Rabu, 28 September 2016

PROSES MENJADI ANAK-ANAK TERANG


Yohanes 12:35-36
35 Kata Yesus kepada mereka: "Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi.
36 Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang." Sesudah berkata demikian, Yesus pergi bersembunyi dari antara mereka.

Untuk menjadi anak-anak terang, Tuhan Yesus mengatakan kita harus percaya kepada-Nya supaya kegelapan tidak menguasai hidup kita kembali.
Percaya kepada-Nya berarti harus hidup didalam tuntunan-Nya setiap saat, selalu ada didalam penurutan seluruh kehendak-Nya.
Sebab percaya bukan hanya pengakuan dimulut saja tapi harus ditunjukkan dengan tindakan nyata menuruti dan mengikuti tuntunan-Nya melalui Roh Kudus agar kita hidup didalam roh dan tidak lagi menuruti hawa nafsu daging.
Lewat penurutan kita terhadap tuntunan-Nya, kita baru layak disebut sebagai anak-anak-Nya (Roma 8:14).

Dalam Amsal 20:27 dikatakan : Roh manusia adalah pelita TUHAN, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya.
Keselamatan yang Tuhan Yesus berikan menuntut setiap kita menghasilkan buah pertobatan yang tidak boleh berhenti sampai kapanpun.
Pertobatan yang Tuhan Yesus kehendaki adalah mengubah cara berpikir manusia menjadi cara berpikir Kristus.
Cara berpikir ini terdapat dalam Filipi 2:5.
Tuhan menghendaki setiap kita memiliki pikiran dan perasaan-Nya (Phonero).
Phonero artinya pengertian dalam batiniah.
Dalam bahasa Inggris diterjemahkan attitude artinya sikap batin atau sikap hati.
Kalau Firman Tuhan menghendaki agar kita memiliki pikiran dan perasaan Kristus atau phroneo-Nya, itu berarti kita harus terus menerus mengisi nurani di neshamah kita dengan kebenaran Firman Tuhan sehingga terbangun cara berpikir yang selaras dengan pikiran Kristus.
Ini sama dengan proses mengubah kodrat manusia berdosa menjadi manusia yang berkodrat llahi.
Jadi, cara berpikir ini ada di wilayah neshamahnya atau roh manusia.
Perlu mendapat catatan di sini, didalam diri manusia terdapat tubuh, jiwa, neshamah/roh.
Melalui mata dan telinga, manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk mengisi jiwanya.
Apa yang di konsumsi oleh jiwa menentukan kualitas jiwanya tersebut, kualitas jiwa yang terbentuk ini akan membangun karakternya.
Apa yang konsumsi oleh mata dan telinganya juga akan mewarnai neshamahnya.
Jika neshamahnya memiliki warna yang baik maka akan membentuk hati nurani yang baik pula.
Tuhan merancang agar neshamah dan hati nurani manusia terus didewasakan agar bisa sama dengan pikiran dan perasaan Kristus.
Dengan demikian neshamah yang sehat dapat menjadi pelita Tuhan, sehingga dari hati nuraninya dapat menjadi corong atau terompet (suara) Tuhan yang mengarahkan manusia untuk bisa bertindak dan berperilaku sesuai yang dikehendaki Tuhan Yesus.

Kalau jiwa manusia (pikiran, perasaan dan kehendak) diwarnai terus menerus dengan kebenaran Firman Tuhan, maka hati nurani akan terbentuk menjadi hati nurani Ilahi. Kebenaran Injil yang terus menerus ini menggores hati nurani manusia menjadi semakin murni dan semakin suci dihadapan Tuhan sehingga jiwa dan tubuhnya dapat ditundukkan oleh keinginan roh untuk menuruti kehendak Tuhan.
Kalau yang dikomsumsi adalah Firman Tuhan maka roh manusia menjadi roh yang se “chemistry” dengan Tuhan.
Inilah yang dimaksud didalam 1 Korintus 6:17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
Kalau Tuhan Yesus berkata, kamu harus sempurna seperti Bapa, maksudnya bahwa kualitas hati nurani kita juga harus selaras dengan Bapa di Sorga.
Hati nurani menjadi baik kalau rohnya selalu diisi dengan Firman yang keluar dari mulut Allah.
Sebaliknya, kalau rohnya manusia diwarnai terus menerus oleh suara dunia dengan segala macam hiburan dan filosofinya yang bertentangan dengan Injil Kristus, maka roh manusia lambat laun menjadi mati akibatnya kualitas jiwanya menjadi rusak, akhirnya roh tidak lagi dapat menguasai jiwa maupun tubuh, melainkan daginglah yang menguasai jiwanya.
Jika sudah begini tentu kehidupannya tidak akan berkenan kepada Allah (Roma 8:8).

Firman Tuhan mengatakan bahwa roh manusia adalah pelita TUHAN, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya.
Kata Pelita dalam teks Ibrani adalah niyr yang artinya cahaya.
Tuhan hendak menjadikan roh manusia sebagai pelita atau terang-Nya.
Dengan demikian manusia bisa mengerti kehendak-Nya, apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna.
Jadi bukan tanpa alasan Tuhan Yesus mengatakan : Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup (Yohanes 6:63)
Orang percaya yang memberi rohnya dihidupkan dengan mengisinya dengan Firman yang keluar dari mulut Allah maka dari sinilah ia bisa mengerti tuntunan apa yang dikehendaki oleh Allah apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna untuk dilakukan didalam hidupnya.
Dalam hal ini kita mengerti mengapa Tuhan Yesus berkata : Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.
Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Mata menunjuk kepada pengertian atau kemampuan berpikir yang searah sesuai kehendak Tuhan.
Dalam hal ini mata yang dimaksud Tuhan Yesus bisa menunjuk neshamah. Kalau neshamah diisi dengan isian yang tidak sesuai dengan pikiran Tuhan, maka betapa gelapnya kegelapan itu.
Tuhan Yesus hendak mengajar kepada kita semua agar “mata” selalu dalam kondisi awas dan siaga supaya setiap saat roh kita selalu peka terhadap pimpinan Roh Kudus sehingga kita selalu dapat berjalan seiring dengan Roh Tuhan yang memimpin kita kepada terang-Nya yang ajaib yang membawa kita kepada hidup yang berkualitas sebagai anak-anak Allah yang membawa terang Tuhan didalam dunia ini.
Inilah proses dimana kita dapat menjadi anak-anak terang yang siap menerangi jiwa-jiwa yang terhilang sehingga mereka yang masih hidup dalam kegelapan dapat mengalami terang Kristus yang ajaib dan diselamatkan dari kegelapan abadi.
Ketika Tuhan Yesus berkata : "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" hal ini hendak menunjukkan isyarat bahwa roh kita harus selalu ada didalam penguasaan Firman-Nya sehingga terang Firman-Nya menjadi pelita bagi kaki kita agar langkah hidup kita tetap ada didalam rencana dan kehendak-Nya.

Lukas 11:35  Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar