Jumat, 02 September 2016

PANGGILAN MENEMPATI LANGIT BARU BUMI BARU


Yohanes 14:1-3
1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.

Dalam Yohanes 1:1-3 Alkitab mencatat sangat jelas bahwa Tuhan Yesus adalah Allah pencipta segala yang ada.
Alkitab mengatakan : Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Tujuan rencana agung Tuhan Yesus menciptakan dunia yang indah ialah menempatkan manusia sebagai pengelolanya.
Inilah sebenarnya kehendak Tuhan Semesta Alam.
Ia adalah seniman agung yang menikmati hasil karya-Nya. Maka Ia dapat menilai ciptaan-Nya sungguh amat baik (Kejadian 1:31).
Tidak mungkin Ia mengatakan “baik”, kalau Ia tidak menikmatinya.
Dalam hal ini ternyata Tuhan juga pribadi penikmat yang memiliki nilai-nilai estetika/keindahan.

Kejatuhan manusia dalam dosa merusak rencana Tuhan dan keindahan ciptaan-Nya. Manusia terpisah dari Tuhan dan bumi terhukum (Roma 3:23).
Alkitab mengatakan kenyamanan dan keindahan dibumi ini pada akhirnya nanti akan hancur (2 Petrus 3:10–11).
Bumi yang kita diami ini akan menjadi lautan api untuk kebinasaan orang-orang fasik (2 Petrus 3:7).
Orang fasik artinya orang yang telah mengenal kebenaran dari Tuhan namun tidak hidup didalamnya atau mengabaikannya.
Orang fasik bisa berdiri di wilayah abu-abu (hidupnya tidak jahat dalam arti tidak melanggar tindakan yang bersifat moral umum namun tidak hidup didalam kehendak Tuhan yang menginginkan umat yang dipanggil-Nya berjuang untuk sempurna seperti Bapa di sorga adalah sempurna (Matius 5:49), berkenan dalam segala hal dari sikap hati, perkataan dan perbuatannya).

Walaupun Bumi ini harus hancur pada waktu yang telah ditetapkan Tuhan kelak, dalam hal ini bukan berarti rencana Allah gagal.
Allah tidak pernah gagal dengan apa yang direncanakan-Nya (Ayub 42:2).
Rencana Allah sebetulnya belum selesai. Tuhan tetap masih melaksanakan rencana dan kehendak-Nya ini.
Ia bermaksud menciptakan dunia lain, yaitu langit baru dan bumi yang baru (Yohanes 14:1–3).
Tuhan sudah menyatakan rencananya ini jauh sebelum zaman perjanjian baru. Hal ini sangat kontras dicatat dalam Yesaya 65:17 "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati".
Hal ini kemudian ditegaskan kembali oleh Tuhan melalui penglihatan Yohanes di pulau Patmos yang dicatat di Wahyu 21:1 "Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi".
Inilah proyek akbar dan kekal yang dimiliki oleh Tuhan kita Yesus Kristus, yang dimana harus dipahami setiap umat pilihan-Nya.
Tanpa memahami hal ini, seorang Kristen pasti akan memiliki fokus hidup yang salah, sebab besar sekali ia akan menjadikan dunia yang sekarang ini sebagai firdausnya untuk meraih sebanyak-banyak segala kesenangan dan kenyamanan hidup.

Dunia dengan segala keindahannya memang diciptakan Tuhan untuk manusia. Kita harus dapat menikmatinya, tetapi tidak boleh diperbudak olehnya.
Kita harus meneladani Abraham, hidup sebagai musafir di bumi ini, dalam hidupnya ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah (Ibrani 11:10).
Sebagai musafir, kita harus menyangkal diri artinya bumi ini bukan tempat tinggal permanen kita.
Tuhan Yesus mengatakan kita yang percaya kepada-Nya bukanlah berasal dari dunia ini (Yohanes 15:19 ; Yohanes 17:14).
Tuhan memilih orang-orang yang menerima anugerah-Nya untuk menempati dunia baru itu dan memerintah masyarakatnya (Lukas 22:28–30).
Jadi pada intinya, panggilan sebagai umat pilihan adalah panggilan untuk menempati langit baru dan bumi baru itu.
Olehnya selama hidup dibumi ini umat pilihan harus mengadakan perjalanan untuk belajar menjadi umat Tuhan yang layak bagi Dia agar dapat menerima warisan yang kekal di langit baru dan bumi baru tersebut.
Itulah sebabnya setiap orang percaya harus mengalami pemuridan.
Pemuridan ini sama dengan pendewasaan rohani yang membuat umat hidup tidak bercacat dan tidak bercela dihadapan Tuhan dimulai dari sikap hati yang lurus dan tidak bengkok, bebas dari iri hati, dendam, amarah, kepahitan dll, menjaga perkataan agar tetap kudus, membangun dan memberkati, menampilkan perbuatan yang mencerminkan umat pilihan yang berkarakter Kristus yang sejati.

Oleh sebab itu mari kita renungkan betapa berharganya panggilan yang Tuhan Yesus berikan ini.
Panggilan ini memang bukan sesuatu yang sederhana, panggilan ini menuntut perjuangan untuk menang seperti Tuhan Yesus telah menang.
Menyelesaikan tugas kehidupan ini dengan sempurna, menang seperti Tuhan Yesus telah menang akan menempatkan kita bukanlah pada keindahan kanaan di Bumi ini, melainkan tempat tinggal permanen di kota kekal, Yerusalem baru dilangit baru dan bumi yang baru, Kerajaan yang tak berzaman, Kerajaan Tuhan kita Yesus Kristus

Wahyu 3:12  Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar