Rabu, 04 Januari 2017

CIRI KEHIDUPAN DI BAWAH KENDALI TUHAN


Matius 6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Banyak orang yang tidak menyadari dan tidak mengakui pemerintahan Allah dengan sungguh-sungguh. Amat banyak orang yang menganggap bahwa Allah tidak bersentuhan aktif dengan manusia ciptaan-Nya. Mereka menganggap bahwa Allah ada di seberang dunia lain yang berbeda dimensinya dengan manusia. Pandangan ini mendorong mereka untuk menjalankan roda hidupnya dengan sikap seakan-akan tidak ada pemerintahan Allah yang berlaku atas hidup mereka. Masing-masing orang hidup sesuai dengan keinginannya sendiri. Ini sama dengan menggelar pemerintahannya sendiri; ini berarti seseorang menjadi raja atas dirinya sendiri dan sebisa-bisanya atas orang lain sebanyak-banyaknya. Itulah sebabnya manusia berlomba untuk menjadi lebih kuat dari sesamanya: kuat dalam materi, pangkat gelar, kekuasaan dan lain sebagainya.
Sikap seperti ini sebenarnya adalah sikap yang pernah di gelar oleh lusifer/iblis yang merasa berhak atas dirinya sendiri tanpa dalam ketertundukan akan pemerintahan Allah (Yesaya 14:12:14).

Kita mungkin heran sebab banyak orang yang mengaku Kristen namun masih melakukan berbagai perbuatan yang mendatangkan bencana bagi orang lain. Mereka melakukan ketidakadilan, masih bisa melukai manusia lain. Mereka telah menjadi batu sandungan bagi sesamanya.
Sebagai orang percaya kita harus bertindak hati-hati sebab ada Mata Tuhan yang melihat segala perbuatan kita setiap detik dan menegakkan keadilan-Nya dengan tidak pandang bulu.
Ketika kita membuat pernyataan bahwa kita adalah anak anak Allah seharusnya hidup kita dibawah kendali pimpinan Roh Allah.
Roma 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
Kepantasan kita di sebut sebagai anak anak Allah adalah berangkat dari kesediaan kita menyerahkan diri kita untuk dipimpin oleh Roh Allah.
Orang yang mau dipimpin oleh Roh Allah ia harus bersedia meninggalkan cara hidup manusia lamanya dan menyerahkan semua wilayah hidupnya baik dari dalam jiwanya maupun tubuh jasmaninya untuk dikendalikan dan di bentuk oleh Allah (Lukas 14:33).
Berangkat ia mulai mengerti Firman dan mengenakan secara terus menerus didalam kehidupannya dengan demikian ia sudah mulai menghadirkan pemerintahan Allah didalam hidupnya.

Dengan mengakui pemerintahan Allah, kita dipanggil oleh Tuhan agar mengembangkan diri dan mengoptimalkan semua potensi yang ada pada diri kita untuk memuliakan Tuhan dan bukan untuk kepentingan diri sendiri, semestinya semua itu kita lakukan untuk melayani Tuhan dan mengasihi sesama kita. Dengan memperdulikan dan mengasihi sesama kita maka berarti kita sedang melayani Tuhan. Sesungguhnya untuk itulah manusia diciptakan.
Pertanyaan penting yang harus kita jawab hari ini, sudahkah kita mengakui kehadiran pemerintahan Allah itu didalam hidup kita?, ataukah kita sebenarnya sedang memiliki kerajaan sendiri didalam hidup kita?, hal ini nampak ketika kita menjalankan roda kehidupan kita untuk diri kita sendiri dan tidak sepenuhnya di pimpin oleh Roh Allah.
Hidup dipimpin oleh Roh Allah atau hidup dalam kendali Tuhan Yesus, tidaklah cukup ditunjukkan dengan tidak berbuat jahat yang berupa melanggar moral umum.
Hidup di bawah kendali Tuhan artinya bersedia melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan dan kepentingan Tuhan dengan cara yang sesuai dengan kehendak-Nya.
Seseorang belum bisa dikatakan memuliakan Tuhan jika segala sesuatu yang dilakukannya masih ditujukan bagi kepentingan dirinya sendiri.
Kalau kita melakukan segala sesuatu tanpa bersedia dikendalikan Tuhan sepenuhnya, berarti kita sedang menolak pemerintahan Allah didalam hidup kita. Itu berarti kita tidak bersedia menggelar hidup sesuai dengan kalimat dalam Doa Bapa Kami yang berbunyi, “Datanglah Kerajaan-Mu; jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Surga.” Jika tidak mengakui pemerintahan Allah, untuk apa Ia membawa kita masuk ke dalam kerajaan-Nya? Jadi kalau masih mau memasuki dalam kerajaan-Nya, hiduplah dalam kendali Tuhan mulai sekarang.

Hidup di bawah kendali Tuhan berarti hidup yang bersedia menyerahkan semua wilayah hidupnya baik dari dalam jiwanya maupun tubuh jasmaninya untuk dikendalikan, di isi dan di bentuk oleh Tuhan Yesus dan melakukan apa yang kudus, berkenan dan yang sempurna didalam hidup, bersedia berkorban segala sesuatu untuk kepentingan-Nya dan membawa hidup sesuai dengan cara dan kehendak-Nya.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar