi nilai kesucian hidup dan kasih terhadap sesama terlebih lagi kepada Tuhan kita Yesus Kristus.

Tuhan Yesus memperdulikan kita lebih dari kita memperdulikan diri sendiri.
Oleh sebab itu hendaknya kita tidak berpikir bahwa Tuhan kurang peduli terhadap keadaan kita. Kalau ada masalah hidup yang berat yang sedang kita hadapi, kita harus jujur memeriksa diri apakah hal itu akibat kesalahan kita atau bukan. Kalaupun kita mengalami kesulitan bukan akibat kesalahan kita, kita beryukur karena di balik semua peristiwa kehidupan Tuhan hendak menjuruskan kita kepada kesucian Tuhan dan kesempurnaan-Nya. Dengan demikian setiap hari setiap jam, setiap menit dan detik Tuhan menyediakan berkat pembentukan-Nya yang nilainya tidak terbatas. Kita harus mengerti bahwa Tuhan mendidik kita setiap hari agar kita yang percaya bisa mengerjakan dan memperoleh harta abadi yang tidak akan dapat diperoleh di kesempatan lain.

Dalam setiap keadaan, Tuhan mendatangkan kebaikan bagi kita.
Tentu selama kita mengerti maksud Tuhan di balik semua kejadian yang kita alami. Dalam kenyataan hidup ini, yang namanya bencana hidup itu hanyalah satu, yaitu seseorang terpisah dan terbuang dari hadirat Tuhan selama-lamanya/menjadi orang terhukum yang terkena murka Allah selamanya dikekekalan ketika sudah menutup mata. Inilah yang disebut bencana abadi bagi hidup manusia tersebut.
Itulah sebabnya sering Tuhan mengijinkan masalah berat kita alami agar kita terhindar dari bencana abadi ini.
Kalau seseorang mengerti hal ini, maka dalam hidup orang percaya harusnya tidak ada persungutan, tetapi yang ada adalah ucapan syukur menghiasi mulut, hati dan pikirannya karena bisa mendapatkan kehormatan dari Tuhan untuk menjadi murid-Nya.
Inilah yang dimaksud dengan menaruh percaya kepada-Nya. Orang yang menaruh percaya kepada Tuhan adalah orang-orang yang peduli terhadap apa yang dipedulikan oleh Tuhan. Tentu yang dipedulikan oleh Tuhan adalah kesucian dan kesempurnaan hidup kita ini.
Untuk itu dengan sangat teliti Tuhan menggarap kita melalui pendidikan sekolah kehidupan guna kesempurnaan kita dihadapan-Nya.

Pernyataan Tuhan Yesus dalam Matius 10:30 mengisaratkan bahwa Tuhan sangat teliti memperhatikan kita.
Ketelitian Tuhan nyata dalam tindakan-Nya menyeleksi setiap peristiwa yang diijinkan-Nya terjadi dalam hidup kita. Tuhan menaruh jaring di depan kita agar kita terhindar dari kejadian yang tidak perlu kita alami. Jadi, semua kejadian yang kita alami telah melalui seleksi Tuhan.
Tuhan mengontrol dan mengendalikan segala keadaan. Dengan demikian Tuhan membentuk kita melalui segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini, termasuk masalah-masalah sederhana yang terjadi dalam kehidupan ini.
Tuhan turut berkerja dalam segala hal (Roma 8:28).
Persungutan adalah sikap tidak menghargai kebijaksanaan Tuhan dan sikap penolakan terhadap penggarapan Tuhan melalui didikan-Nya.
Ingat, orang yang hidupnya bersungut-sungut pada akhirnya akan dibinasakan oleh malaikat maut.
1 Korintus 10:10  Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Orang yang suka bersungut-sungut adalah orang yang berhenti bertumbuh atau sukar bertumbuh, tentu ia tidak akan bisa memenuhi rencana dan kehendak Tuhan yang menginginkan setiap orang percaya mengambil bagian dalam kodrat Ilahi dan kekudusan-Nya.
Anak sekolah yang baik adalah anak yang suka menerima tugas. Sebab tugas tersebut membuat dirinya tambah maju dan cerdas. Rata-rata anak yang marah menerima PR adalah anak bodoh dan malas.

Kehidupan orang percaya harus mengalami perubahan ke arah kehidupan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Memang hanya untuk itulah kita hidup. Hidup di dunia ini adalah masa persemaian atau pembibitan.
Bibit yang buruk tidak akan ditanam Tuhan di taman abadi-Nya.
Kalau orang tidak menyadari ini, maka filosofi hidupnya adalah: Mari kita makan dan minum sebab besok kita mati (1Kor. 15:32).
Inilah pertimbangan hidup manusia pada umumnya, sebab mereka tidak tahu atau tidak mau tahu bahwa hidup di dunia ini hanya masa persemaian.
Masa persemaian yang singkat itu waktu sangat berharga, karena menentukan apakah ia akan menjadi bibit yang terbuang atau bibit yang digunakan.
Jika kita sungguh-sungguh menyadari realitas ini, maka kita akan memilih sekolah kehidupan yang Tuhan berikan untuk dimaknai sebagai pertolongan dari Tuhan bagi kita dari pribadi yang gelap menuju terang Tuhan agar kita bisa hidup bersama sama dengan Tuhan selama lamanya sampai di kekekalan. Sebab hakekat Tuhan adalah terang, jika manusia ingin hidup bersama sama dengan Tuhan, ia harus mau dididik Tuhan untuk masuk kedalam terang-Nya hingga sempurna seperti diri-Nya.
Pada akhirnya kita dapat mengerti betapa berharganya hidup ini. Keberhargaan hidup ini terletak pada kesempatan di mana Bapa berkenan mendidik kita agar kita menjadi “sempurna seperti diri-Nya adalah sempurna” dan "kudus seperti diri-Nya adalah kudus"

Ayub 5:17  Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.

Amin.

Jumat, 20 Mei 2016

HIDUP YANG MEMILIH KERAJAAN SURGA


Kolose 3:5-6
5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
6 semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka].

Pada umumnya orang telah terikat dengan keindahan dunia ini, sehingga hatinya dipenuhi oleh hasrat memperoleh sebanyak-banyaknya apa yang disediakan dunia ini agar ia mendapatkan kelegaan hidup didalamnya. Hasrat seperti ini sudah sedemikian melekat dalam jiwa banyak orang termasuk jemaat Kristen.
Sejak kecil banyak orang telah menyerap filosofi hidup yang demikian.
Mereka berpikir bahwa semakin memiliki banyak berarti semakin bahagia dan memiliki kehidupan yang lengkap dan utuh.
Begitu kuat ikatan filosofi tersebut karena sudah mendarah daging, maka sukar untuk melepaskannya, tetapi bagaimanapun orang percaya harus berjuang untuk melepaskannya.
Tidak salah menikmati apa yang Tuhan berikan tetapi bila sudah menjurus kepada usaha untuk menciptakan firdaus di bumi ini, berarti hal itu sudah merupakan pemberontakan kepada Tuhan. Inilah yang dimaksud dengan membangun kerajaan di bumi.
Orang seperti ini tidak layak mengucapkan doa Bapa kami: "Datanglah kerajaanMu", sebab pada hakekatnya ia masih mempunyai kerajaan diri sendiri didalam hidupnya.
Ironinya ia malah berdoa meminta Tuhan membantu membangun kerajaan dan kesenangannya tersebut yang sebenarnya sebagian besar untuk dipergunakan membela kepentingan hidupnya dan bukan lagi memikirkan hidup bagi kepentingan Tuhan.
Sikap hidup ini merupakan tindakan yang sudah sangat-sangat keliru dan akan mendatangkan Murka Allah.
Mestinya Tuhan yang mendominasi dan mensuborninasi (membawahi) manusia, tetapi dengan sikap tersebut berarti seseorang mau mendominasi dan mensubordinasi Tuhan.
Sikap seperti ini adalah sikap yang menunjukan seseorang mau menjadi Tuhan didalam hidupnya dan ingin memiliki kerajaannya sendiri dibumi ini dan Tuhan dijadikan sebagai hamba yang diminta untuk membantu mewujudkan kepentingan hidupnya tersebut.
Sikap salah ini harus dengan cepat disadari dan harus segera ditinggalkan.
Menjadikan Yesus sebagai Tuhan berarti kita harus hidup dalam pemerintahan-Nya. Tunduk kepada pemerintahan-Nya (2 Korintus 5:15).
Bagaimana seseorang bisa mengaku menerima Yesus sebagai Tuhan tetapi tidak mau tunduk kepada pemerintahan Kerajaan-Nya?

Kalau seseorang memilih untuk mengabdi bagi Kerajaan-Nya, maka kesediaan tersebut dinyatakan dalam tindakan nyata, yaitu menjadikan dunia ini sebagai pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Latihan) untuk mempersiapkannya sebagai pejabat-pejabat Kerajaan Allah yang layak menjadi sekutu Tuhan yang hidupnya didominasi oleh Tuhan dan taat kepada pemerintahan-Nya sampai di keabadian nanti.
Seluruh waktu, tenaga dan apa pun harus rela dipertaruhkan demi pertumbuhan kedewasaan dan pelayanan bagi Tuhan yaitu mengawal gereja-Nya.
Tuhan menghendaki agar orang percaya membangun Kerajaan Tuhan atau menghadirkan Kerajaan Tuhan, artinya suasana pemerintahan Tuhan harus hadir dalam hidup kita di mana seseorang selalu ada dalam PENURUTAN TERHADAP KEHENDAK TUHAN YESUS.
Suasana pemerintahan kerajaaan Tuhan Yesus juga berarti jiwa yang dikuasai oleh kerinduan terhadap perkara-perkara surgawi atau perkara-perkara diatas, yaitu penghargaan/memberi nilai tinggi hanya kepada nilai-nilai kekekalan.
Untuk ini Tuhan Yesus berkata: Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi… (Matius 6:19-20).
Banyak orang salah mengerti terhadap maksud ayat ini. Maksud ayat ini adalah bahwa orang percaya harus melatih diri dan terus berjuang untuk tidak terikat dengan hal-hal duniawi.
Terikat hal duniawi di sini maksudnya adalah seseorang masih memberi penghargaan/nilai tinggi terhadap kekayaan dunia atau materi sebagai sumber sukacitanya selain Tuhan sendiri sehingga membuat seseorang tidak menghargai nilai-nilai kekekalan, Hal ini mengakibatkan manusia masih berpontensi memiliki kemungkinan bisa memberontak kepada Tuhan.
Oleh karena itulah Tuhan Yesus berkata di Lukas 16:13 "Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Tuhan Yesus memiliki Kerajaan yang permanen/kekal, orang percaya hendaknya mencari Kerajaan dan harta yang permanen. Iblis menawarkan kerajaan dan harta yang tidak permanen (Lukas 4:5-8), tetapi Tuhan menawarkan harta yang permanen.
Kita tidak boleh terkecoh oleh keinginan daging dan tawaran iblis lewat kesenangan dunia ini.
Kita harus mempercayai Tuhan di atas segalanya. Untuk ini kita harus benar-benar mempercayai bahwa perkataan-Nya adalah benar. Dari kepercayaan tersebut kita harus mencari segala hal yang memiliki nilai kekal atau permanen.
Untuk ini mata pengertian kita harus dibukakan untuk melihat nilai kekekalan Kerajaan Tuhan, oleh karenanya dalam Matius 6:22 Tuhan berkata: Mata adalah pelita. Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.
Maksud perkataan Tuhan di sini adalah kalau seseorang tidak memiliki pengertian yang benar tentang kehidupan atau kebenaran dalam kehidupan ini maka jalan hidupnya pasti salah. Ia tidak akan mengutamakan perkara-perkata diatas. Berkenaan dengan hal inilah Paulus menasehatkan kepada kita semua bahwa hidup orang percaya telah mati dan hidupnya telah tersembunyi dengan Kristus olehnya Paulus menegaskan dengan kalimat sebelumnya : Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas....(Kol. 3:1-7).

Pemerintahan Kerajaan Tuhan tidak terselenggara dalam hidup orang percaya di bumi hari ini kalau mereka masih dikuasai oleh pikiran-pikiran duniawi. Pikiran duniawi adalah sarana Iblis atau pangkalan iblis menguasai kehidupan seseorang. Inilah yang harus terus diusahakan untuk dirobohkan.
Tetapi banyak orang masih berkeras dan tidak mau merobohkannya dan tidak mau benar benar melakukan bertobatan secara menyeluruh dihadapan Tuhan.
Harus selalu diingat bahwa persahabatan dengan dunia menjadikan diri seseorang musuh Allah (Yakobus 4:4).
Kalau pemerintahan Kerajaan Tuhan Yesus tidak terselenggara dalam hidup seseorang hari ini, maka ia tidak akan mengalami pemerintahan Tuhan di kekekalan nanti. Kalau seseorang tidak mengikat persahabatan dengan Tuhan hari ini, maka ia tidak akan mengalami persahabatan dengan Tuhan selamanya.
Maka dari itu ikatlah persahabatan dengan Tuhan dengan sungguh sungguh memberi segenap hidup kita mengabdikan diri hanya bagi Tuhan Yesus dan kerajaan-Nya.

Amin.

Kamis, 19 Mei 2016

PERTOBATAN YANG MEMBUAT DI SURGA BERSUKACITA


Lukas 15:7 Aku berkata kepadamu: “Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.”

Dalam kisah anak yang terhilang di Lukas 15:11-32 dikisahkan bahwa orang tua si Bungsu mengadakan pesta atas kepulangan anak bungsunya.
Hal ini menggambarkan sukacita di surga kalau ada satu orang bertobat.
Sering kita mendengar pendeta dan pemimpin puji-pujian mengatakan hal tersebut di depan jemaat. Kemudian dikesankan bahwa kalau ada orang yang bersedia mengubah kelakukannya dan mulai rajin ke gereja dipahami sebagai telah bertobat dan dinyatakan bahwa karena pertobatan orang tesebut membuat atau menciptakan sukacita di surga. Siapa sajakah yang bersukacita di surga? Tentu selain malaikat, yang pasti Tuhan pun bersukacita.

Masalah yang harus dipecahkan adalah pertobatan yang bagaimanakah yang membuat Tuhan bersukacita? Kalau hanya mengaku bertobat dengan meresponi “altar call”, belumlah membuat surga bersukacita.
Pertobatan yang dapat membuat surga bersukacita adalah pertobatan yang benar menurut ukuran Tuhan. Pertobatan yang benar adalah pertobatan seperti si Bungsu dalam Lukas 15:11-32, yaitu dari kehidupan yang dikuasai diri sendiri berbalik kepada kehidupan yang tunduk pada otoritas Allah Bapa.
Ketertundukkan ini sebagai ciri dari orang yang bersedia hidup dalam pemerintahan Allah, yaitu orang-orang yang pasti diperkenan masuk anggota keluarga Kerajaan Allah. Sukacita ini seperti menyambut kelahiran seorang anak dalam suatu rumah tangga.

Tentu saja pertobatan yang benar, yang membuat seseorang mengalami kelahiran baru, bukanlah satu kali pertobatan, tetapi sebuah proses pertobatan terus menerus yang membuka pengertian seseorang terhadap kebenaran dan kesediaan diri dalam sukacita hidup dalam dominasi Allah.
Untuk pertobatan seperti ini dibutuhkan pencerahan oleh kebenaran Firman Tuhan yang terus menerus secara berkesinambungan dan memberi diri untuk diajar, dituntun dan dipimpin oleh Roh Kudus untuk melakukan Firman Tuhan dan kehendak-Nya. Tentu saja hal ini tidak bisa berlangsung secara otomatis, tetapi harus diupayakan oleh masing-masing individu untuk meresponi dan berjalan seiring dengan Roh Kudus dan selalu mentaati-Nya.
Oleh sebab di satu aspek keselamatan adalah anugerah, yaitu pemberian cuma-cuma.
Setelah menerima anugerah tersebut harus ada yang dipertaruhkan dan harus berani kerja keras agar dapat “masuk pintu sesak” yaitu memberikan segenap hidup bagi Tuhan untuk menjadi manusia yang taat kepada kehendak Tuhan dan menjadi serupa dengan Tuhan Yesus.
Dikatakan Tuhan Yesus sebagai Allah penebus kita maka kita wajib hidup bagi Tuhan Yesus sepenuhnya dan tidak lagi hidup menurut kehendak diri kita namun benar benar hidup hanya bagi Tuhan Yesus yang telah menebus dosa kita.
2 Korintus 5:15 "Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka".
Paulus menyatakan bahwa ia harus melepaskan semuanya dan menganggapnya sampah supaya ia memperoleh Kristus (Filipi 3:7-9).
Inilah pertobatan yang sejati yang Tuhan Yesus inginkan.

Kalau mau jujur, hari hari ini sesungguhnya banyak orang orang yang menyebut dirinya orang percaya masih belum didapati layaknya berkeadaan sebagai anak-anak Allah yang layak dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Hal ini disebabkan mereka belum memiliki pertobatan yang benar dan belum mengalami kelahiran baru sesuai dengan kebenaran Tuhan.
Kalau jemaat tidak mengerti kebenaran ini, maka mereka telah menjadi orang-orang yang tidak mengenali diri sendiri. Mereka sudah merasa sebagai orang percaya yang benar dan normal, padahal mereka masih berstatus pemberontak. Pemberontak adalah orang yang tidak bersedia hidup dalam kekuasaan Tuhan secara penuh dan utuh. Hal ini bisa terjadi karena mereka tidak diajar bagaimana memiliki kehidupan sebagai umat pilihan dengan standar yang benar yang Tuhan kehendaki. Sejatinya, standarnya adalah kesempurnaan dan berkeadaan segambar seperti Tuhan Yesus sendiri (Roma 8:29), yang dalam seluruh hidup-Nya, Tuhan Yesus mencontohkan bagaimana hidup dalam kasih, kudus, tidak bercacat cela dan hidup hanya untuk melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Inilah kehidupan yang Tuhan Yesus inginkan dari kita orang orang percaya kepada-Nya dan hal ini baru akan mendatangkan sukacita yang besar bagi Tuhan Yesus yang bertahta di dalam Kerajaan Surga.

Amin.

Rabu, 18 Mei 2016

DIPILIH TUHAN AGAR BERTANGGUNG JAWAB


2 Timotius 4:5  Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

Kita harus menyadari bahwa kita sungguh-sungguh sedang hidup di penghujung dari akhir zaman. Perubahan dunia semakin cepat tidak terprediksi. Oleh sebab itu kita harus memahami bahwa gereja sekarang adalah gereja/umat Tuhan yang dipersiapkan untuk menyambut kedatangan Tuhan. Oleh sebab itu gereja harus menjadi gereja yang tak bercacat seperti mempelai wanita yang siap dipertemukan dengan mempelai pria. Untuk itu setiap individu dalam jemaat harus menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh, yaitu menjadi orang Kristen yang selalu membenahi diri.
Hal ini dimaksudkan agar setiap orang Kristen benar-benar belajar kebenaran Firman Tuhan dengan serius lebih dari waktu-waktu yang sebelumnya.
Terkait dengan hal ini, kita harus memperhatikan peringatan Paulus dalam 2 Korintus 11:2-3, agar pikiran orang percaya tidak disesatkan oleh Iblis dari kesetiaan yang sejati. Untuk itu orang percaya harus mengerti Injil yang benar, kebenaran orisinil yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Gereja tidak boleh takut menyuarakan Firman Tuhan yang murni karena ketakutan dapat menutup anugerah besar yang seharusnya diterima banyak orang.

Perhatian utama orang percaya haruslah tertuju kepada Tuhan sendiri. Segala aktivitas lain tidak boleh menyita perhatian kita kepada Tuhan sendiri yang menjadi obyek dari iman kita. Sebab sering terjadi, tanpa disadari banyak orang Kristen lebih sibuk memperhatikan pencapaian hidup, cita cita, kesenangan hidup dan berbagai kegiatan hidup yang sebenarnya ia tujukan untuk membela kepentingan hidupnya sendiri, baik yang ada di luar gereja maupun yang ada di lingkungan gereja, tetapi tidak memperhatikan Tuhan sendiri.
Mereka merasa bahwa gaya hidup seperti itu gaya hidup yang wajar dan normal. Padahal mestinya sejak seseorang menerima Yesus sebagai Tuhan, seluruh hidupnya disita untuk meneladani gaya hidup Tuhan Yesus. Inilah sekolah kehidupan yang harus dijalani dengan serius

Perjuangan untuk memberi diri kepada Tuhan agar diproses menjadi anak-anak Allah yang serupa dengan Tuhan Yesus bukan sesuatu yang mudah. Ini hal yang sebenarnya sangat sukar. Tetapi kita harus mulai memberi perhatian serius untuk benar-benar mengenal Tuhan dan menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, artinya kita bersedia menanggalkan kesenangan sendiri dan hidup hanya untuk kesenangan hati Tuhan (Filipi 3:9-12). Gereja tidak boleh menyimpangkan perhatian jemaat yang seharusnya kepada Tuhan, dan dialihkan kepada hal-hal lain yang tidak membuat jemaat menjadi mempelai yang layak bagi Yesus.

Sosok hebat yang sangat memedulikan pekerjaan Tuhan adalah Paulus, dalam keadaannya yang serba terbatas ia merasa bertanggung jawab atas perjalanan Injil (Kis. 20:18-27).
Kita diharapkan memikul beban yang juga dipikul oleh Tuhan.
Matius 16:24  Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

Kita harus sadar bahwa Tuhan memercayakan pekerjaan-Nya kepada anak-anak-Nya, semua orang percaya tanpa terkecuali.
Yohanes 20:21  Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."
Kisah Para Rasul 1:8 "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Kita dipanggil untuk menjadi penjaga bagi saudara-saudara kita. Kita harus mengusahakan diri kita hidup tidak bercacat dan tidak bercela, selanjutnya juga menolong orang lain untuk memiliki kehidupan yang demikian. Inilah yang dimaksud dengan membela sesama.

Membela sesama berarti sepenanggungan dengan Tuhan, menangisi jiwa-jiwa yang menuju kegelapan abadi untuk direbut kembali untuk mengabdikan dirinya kepada Tuhan Yesus.
Untuk ini kita belajar dari kisah Kain dan Habel. Kain yang tidak memedulikan adiknya, menjadi pembunuh dan terbuang dari hadirat Allah. Ketika Tuhan bertanya di manakah adiknmu?, ia merasa berhak menjawab bahwa ia bukan penjaga adiknya (Kejadian 4:9). Dari pertanyaan Tuhan tersebut tersimpul jelas bahwa sejatinya ia harus menjaga adiknya. Contoh lain yang dapat kita petik adalah Daud yang merasa terganggu terhadap keadaan bangsanya ketika Goliat menghina barisan Israel (1Samuel 17) Banyak orang percaya hari ini yang merasa tidak bertanggung jawab terhadap sesamanya. Tuhan mengajar Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya.
Inilah pilihan dan tanggung jawab kita sebagai orang orang yang dipilih oleh Tuhan Yesus yaitu agar kita mengusahakan diri kita hidup tidak bercacat dan tidak bercela dihadapan Tuhan dan selalu taat melakukan seluruh kehendak-Nya, selanjutnya dengan segenap hati dan kasih, kita juga harus menolong orang lain untuk memiliki kehidupan yang demikian.
Jadi seluruh isi kehidupan orang percaya adalah hanya untuk hidup meneladani gaya hidup Tuhan Yesus hingga sempurna seperti gambaran-Nya.

Roma 8:29  Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Amin.

Selasa, 17 Mei 2016

MEMAHAMI ARTI MENGHUJAT ROH KUDUS


Markus 3:29  Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."

Mengapa orang Yahudi dikatakan menghujat Roh Kudus? Padahal secara moral mereka adalah orang-orang beragama yang moralis dan sangat baik. Kalau mereka hidup di sekitar kita sekarang ini kita bisa memberi nilai sembilan atau sepuluh. Mereka tidak melakukan pelanggaran etika dan agama. Mereka ditunjuk oleh Tuhan Yesus secara tidak langsung bahwa mereka menghujat Roh Kudus? Jawabnya adalah karena mereka tidak bisa lagi menerima apa yang diajarkan oleh Tuhan.
Mereka menganggap Tuhan Yesus menggunakan kuasa Beelzebul. Mereka menganggap dan menuduh Tuhan Yesus kerasukan setan alias tidak menganggap Tuhan Yesus berasal dari Allah.
Hal ini sudah cukup membuat seseorang tidak akan pernah mengalami keselamatan. Inilah yang dilakukan kuasa antikris/anti kekudusan ke seluruh dunia.
Mengapa banyak orang tidak bisa menerima Tuhan Yesus adalah sebagai Tuhan dan Juru Selamat sebab pikiran mereka sudah terlanjur dirusak oleh kekuatan antikris/anti kekudusan.
Mereka dipengaruhi untuk tidak menerima Tuhan Yesus berasal dari Allah sebagai Juru Selamat.

Orang yahudi pada waktu itu tidak mengerti bahwa Allah sangat mengasihi manusia dan DIA sendiri turun menjadi manusia untuk menjadi penebus dosa umat manusia, orang yahudi sangat menentang: bagaimana Allah bisa punya anak (Yohanes 19:7). Bagaimana manusia dijadikan Allah?
Pikiran salah inilah juga masih sama terjadi dizaman kita sekarang ini, ini merupakan potensi sangat kuat untuk tidak menerima keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus yang telah turun dari sorga menebus dengan darah-Nya karena tanpa penumpahan darah-Nya dan kematian-Nya untuk menebus dosa manusia maka tidak ada namanya pengampunan dosa karena manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah dari kejatuhan dosa manusia pertama yang tidak taat kepada perintah dan kehendak Tuhan.
Ibrani 9:22  Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.
Matius 26:28  Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.

Kalau seseorang mengakui Tuhan Yesus berasal dari Allah sebagai Allah dan Juru Selamat hidup manusia, maka itu berarti harus menerima Dia sebagai satu-satunya yang dapat membawa manusia kepada rancangan Allah semula atau tujuan awal Allah menciptakan manusia menjadi manusia yang taat dan kudus seperti Tuhan Yesus.
Roma 8:29  "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara".
Itu berarti ia harus diproses menjadi anak-anak Allah yang berkarakter seperti Allah. Hanya orang yang menerima penebusan, menerima Roh Kudus sebagai meterai dan Firman Kristus atau Injil yang bisa diselamatkan.
Itu juga berarti tidak ada keselamatan di luar Kristus.

Menghujat Roh Kudus pada dasarnya hidup yang tidak mau sepenuhnya mendengar, tidak taat dan tidak hidup secara penuh dipimpin oleh Roh Kudus dan tidak mau diubahkan lagi oleh Roh Kudus untuk dikembalikan kepada rancangan Allah yang semula menjadi manusia yang kudus dan taat kepada kehendak Bapa.
Ini merupakan sikap yang tidak menerima karya keselamatan Allah dalam Yesus Kristus. Tidak menerima karya keselamatan juga berarti tidak mau sungguh-sungguh belajar Injil. Kalau seseorang tidak belajar Injil yang adalah kuasa Allah berarti ia tidak akan dapat selamat. Tidak ada seseorang dapat selamat tanpa kuasa Allah yaitu Injil-Nya. Injil inilah yang mengubah pikiran dan mengisinya sehingga ia baru akan bisa berjalan seiring dan Roh Kudus karena Roh Kudus akan mengingatkan dan mengajarkan apa yang Tuhan ajarkan didalam Firman-Nya.
Yohanes 14:26  tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Kalau seseorang diubah dan diisi dengan Injil/Firman Tuhan, maka iblis tidak bisa menguasai dan memilikinya. Banyak orang yang sebenarnya tidak pernah dikuasai dan dimiliki oleh Tuhan. Termasuk di dalamnya orang-orang Kristen yang menyia-nyiakan keselamatan yang begitu besar.

Menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat berarti mengakui
Dialah satu-satunya jalan keselamatan kekal dan bersedia dikembalikan kerancangan-Nya yang semula yaitu menjadi serupa dengan gambaran-Nya.

Amin.