Kamis, 29 September 2016

MEMBERI DIRI MENJADI ALAT KERAJAAN ALLAH


Kisah Para Rasul 9:15  Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.

Ananias segera menjalankan perintah Tuhan Yesus untuk menemui Saulus, Pada mulanya ia berkeberatan untuk pergi menemui Saulus, tetapi, setelah keberatan itu ditanggapi, ia merasa lega, dan tidak berbantah lagi.
Lihatlah betapa Tuhan mau merendah hati dengan memperbolehkan hamba-Nya berperkara dengan Dia.
Ananias sadar bahwa ia adalah alat ditangan Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya.
Tidak sedikit orang yang menolak kesempatan untuk melayani Tuhan.
Ada yang merasa tidak punya waktu, merasa lelah, merasa tidak mampu atau merasa hidupnya terlalu kotor.
Ananias sempat ragu menerima tugas dari Tuhan untuk menumpangkan tangannya ke atas Saulus, karena ia tahu betapa jahatnya Saulus (Kisah Para Rasul 9:13).
Tetapi setelah mendengarkan maksud Tuhan atas diri Saulus, Ananias taat. Saulus yang hidup sebelumnya jahat, telah dipilih Tuhan untuk memberitakan nama-Nya dan berani menderita bagi-Nya.

Tidak ada orang yang lebih bisa menghargai dirinya selain dia yang menerima bahwa dirinya adalah alat Kerajaan Allah untuk memenuhi rencana Allah.
Setiap kita yang sudah dipilih oleh Tuhan Yesus berarti memberi diri hidup sebagai alat kerajaan-Nya.
Dalam hal ini seseorang harus memutuskan apakah ia dengan rela memberi dirinya menjadi alat Kerajaan Allah dan kemuliaan-Nya atau alat kerajaan kegelapan (Lukas 11:23).
Sejak kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia, manusia diperhadapkan kepada pilihan : apakah ia berdiri di pihak Tuhan atau berdiri di pihak musuh-Nya.
Ini memang sebuah pilihan yang memang tidak mudah, sebab pada umumnya orang tidak siap meninggalkan cara hidup manusia lama dengan segala kesenangannya (Lukas 14:33) kemudian memberi diri untuk mengikut Tuhan Yesus sebagai alat kerajaan-Nya.
Tuhan Yesus adalah teladan kita, sosok Pribadi Yang Maha Agung yang rela mempersembahkan hidup-Nya secara ekstream mengasihi hidup manusia, menebusnya dengan nyawa dan darah-Nya yang mahal diatas kayu salib.
Tuhan Yesus mengosongkan diri, dalam segala hal disamakan dengan manusia untuk menunjukkan bahwa Dia dalam keadaan tubuh manusia yang fana bisa memiliki dan memilih taat melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Hal tersebut bisa membuktikan bahwa oknum iblis yaitu lusifer telah bersalah karena ia tidak memiliki ketaatan seperti yang ditampilkan oleh Tuhan Yesus dalam tubuh sebagai manusia.
Nabi Yesaya dan Yehezkiel menyingung kehidupan raja Babel dan Tirus adalah tipologi/gambaran suatu ratapan dan kecaman kepada oknum lusifer yang memberontak kepada Allah, dikatakan dalam kitab Yehezkiel, lusifer diciptakan Allah dalam keadaan sempurna, penuh hikmat dan maha indah namun ia memilih untuk tidak taat dengan ingin memiliki kerajaannya sendiri, tidak tunduk dalam kedaulatan Allah bahkan ingin menyamai Allah.
(Yehezkiel 28:12-15
12 "Hai anak manusia, ucapkanlah suatu ratapan mengenai raja Tirus dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah.
13 Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu.
14 Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya.
15 Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu).

Sebagai pengikut Tuhan Yesus, kita dipanggil untuk ada berdiri di pihak Tuhan dengan menundukkan diri secara penuh, menyediakan diri sebagai alat kerajaan-Nya.
Hal ini harus ditandai dengan bersedia melepaskan segala milik yang dianggap penting dan berharga sebagai kesenangan hidup kemudian mengikuti kehendak Tuhan guna mengenakan kehidupan yang baru yaitu kehidupan seperti Tuhan Yesus, sebab tanpa hal ini maka tidak ada kemenangan.
Setiap anak Tuhan dipanggil mengalahkan perbuatan iblis dengan cara menggelar ketaatan yang absolut taat kepada kehendak Tuhan, menjadi saksi bagi Kristus dengan memberi diri sebagai alat kerajaan-Nya guna menampilkan kehidupan Tuhan Yesus ditengah-tengah dunia ini.
Untuk menjadi alat Kerajaan Allah dibutuhkan kedewasaan rohani yang terus diasah oleh kebenaran Firman Tuhan dan didikan Bapa melalui setiap peristiwa hidup.
Untuk itu Tuhan sangat berkepentingan memproses, mendewasakan orang-orang yang mengasihi Dia untuk bisa menjadi alat Kerajaan-Nya.
Setelah melalui proses pendewasaan akhirnya seseorang akan bersedia menyerahkan diri menjadi alat Kerajaan Allah.
Inilah laskar-laskar Kristus atau gladiator Tuhan yang dipertaruhkan melawan pekerjaan iblis.
Mereka yang berjuang menggelar hidupnya sebagai alat kerajaan-Nya adalah orang-orang yang layak disebut sebagai hamba-hamba Tuhan.
Dalam hal ini menjadi hamba Tuhan sesungguhnya bukan hasil sekolah theologia, kursus Alkitab dan lain sebagainya, tetapi berangkat dari kesediaan seseorang untuk bergaya hidup seperti Tuhan Yesus Kristus (hidup hanya untuk melakukan kehendak Bapa, menyelesaikan pekerjaan-Nya dengan sempurna), dan menghidupi Injil didalam setiap langkah hidupnya.
Dengan demikian seseorang baru dikatakan percaya kepada Tuhan Yesus dan menerima-Nya sebagai Pemilik kehidupan ini (Yohanes 1:11-12),
Orang yang dikatakan percaya kepada Tuhan Yesus dan menerima-Nya sebagai Pemilik kehidupan adalah orang yang bersedia menyerahkan hidupnya bagi rencana Bapa dan melaksanakan segala kepentingan-Nya, menjadi alat bagi kemuliaan-Nya.
Itulah sebabnya dalam Doa Bapa Kami tertuang kalimat: Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Sorga.
Kalimat doa ini menunjukkan bahwa orang percaya memiliki tanggung jawab untuk menghadirkan pemerintahan Allah didalam ketertundukan penuh menjadi alat bagi kemuliaan dan kerajaan-Nya.
Setiap anak Tuhan pada akhirnya dituntut kesediaannya menyerahkan diri menjadi alat bagi Kerajaan Allah, hidup untuk menyatakan kebenaran-Nya ditengah-tengah dunia, memberitakan Injil kepada setiap manusia supaya mengenal Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat dan hidup didalam pemerintahan-Nya, hidup sesuai seturut kehendak-Nya.

Yohanes 12:25-26
25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar