Selasa, 27 September 2016

MEMAHAMI ARTI "ORANG-ORANG PENAKUT"


Wahyu 21:8  Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

Orang-orang penakut adalah orang-orang yang meragukan kasih dan pemeliharaan Allah yang sempurna didalam hidupnya.
Orang-orang seperti ini pasti tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan Dia.
Hubungan yang tidak harmonis tersebut disebabkan karena ketidakpercayaan terhadap Allah.
Membandingkan dengan kehidupan bangsa Israel, mengapa bangsa Israel sering menyembah berhala?
Sebab berhala-berhala tersebut dipandang memiliki keistimewaaan seperti memberi kesuburan, memberi kemenangan dalam perang dan lain sebagainya.
Hal itu terjadi ketika kepercayaan mereka terhadap Allah menjadi kendor.
Mereka menjadi tidak takut kepada Allah, mereka lebih takut jika mereka kehilangan barang berharga, kenyamanan-kenyamanan hidup dan kelimpahan berkat-berkat secara lahiriah.
Olehnya tidak heran jika bangsa Israel mudah berpaling dan memiliki banyak sekali berhala seperti ba'aĺ, molokh, asytoret, kamos, milkol dan allah asing lainnya akibatnya hubungan mereka dengan Allah Elohim menjadi rusak.

Alkitab berkata : Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya (Markus 8:35).
Di zaman akhir ini para "penakut" ialah orang-orangnya yang dapat disejajarkan dengan orang yang mau menyelamatkan nyawanya dari pada kehilangan nyawanya karena Kristus dan Injil-Nya.
Mereka lebih takut akan penolakan dan ancaman manusia daripada takut akan Allah yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh didalam neraka, mereka adalah orang yang tidak hidup dalam menghargai kesetiaan kepada Kristus dan kebenaran Firman-Nya.
Mereka akan lebih menghargai keamanan pribadi, harta dan kedudukan secara duniawi daripada menghargai hal-hal yang bernilai kekal, sebab keamanan pribadi, harta dan kedudukan secara duniawi dinilai lebih menguntungkan, lebih bernilai tinggi dan lebih bermakna untuk dikejar sebagai sarana tempat perlindungan hidupnya dimasa-masa yang sulit didalam hidupnya.
Bagaimana bisa memiliki hubungan yang harmonis kalau hatinya ditambatkan kepada kekayaan yang menjadi tempat perlindungan?
Inilah orang-orang yang memiliki berhala atau ilah di zaman ini.
Kalaupun mereka datang berurusan kepada Tuhan, Tuhan hanya menjadi salah satu alternatif untuk menopang hidupnya.
Tetapi mereka tidak mampu mempercayai Tuhan sepenuhnya, sebab Tuhan tidak kelihatan dan seakan-akan tidak ada.

Dalam kitab Wahyu dikatakan bahwa orang yang termasuk kelompok yang akan dibinasakan adalah para penakut.
Kata penakut dalam teks aslinya adalah "deilos".
Kata ini diterjemahkan sebagai fearful (sangat ketakutan), cowardly (pengecut), timid (orang yang kurang atau tidak memiliki keyakinan). Orang-orang seperti ini tidak akan bisa memuliakan Tuhan dalam hidupnya secara benar.
Orang yang penakut tidak akan dapat menjadi perwira Tuhan untuk mengawal pekerjaan-Nya dengan tanpa batas.
Mereka sibuk dengan perasaan takutnya sendiri dan menjadi egois.
Untuk melindungi diri, maka seorang penakut akan berusaha berburu harta dunia tanpa batas demi memiliki harta sebanyak-banyaknya.
Biasanya orang-orang seperti ini menjadi pelit atau kikir.
Kalaupun ia berbagi untuk orang lain, hal itu disebabkan karena hartanya sudah terlalu banyak dan ia membutuhkan penghargaan dan pengakuan dari manusia lainnya, atau sebagai usaha untuk menyuap Tuhan yang sebenarnya tidak atau kurang dipercayainya.

Dalam hal ini dapat dimengerti penyebab mengapa banyak orang tidak berani berkorban bagi Tuhan dengan tanpa batas.
Sebab mereka adalah orang-orang penakut, mereka menahan miliknya guna mengawal kehidupan pribadinya supaya berjalan dengan mulus tanpa penderitaan dan ganguan hidup lainnya, mereka merasa tidak aman tanpa harta kekayaan.
Mereka melindungi harta kekayaannya demi keamanan dirinya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “orang-orang penakut” adalah orang-orang yang tidak mungkin mengasihi Tuhan dan sesamanya.
Mereka mengasihi harta lebih dari Tuhan. Padahal Firman Tuhan mengatakan bahwa orang yang tidak mengasihi Tuhan berkeadaan terkutuk (1Korintus 16:22).

Dari kebenaran ini mari kita bertumbuh membangun kepercayaan yang kokoh terhadap pribadi Allah kita Yesus Kriatus; bahwa Dia cukup dan segalanya bagi hidup kita.
Anak-anak Allah (huios) adalah orang-orang yang menaruh percaya sepenuhnya kepada pribadi Tuhan Yesus.
Sebelum seseorang menutup mata, Tuhan Yesus mau mendidik kita untuk memiliki sikap hati mempercayai pribadi-Nya dengan benar, sebab inilah sikap hormat mutlak yang harus dimiliki orang-orang yang masuk ke dalam anggota keluarga Kerajaan Allah.
Tuhan tidak menginginkan anak-anak-Nya mempercayai Dia secara benar setelah berada di rumah-Nya, yaitu ketika mereka menyaksikan kemuliaan Allah yang tiada tara nanti dikekekalan.
Tetapi Tuhan menghendaki kita memercayai-Nya secara benar sejak sekarang, selagi masih hidup di dunia ini.
Ciri seorang yang menaruh percayanya kepada Tuhan Yesus ia tidak akan takut lagi kehilangan kesenangan-kesenangan hidup secara duniawi bahkan kehilangan nyawa bagi kepentingan pekerjaan Tuhan, ia tidak lagi hidup bagi diri sendiri, sebab filosofi hidupnya adalah "hidup untuk Kristus, mati didalam Kristus adalah keuntungan".
Ketertarikannya terhadap keindahan dunia pasti telah menjadi pudar.
Tidak tertarik terhadap keindahan dunia berarti tidak lagi terikat dengan kekayaaan.
Segala berkat-berkat yang dipercayakan oleh Bapa dikelolanya secara maksimal untuk mengawal pekerjaan dan kepentingan Bapa sampai benar-benar ia dibebas tugaskan oleh Bapa dari segala tugasnya dibumi ini, dipanggil kembali ke rumah Bapa di Sorga guna menerima mahkota abadi dari Bapa, hidup bersama-sama dengan Dia didalam kekekalan sampai selama-lamanya.

1 Yohanes 4:18  Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Amin.

4 komentar: