Sabtu, 17 September 2016
PERHENTIAN DI DALAM TUHAN
Kolose 3:2-3
2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
Sesungguhnya ketika seseorang mengambil keputusan untuk menerima dengan segenap hati mengakui bahwa dirinya adalah milik Tuhan Yesus, maka sejak itu ia masuk dalam proses perhentian atau kematian di dalam Tuhan.
Kematian dalam Tuhan artinya usaha untuk memadamkan atau mematikan keinginan daging yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dan mengarahkan hidup sepenuhnya hanya untuk menyelesaikan kepentingan-Nya.
Ini adalah tindakan untuk memadamkan kesenangan-kesenangan hidup yang berkenaan dengan kesenangan duniawi, agenda-agenda pribadi harus digantikan dengan agenda-agenda Tuhan artinya setiap rencana hidup kita harus diatur dan disesuaikan dengan pimpinan Tuhan, keinginan kita sudah mulai harus diarahkan kepada perkara-perkara diatas yaitu perkara-perkara dimana kita hidup hanya untuk menyelesaikan tugas kehidupan dan kepentingan Tuhan di bumi ini, mengarahkan diri sepenuhnya untuk melakukan kehendak Tuhan dengan taat.
Kita tidak boleh menganggap hal ini sebagai hal biasa, sehingga kita mengabaikannya.
Kita harus menganggap hal ini sebagai hal yang penting dan mutlak untuk dialami.
Orang yang masuk dalam proses kematian di dalam Tuhan berpotensi dilahirkan kembali oleh Allah menjadi ciptaan yang baru, sehingga memiliki kodrat Ilahi dan layak disebut sebagai anak-anak Allah yang dapat memuaskan hati-Nya.
Gereja harus mengajar jemaat untuk menjadi rohani dengan mengajarkan kebenaran ini. Gereja tidak boleh mengajarkan pengajaran yang berorientasi pada berkat jasmani, yang justru membuat jemaat tidak mengenali maksud tujuan Kekristenannya.
Yang dimaksud sebagai khotbah duniawi adalah khotbah yang menekankan kebutuhan jasmani di bumi.
Hal ini membuat jemaat tidak menghayati bahwa mereka adalah orang yang menumpang di bumi.
Seharusnya jemaat diajar untuk bekerja keras guna untuk memenuhi rencana Tuhan dan menyelesaikan kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya.
Dari hasil kerja keras tersebut seseorang dapat membeli kebutuhan hidup atas pimpinan Tuhan, seperti dapat membeli rumah dimana rumah tersebut adalah tempat berkumpul keluarga, sekolah mempraktekan kasih dimana keluarga diajak untuk terus mengenal Tuhan Yesus, mengarahkan hidupnya untuk masuk ke dalam rencana dan pimpinan Tuhan, hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan terus dapat memuaskan selera-Nya.
Ketika Tuhan Yesus berkata: Di mana ada hartamu di situ hatimu berada (Matius 6:21). Tuhan mengucapkan kalimat ini, Ia sedang menantang kesediaan pengikut-Nya untuk tidak menjadikan hidupnya dibumi sebagai tempat untuk mengumpulkan harta yang bersifat duniawi demi untuk kepuasan diri.
Olehnya Tuhan berkata dengan sangat jelas dalam Matius 6:19-20 :
19 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Hal Ini sebenarnya menunjuk bagian dari cara menghayati bahwa orang percaya adalah orang yang menumpang di bumi yang ditempatkan Tuhan untuk menyelesaikan tugas kehidupan sebagai anak-anak Tuhan yang makanannya adalah hidup hanya untuk melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Tuhan memberitahukan kita dan berkata orang percaya bukan berasal dari dunia ini (Yohanes 15:19).
Olehnya Injil memberi cara hidup yang harus kita kenakan yaitu kita telah mati bagi kesenangan dunia dan hidup kita tersembunyi bersama dengan Kristus didalam Allah.
Sampai tingkat ini iblis tidak lagi bisa membujuk kita untuk menyembahnya lewat tawaran kenikmatan dan keindahan dunia ini (Lukas 4:5-8).
Kematian diri ini tidak menghilangkan kehendak bebas manusia.
Manusia tetap memiliki kehendak dirinya yang sudah diselaraskan dan diarahkan oleh pimpinan Tuhan Yesus melalui Roh Kudus.
Melalui pimpinan Roh Kudus orang percaya diajar menyangkal diri, memikul salib terus menerus, serta menyerahkan kehendak dirinya kepada kehendak Tuhan.
Ketika kita menundukkan diri sepenuh, maka seluruh hak kita diserahkan kepada Tuhan.
Dalam hal ini Paulus juga memberi teladan ketika ia berkata: Hidupku bukan aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalamku.
Maksud pernyataan ini adalah bahwa kalau seseorang hidupnya dikuasai oleh Kristus sepenuhnya maka barulah ia dapat menjadi ciptaan yang baru, yang lama telah berlalu dan tidak boleh dimunculkan kembali.
Hal ini tidak dialami oleh banyak orang. Hanya orang yang bersedia mengakui dan menghayati bahwa dirinya adalah makhluk yang menumpang di bumi yang adalah milik Kristus sepenuhnya maka menyelesaikan tugas Bapa melalui kegiatan hidup di bumi ini adalah untuk persiapan untuk hidup bersama-sama dengan Tuhan Yesus dan melayani-Nya tanpa batas di dalam kekekalan.
Tuhan sudah menaruh Roh-Nya dalam diri kita sebagai pendamping yang membawa kita kepada segala kebenaran.
Roh Kudus adalah pengasuh kita yang pasti menuntun kita kepada kedewasaan rohani yang benar.
Dalam perkembangan atau transformasi yang hidupnya selalu taat dipimpin oleh Roh Kudus secara terus menerus seorang akan dapat berkata: Hidupku bukannya aku lagi melainkan Kristus yang hidup didalam Aku (Galatia 2:20).
Di sinilah kematian seseorang nampak nyata.
Sebagai akibatnya tentu kemuliaan Tuhan nampak nyata dalam hidupnya. Selanjutnya, tidak ada lagi bagian hidupnya yang digunakan untuk kepentingannya sendiri, tetapi semua yang dimiliki dan dilakukan hanya untuk kemuliaan Allah semata-mata.
Dalam pernyataan Paulus berkata: di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya (Filipi 3:10).
Kalimat “menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya” artinya mati seperti Tuhan Yesus mati.
Tentu kematian diri dari segala perbuatan dosa dan dosa disini adalah segala sesuatu yang tidak sesuai dengan pikiran, perasaan dan kehendak Allah.
Seperti Tuhan Yesus telah menang menyelesaikan tugas Mesias-Nya, seperti itu juga kita harus menang menyelesaikan tugas kehidupan yang telah Tuhan Yesus perintahkan, hidup didalam kehendak-Nya, menjadi saksi-Nya dan mengajarkan kepada semua orang tentang segala sesuatu yang telah diajarkan kepada kita dan menjadi serupa dengan Dia didalam ketaatan kepada-Nya.
1 Korintus 6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar