Jumat, 09 September 2016

MEMAHAMI MASALAH TERBESAR


Matius 13:41-43
41 Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
42 Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
43 Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Banyak orang menganggap masalah yang paling terbesar adalah pada saat ia mengalami masalah hidup dan masa-masa sulit pada waktu dibumi ini, masing masing individu bergumul kepada Tuhan agar terhindar dari segala berbagai kesulitan hidup dan kematian tubuh fananya.
Bagi anak masih yang studi mengganggap masalah terbesarnya adalah menghadapi ujian tahap akhir dengan harapan bisa merajut masa depan dan cita-citanya tercapai dengan sukses, bagi ibu rumah tangga masalah terbesarnya adalah ketika uang bulanan yang kurang untuk kebutuhan sehari-hari, bagi para suami masalah terbesarnya bagaimana memenuhi kebutuhan keluarga dan menghasilkan uang sebanyak-banyaknya agar masa depan keluarganya terjamin dengan baik.

Ketika kita mengenal seluruh isi Alkitab ternyata masalah terbesar bukanlah terletak pada masalah-masalah umum kehidupan yang kita hadapi pada waktu dibumi ini. Masalah yang paling terbesar bagi kehidupan manusia khususnya orang percaya adalah ketika dirinya tidak di kenal oleh Tuhan dan di tolak oleh Tuhan, tidak diperkenan masuk kedalam kemuliaan bersama-sama dengan Tuhan didalam kerajaan-Nya.
Hal ini sangatlah mengerikan dari masalah apapun juga sebab hal ini akan membuat ia terpisah dari hadirat Allah untuk selama-lamanya dan tanpa pengharapan lagi.

Ketika gambar Allah yang hilang atau tepatnya kegagalan Adam mencapai gambar Allah merupakan tragedi yang sangat mengerikan dan menyedihkan. Karena kegagalan Adam ini semua manusia telah kehilangan kemuliaan Allah.
Tragedi ini membuat manusia gagal mencapai tingkat memiliki gambar Allah dalam dirinya, oleh kejadian ini akhirnya menempatkan manusia sebagai manusia yang kehilangan kemuliaan Allah.
Kehilangan kemuliaan Allah artinya manusia tidak mampu lagi mengerti kehendak Allah; yang baik, yang berkenan dan yang sempurna untuk dikenakan.
Idealnya, manusia memang diciptakan untuk melakukan kehendak Allah dengan sempurna.

Akibat dari makan buah terlarang, manusia memberontak kepada Allah dan manusia menjadi bersusah payah dalam bekerja dan berjuang mencari nafkah untuk kelangsungan hidupnya di bumi ini. Akibat pemberontakan manusia, bumi ikut terhukum.
Tetapi hal ini bukan masalah terbesar. Masalah yang lebih besar adalah bahwa di balik kematian itu terdapat kesadaran kekal dan abadi.
Di sinilah manusia diperhadapkan apakah kepada sorga kekal atau neraka kekal.
Hendaknya kita tidak memahami bahwa akibat terdahsyat kejatuhan manusia dalam dosa adalah manusia harus mati, menderita, sakit dan mengalami berbagai penderitaan di bumi ini.
Sebesar apa pun penderitaan yang dialami di bumi, itu hanya berlangsung selama 70-90 tahun saja.
Semua penderitaan tersebut bersifat sementara atau temporal.
Tetapi yang lebih mengerikan adalah ketika manusia harus terbuang ke dalam api kekal; masuk neraka dalam kesadaran abadi.

Pada waktu dibumi ini hendaknya kita mempersoalkan dengan serius standar hidup yang Tuhan Yesus inginkan untuk kita kenakan.
Ketika kita tidak memperdulikan hal ini, maka hidup ini akan berakhir menjadi sangat mengerikan dimana kita tidak dikenal oleh Tuhan sebagai anak yang tidak hidup didalam kedaulatan dan kehendak-Nya.
Realitas terpisah dari hadirat Allah untuk selamanya haruslah menjadi realitas yang menggetarkan jiwa kita.
Tetapi faktanya banyak manusia menyepelekan dan menganggap remeh hal tersebut.
Orang-orang yang bersikap demikian tidak akan berusaha untuk berjuang untuk mengerti kehendak Allah (yang baik, yang berkenan dan yang sempurna untuk dilakukan dan kenakan setiap hari). Kalaupun mereka menjadi Kristen, mereka senang dengan ajaran yang mengatakan asal percaya dengan pikiran atau nalar sudah selamat, lagi pula mereka salah dalam memahami konsep keselamatan hanya oleh anugerah.
Mereka beranggapan dengan anugerah tanpa respon yang memadai seseorang berjuang masuk jalan sempit/tanpa mengerjakan keselamatan dengan sempurna tetap bisa diperkenan masuk sorga.
Padahal keselamatan dalam Yesus Kristus bukan hanya menghindarkan manusia dari neraka, tetapi inti keselamatan dari Tuhan Yesus adalah manusia dikembalikan ke rancangan semula Allah dimana manusia bisa menampilkan kualitias hidup yang segambar dengan-Nya yang didalamnya terpancar kembali kemuliaan Allah yang sempurna yang dulu sempat hilang akibat dari dosa.

Dengan hal ini Kekristenan bukanlah sesuatu yang sederhana.
Jadi, masalah terbesar manusia adalah kalau manusia tidak memiliki kepedulian yang serius untuk mengerti kehendak Allah apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna, sehingga tidak melakukan kehendak Allah (Matius 7:21).
Jadi, kita harus benar-benar tahu dan mengerti tujuan Tuhan menciptakan manusia.
Tuhan Yesus telah menebus kita dengan darah-Nya yang mahal dan memberikan Roh Kudus-Nya kepada manusia agar hati dan pikirannya kembali diperbaharui sehingga manusia dapat dikembalikan kedalam rancangan semula Tuhan, yaitu menciptakan manusia yang mampu memancarkan kembali kemuliaan Allah, mengerti kehendak Tuhan dan melakukannya dengan sempurna.
Manusia yang baik itu adalah manusia yang tahu untuk apa ia diciptakan oleh Tuhan.
Manusia yang diciptakan Tuhan adalah manusia yang harus bisa melakukan kehendak-Nya, apa yang baik yang berkenan dan yang sempurna; bukan sekedar melakukan hukum dan peraturan agama yang ditulis.
Manusia harus hidup dalam kehendak Tuhan artinya dalam segala hal yang dilakukan di dalam hidup ini benar-benar menyenangkan dan memuaskan perasaan Tuhan, didalam seluruh tindakannya ia bertindak sesuai, selaras dengan pikiran dan perasaan Tuhan.

Yohanes 12:25  Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar