Senin, 16 Januari 2017

KESADARAN BAHWA BUMI SEBAGAI TEMPAT PERSINGGAHAN SEMENTARA


Yohanes 15:19
Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.

Yang perlu dipertegas didalam kehidupan kita sebagai orang percaya adalah kita harus sadar betul ketika kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan itu berarti kita memilih untuk berstatus sebagai anak-anak kerajaan surga.
Kehidupan dengan status ini haruslah berbeda dengan orang-orang dunia pada umumnya.
Sebagai anak-anak kerajaan surga kita harus hidup mengabdi kepada Tuhan dan kerajaan-Nya.
Selama kita tinggal tetap dibumi ini kita harus sadar betul bahwa dibumi ini hanya tempat berkemah sementara untuk belajar hidup berkenan dihadapan Tuhan, untuk mempersiapkan diri masuk kedalam kerajaan-Nya, tentu dengan kondisi sudah mengenakan pakaian kekudusan seperti kekudusan yang Tuhan Yesus kenakan.

Tuhan Yesus adalah yang sulung bagi seluruh kehidupan orang percaya. Keselamatan yang disediakan adalah usaha Tuhan Yesus mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya yang semula yaitu “supaya kita menjadi anak-anak Allah yang benar dan berkenan dihadapan-Nya, kudus seperti Ia adalah kudus”.
Untuk itu kalau kita mau menerima keselamatan dari Tuhan Yesus, maka kita harus memberi diri digarap untuk menjadi anak-anak Allah yang kudus, suci dan berkenan dihadapan-Nya.
Bersedia untuk hidup tidak sama lagi dengan dunia ini.
Kita sebagai umat pilihan dipanggil untuk menjadi anak-anak Allah.
Melalui proses belajar hidup berkenan setiap hari dihadapan Tuhan, maka selangkah demi selangkah hidup kita akan dibentuk dan diukir oleh Tuhan untuk bisa memiliki tingkat kesucian sesuai dengan standar kesucian Tuhan.
Mata hati nurani akan semakin tercelik dan semakin sadar bahwa kita adalah makhluk ciptaan yang diciptakan untuk melayani kehendak-Nya.

Orang percaya bukan dipanggil sekadar menjadi orang beragama yang mengerti hukum dan melakukan hukum-hukum itu. Tetapi kita dipanggil sebagai makhluk yang dalam kesadaran tinggi bahwa kita hidup dalam semesta dimana ada Sang Penguasa yang aktif memerintah yaitu pemerintahan dari kerajaan Tuhan kita Yesus Kristus, dimana kita harus menundukkan diri sepenuh tanpa syarat kepada-Nya.
Sebagai orang percaya hendaknya kita memiliki gairah hidup Tuhan Yesus yaitu : Makananku adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Orang-orang yang memiliki gairah hidup seperti ini adalah orang yang disebut oleh Tuhan Yesus adalah orang-orang yang tidak lagi menyayangkan nyawanya sebab baginya hidup hanya bagi Tuhan dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Orang yang menyadari bahwa ia sedang menumpang di dunia ini hendaknya ia juga bersikap sebagai seorang penumpang di dunia ini, tidak lagi memiliki kepentingan diri sendiri dan kepentingan memiliki kesenangan dunia,  hidupnya seluruhnya diarahkan kepada kehendak Sang Maha Raja yaitu Tuhan kita Yesus Kristus.
Tetapi kalau seseorang tidak merasa bahwa ia sedang menumpang didalam duniai ini, dengan hidup sesuai dengan kehendaknya sendiri maka ia akan kehilangan kesempatan untuk bisa turut masuk dan memiliki dunia yang akan datang yang sebenarnya adalah dunia berkeadaan lebih baik dan lebih sempurna yang disediakan oleh Tuhan Yesus bagi orang percaya didalam kerajaan-Nya.

Oleh hal ini orang percaya tidak perlu takut hidup yang rela kehilangan nyawanya demi hidup bagi kepentingan Tuhan. Nyawa di sini artinya menunjuk kesenangan-kesenangan jiwa yang dipengaruhi oleh filosofi hidup manusia pada umumnya.
Jiwa manusia pada umumnya telah diwarnai oleh cara hidup anak-anak dunia yang bukan umat pilihan yang tidak dipersiapkan mewarisi Kerajaan-Nya. Hampir sebagian besar hidup manusia telah diracuni oleh filosofi hidup orang dunia yang memiliki filosofi "hidup hanya untuk hidup" yang menggiringnya menuju kegelapan abadi ini.
Jika ia terus terlena dengan hidup yang demikian yang segala kesenangan hidup hari ini yang ia jadikan sebagai tujuan hidupnya, maka ia akan kehilangan kesempatan selamanya untuk hidup bersama-sama dengan Tuhan Yesus didalam kerajaan-Nya.
Kesempatan ini tidak terbeli oleh apa pun. Tidak menghargai kesempatan ini sama dengan tidak menghargai Tuhan yang memberi kesempatan kepada manusia untuk memperoleh hidup yang kekal.

Betapa mengerikan keadaan manusia yang kehilangan kesempatan untuk hidup di dunia yang akan datang. Tetapi banyak orang tidak memedulikannya. Orang seperti ini tidak mengerti betapa tinggi resiko kehidupan bagi seorang yang tidak mau belajar dengan giat mempersiapkan hari esoknya untuk terus hidup berkenan dihadapan Tuhan.
Kegiatan hidupnya atau kerajinannya sebagian besar ditujukan kepada kegiatan yang lain.
Orang-orang yang tidak mau kehilangan nyawanya hidup bagi Tuhan dimasa hidup di dunia hari ini maka ia akan kehilangan hari esok di keabadian kelak.

Kehilangan nyawa berarti seorang yang menyadari dan memperlakukan bahwa hidup di dunia ini bukanlah untuk menetap. Namun diisi untuk bisa melakukan kehendak Bapa dengan sempurna.
Tujuh puluh atau delapan puluh tahun hidup manusia harus dianggap sebagai persinggahan sementara. Dalam persinggahan itu tidak boleh bersikap seakan-akan akan menetap selamanya dibumi.
Sebagaian besar manusia juga termasuk orang-orang Kristen bersikap sebagai orang yang seakan-akan akan menetap dibumi ini, bahkan ada yang berpikir bahwa hidupnya seperti tidak ada ujungnya yang tanpa pernah ada akhirnya.
Orang-orang seperti ini akan hidup secara sembarangan, ia adalah orang-orang yang menjadikan dunia ini sebagai tempat berburu harta dibumi, tempat berburu kesenangan dan kenikmatan hidup yang berfokus untuk pemuasan dirinya sendiri.
Kalau irama hidup seperti ini tidak segera diubah, maka ia tidak akan pernah bisa berubah sehingga hal ini akan membawanya kepada kebinasaan kekal.
Orang-orang seperti ini tidak bisa lagi mengerti kebenaran. Tetapi sebagian mereka merasa bahwa mereka mengerti kebenaran. Begitu hebatnya iblis menipu mereka.

Sebenarnya untuk menjadi pengikut Kristus yang sejati manusia di tuntut memiliki standar kualitas hidup yang sangat tinggi, standar kualitas hidup itu adalah ia harus bersedia melepaskan dirinya dari segala milik yang menjadi kebanggaan dan kesenangan dihidupnya (Lukas 14:33).
Hal ini bagian yang sangat berat dan nyaris mustahil untuk dilakukan, tidak semua orang mau mengenakan standar Tuhan yang satu ini. Sebab baginya, dunia sangat indah dan sangat sayang jika tidak menikmati kesenangan didalamnya.

Sebagai orang percaya kita tidak boleh terlena dengan tawaran dunia ini. Kita harus menyangkal diri kita bahwa dunia ini bukanlah rumah kita, pilihan kita harus kita jatuhkan kepada mengikut Tuhan Yesus dan kerajaan-Nya sebagai satu-satunya tujuan hidup kita.
Mengikut Tuhan Yesus berarti mengikut jejak-Nya; hidup seperti Dia hidup.
Orang yang serius mengikuti jejak Tuhan Yesus adalah orang-orang yang sadar bahwa warga kerajaannya adalah warga kerajaan surga, dimana selama dibumi ini semua kegiatan dihidupnya adalah sarana untuk mengabdi kepada Tuhan dan bukan lagi untuk kesenangan pribadi, orientasi hidupnya seluruhnya diarahkan hanya untuk menjadi anak-anak Allah yang tiada henti belajar mengenakan pikiran dan perasaan Kristus disetiap waktunya, terus-menerus mengambil bagian didalam kekudusan-Nya, hidup hanya untuk melakukan kepentingan dan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya dengan sempurna tanpa bernoda.

Filipi 3:20-21
20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar