Minggu, 25 September 2016

HIDUP BAGI KEPENTINGAN TUHAN


Roma 14:7-9
7 Sebab tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri.
8 Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.
9 Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.

Percaya kepada Yesus berarti hidup untuk kepentingan-Nya.
Konsekuensi menerima Yesus sebagai Kurios (Tuhan) berarti hidup kita disita untuk mengabdi kepada-Nya.
Kebenaran ini hanya dapat dipahami dan dikenakan untuk orang yang sudah dikuasai kasih Kristus.
Kristus telah mati bagi kita.
Harus disadari sedalam-dalamnya bahwa Kristus mati bukan bagi keuntungan-Nya tetapi demi kita.
Tanpa kematian-Nya, kita dikurung dalam kekuasaan iblis dan digiring ke dalam kegelapan abadi.
Tuhan Yesus datang untuk membebaskan kita. Penebusan itu mengakibatkan kita menjadi milik-Nya.
Pemilikan Tuhan Yesus ini harus disadari supaya kita “tahu diri" dan tidak lagi hidup bagi kepentingan diri sendiri atau bertindak suka-suka sendiri.
Kalau kita tidak menyadari hal ini, sebenarnya kita sedang menolak dimiliki oleh Kristus.
Jadi, kita diselamatkan oleh Tuhan Yesus supaya hidup kita dikuasai menjadi milik Tuhan dan mempersembahkan hidup sepenuh bagi Tuhan.

Dalam Roma 12:1-2 Paulus menjelaskan arti ibadah, yaitu mempersembahkan tubuh sebagai korban yang hidup, kudus dan yang berkenan.
Ini artinya Tuhan menghendaki seluruh wilayah hidup kita harus selalu dapat memuaskan hati-Nya dan irama hidup kita adalah hidup yang selalu memuliakan nama-Nya.
Jadi ketika kita berada di lingkungan keluarga, kita harus tampil sebagai pribadi yang selalu dapat membawa damai sejahtera dan menjadi teladan bagi anggota keluarga.
Di pekerjaan, kita adalah pribadi yang harus dapat tampil sebagai pribadi yang bekerja jujur, maksimal dan bertanggung jawab.
Di tengah-tengah pelayanan, kita harus tampil menjadi pribadi yang selalu siap berkorban waktu, tenaga, pikiran dan dana untuk pekerjaan Tuhan.
Dan ditengah-tengah masyarakat kita tampil sebagai surat Kristus yang terbuka yang selalu menjadi berkat bagi sesama, menampilkan kasih dan kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan pertolongan.
Semua perilaku yang kita tampilkan harus dapat menyenangkan hati Tuhan.
Dengan demikian kita dapat menjadi anak-anak yang selalu hidup berdiri dipihak Tuhan membawa terang Tuhan dimanapun kita melangkah.

Hari-hari ini kita harus kembali mengevaluasi diri kita, apakah diseluruh wilayah hidup kita saat ini sudah sungguh-sungguh dapat mewakili kita layak termasuk manusia yang selalu berdiri di pihak Tuhan atau tidak?
Apakah kita sungguh-sungguh telah mengabdi kepada Tuhan atau tidak?
Menjadi orang percaya/menjadi anak-anak-Nya, kita bukan hanya untuk menerima fasilitas berkat-Nya, tetapi juga dapat menampilkan kehidupan yang selalu mengenakan pribadi Kristus yaitu hidup bagi kepentingan-Nya dan ikut mengambil bagian dalam memikul salib dan menderita untuk Dia (Filipi 1:29) dalam proyek memberitakan Injil, memuridkan jiwa-jiwa menjadi murid Kristus.
Kehidupan seperti itulah yang dikatakan sebagai “berpadanan dengan Injil”(Filipi 1:27).
Injil yang merasuki seseorang akan menjadikan hidupnya dimerdekakan oleh Tuhan.
Injil itu seperti ragi yang dapat mengubah kehidupan seseorang kepada kehidupan yang dikehendaki oleh Tuhan, hidup didalam kebenaran-Nya, menjadikannya pejuang-pejuang Injil, pejuang kebenaran, pejuang bagi Kristus untuk memusnahkan pekerjaan iblis dimuka bumi ini.

Tuhan Yesus berkata: Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan (Matius 12:30).
Hal ini menunjuk merupakan keharusan untuk diri kita hidup melayani Tuhan bagi kepentingan-Nya.
Dalam hal ini orang Kristen yang dewasa berpendirian bahwa ia tidak lagi hidup untuk menuntut Tuhan memberikan hak-haknya tetapi Tuhanlah yang berhak menuntutnya.
Orang Kristen yang dewasa melibatkan dirinya dalam masalah kepentingan Tuhan.
Harus disadari bahwa setiap orang yang telah ditebus, maka hidupnya bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk hidup bagi Dia yang sudah mati bagi dia, yaitu hidup bagi Yesus (2 Korintus 5:15).
Tuhan Yesus menuntut ketegasan kita, kepada siapa kita bersekutu dan untuk siapa kita hidup saat ini. Apakah untuk diri sendiri atau hidup bagi Dia ?
Sebagai umat yang telah dimenangkan oleh Tuhan Yesus saatnya kita berkata dengan serius " hidupku adalah untuk Kristus"
Kita tidak boleh plin-plan, dan berdiri ditengah-tengah karena sangat berbahaya.
Iblis akan selalu berusaha supaya hidup kita kehilangan arah hidup Kekristenan yang benar.
Oleh sebab itu kita harus selalu berjaga-jaga dan selalu memastikan hidup kita adalah bekerja bagi Tuhan, mengabdikan diri kepada-Nya, segenap hati segenap jiwa segenap kekuatan adalah hidup bagi Dia dan hanya untuk Dia.

2 Korintus 5:15  Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar