Minggu, 04 September 2016

SEMAKIN TAJAM MENGERTI KEHENDAK TUHAN


Wahyu 16:15  "Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya."

Agar jangan sampai kelihatan telanjang dan kelihatan kemaluannya dalam arti tidak hidup dalam kehendak Tuhan dengan benar karena tidak hidup dalam pimpinan-Nya, maka kita harus selalu mempertajam roh kita untuk mengerti kehendak Tuhan untuk dikenakan dan menempatkan diri kita untuk selalu ada didalam perkenanan-Nya.
Pada tahap-tahap awal belajar melakukan kehendak Tuhan atau menyukakan hati Bapa, seseorang harus selalu menaruh kepekaan terhadap segala sesuatu yang dilakukannya, yaitu apakah hal yang dilakukan itu bisa mendukakan hati Bapa atau tidak?.
Kalau seseorang berkata kepada Tuhan: “Selidiki aku ya Tuhan”, itu artinya ia bersedia mengoreksi diri dengan seksama setiap hari dihadapan Tuhan.
Seseorang yang serius ingin menyenangkan hati Tuhan disetiap langkah hidupnya adalah orang orang yang selalu dapat mengenali keadaan dirinya dihadapan Tuhan, ia akan mempersoalkannya dengan ketat setiap hari dengan Tuhan untuk selalu meminta Tuhan mengoreksi kesucian sikap hati, pikiran, perkataan dan tindakannya guna meminta Tuhan memimpin untuk lebih dalam lagi mengenal dan mengenakan kebenaran-Nya.

Ini adalah satu-satunya persiapan masuk ke dalam Kerajaan Tuhan Yesus.
Di Kerajaan Tuhan Yesus Kristus nanti tidak boleh ada tindakan yang melukai hati-Nya sama sekali.
Seharusnya warna kehidupan seperti ini sudah dilatihkan atau diterapkan sejak kita masih hidup di bumi ini.
Dunia ini adalah bagian dari Kerajaan Allah.
Orang percaya harus selalu berpikir dan sadar bahwa dirinya sudah ada di dalam pemerintahan Allah sejak dibumi ini.
Tidak ada daerah netral di mana seseorang boleh berbuat suka-suka sendiri.
Oleh karenanya dalam Doa Bapa Kami, Tuhan Yesus mengajarkan pola hidup: Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Setiap orang yang berusaha untuk hidup berkenan di hadapan Tuhan akan mengalami “sakit”nya ketika harus melakukan keinginan Bapa dimana ia harus membunuh berbagai kesenangan dunia yang sudah terlanjur menyatu dalam dagingnya.
Inilah yang dimaksud proses melepaskan segala milik untuk dimuridkan oleh Tuhan (Lukas 14:33).
Melepaskan segala milik sejajar melepaskan kesenangan hidup yang berasal dari dunia yang sudah menyatu dengan dirinya.
Kesenangan ini bisa berupa seseorang atau sesuatu, kekayaan, kehormatan, kedudukan yang bukan bagiannya, kesombongan, ketidakjujuran, egois, mementingan diri sendiri, kenikmatan makan minum tanpa batas, pesta-pesta, seks bebas, suatu hobi mengoleksi tanpa batas untuk nilai diri seperti perhiasan, ponsel keluaran baru, model pakaian dan lain sebagainya.
Pada umumnya, manusia yang masih memiliki kesenangan-kesenangan hidup seperti ini, dan untuk melepaskan kesenangannya ini seperti mencabut nyawanya sendiri, sungguh sangat menyakitkan.
Hal inilah yang membuat seseorang menahan diri untuk mempersembahkan yang terbaik dengan segenap hati dan segenap hidupnya bagi Tuhan secara total atau secara benar.

Kehidupan sebagai anak-anak Tuhan adalah kehidupan yang memang bertolak belakang menurut dunia, yaitu kehidupan yang tidak memiliki kesenangan selain menyukakan hati Tuhan Yesus.
Bisa dimengerti kalau Tuhan Yesus mengatakan bahwa untuk bisa diselamatkan seseorang seperti berjuang masuk jalan sempit (Lukas 13:24).
Seseorang tidak akan pernah mengalami dan memiliki keselamatan kalau belum bersedia kehilangan “nyawanya” yaitu kesenangannya.
Kalau seseorang memiliki jangkauan pandang hidup yang benar, maka ia akan rela kehilangan apa pun demi tercapainya tujuan yang dinilai Tuhan berkenan dihadapan-Nya.
Hal ini jauh lebih berarti dari apa pun yang ada di bumi ini.

Oleh sebab itu yang harus terus diubah adalah jangkauan pandang seorang anak Tuhan mengenai arti penting untuk terus mempertajam kepekaannya mengerti lebih dalam kehendak Tuhan untuk dikenakan didalam hidup ini.
Untuk itu pikirannya harus terus diisi dengan kebenaran Firman Tuhan yang murni yang mengarahkan pandangannya kepada hal-hal yang lebih mempunyai nilai kekal.
Harus terus disadarkan bahwa dunia bukan rumah kita.
Hidup di dunia hanyalah pengembaraan atau menumpang untuk sementara waktu guna diubahkan, dibentuk, dimurnikan dan dikembalikan kedalam rancangan Tuhan menjadi manusia yang berkodrat Ilahi, manusia yang selalu dapat mengambil bagian didalam kekudusan-Nya (2 Petrus 1:4 ; Ibrani 12:10).

Melalui berbagai sarana Tuhan mau mendidik anak-anak-Nya untuk masuk kedalam rancangan-Nya.
Sarana tersebut salah satunya adalah mamon atau harta kekayaan.
Perlu selalu kita sadari betul apa pun yang kita miliki di bumi ini bukanlah milik kita, tetapi milik Tuhan yang harus selalu dikelola dalam pimpinan dan arahan komando Tuhan.
Sedangkan harta kita yang sesungguhnya adalah nanti di dunia yang akan datang (Lukas 16:12) yaitu dikerajaan Bapa kita di sorga.
Jika harta dunia yang bersifat semu ini mau dikuasai penuh juga oleh kita dan tidak dipergunakan bagi kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya, maka harta tersebut berubah menjadi mamon yang tidak jujur artinya digunakan oleh iblis untuk membelenggu dan memperbudak kita sehingga kita kembali diikat dan ada dalam pemilikan atau penguasaan kuasa kegelapan.

Harta dunia harus digunakan sepenuhnya untuk kepentingan Kerajaan Sorga.
Dalam hal ini kita semakin mengerti perkataan Tuhan Yesus yang menyatakan : "Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi" (Lukas 16:9 ).
Dengan pikiran yang diisi kebenaran ini maka mata hati jangkauan pandang seseorang akan difokuskan ke fokus yang benar.
Untuk mempertajam fokus kita untuk lebih mengerti kehendak Tuhan maka selain harus disertai dengan perjumpaan secara pribadi guna berinteraksi dengan Tuhan memohon pimpinan-Nya, tentu kita juga harus selalu dipandu dan diisi oleh kebenaran Firman-Nya untuk dikenakan setiap hari.
Dengan demikian suasana Kerajaan Sorga semakin dapat kita rasakan setiap hari sejak dibumi ini.
Semakin mengerti kebenaran dan merasakan hadirat-Nya setiap hari, maka mata hati kita semakin tajam menemukan maksud Tuhan dalam kehidupan ini. Ketajamannya juga mempengaruhi jangkauan pandang ke depan, yaitu mengarah dengan tepat kepada janji Tuhan seperti yang dikatakan Paulus: Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat (Filipi 3:20).
Olehnya kehidupan kita ini harus kita persembahkan sepenuh-penuhnya untuk melakukan kehendak Bapa kita Tuhan Yesus dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Melakukan kehendak Bapa sama artinya dengan hidup dalam tuntunan Roh Kudus dimana segala sesuatu yang dilakukan selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar