Kamis, 19 Januari 2017

TUHAN YESUS MENILAI HIDUP KITA


Matius 19:30 "Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."

Tuhan Yesus mengatakan dalam beberapa kesempatan suatu pernyataan yang perlu kita gumuli, yaitu “tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”
Pernyataan ini paling tidak diucapkan oleh Tuhan Yesus 4 kali (Matius 19:30; 20:16; Markus 10:31; Lukas 13:30).
Kata yang terdahulu dalam teks aslinya adalah protos. Kata ini memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah yang terbaik, yang terkemuka dan paling utama (the best, first importance, first of all, foremost).
Kata protos bukan hanya menunjuk mengenai urutan tetapi tingkatan kualitas. Sedangkan kata “terakhir” dalam teks aslinya dari kata eskhatos. Kata ini kebalikan dari kata protos yang berarti terbelakang, rangking rendah, tidak dianggap penting.
Maksud perkataan Tuhan itu adalah bahwa orang-orang yang tadinya dianggap terkemuka, terpenting, dan terbaik menjadi kebalikannya, sedangkan orang yang tadinya dianggap tidak terkemuka, tidak penting, tidak terkemuka menjadi kebalikannya pula.
Di balik pernyataan Tuhan Yesus ini, Ia menunjukkan bahwa Tuhan menilai setiap individu. Ada ranking di mata Allah.

Untuk memahami maksud pernyataan Tuhan Yesus tersebut, kita harus memperhatikan konteks bilamana Tuhan mengucapkan kalimat tersebut.
Dalam Matius 19:30, Tuhan Yesus sedang berbicara mengenai upah yang Tuhan berikan kepada orang-orang yang setia sampai akhir jaman.
Dalam Markus 10:31, juga konteksnya mengenai kesediaan murid-murid Tuhan Yesus meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Tuhan Yesus. Tuhan Yesus menunjukkan bahwa mereka akan mendapat perlakuan khusus dari Allah karena rela menderita bersama-sama dengan Kristus (Roma 8:17).

Dalam Matius 20:16, mengenai perumpamaan yang dikemukakan oleh Tuhan Yesus mengenai pekerja yang mendapat upah yang sama walau jam masuk mereka berbeda. Pekerja yang masuk lebih awal bersungut-sungut karena diperlakukan tidak adil. Dalam perumpamaan mengenai upah orang upahan di kebun anggur Tuhan Yesus hendak menunjukkan bahwa melayani Tuhan tidak boleh mempersoalkan upah.
Ada pun Lukas 13:30, konteksnya adalah mengenai betapa sulitnya orang memperoleh keselamatan. Tuhan juga menyinggung orang-orang yang merasa sudah berprestasi dalam pelayanan atau kegiatan kekristenan tetapi ternyata ditolak oleh Allah. Kemudian Tuhan berbicara mengenai kenyataan dimana Tuhan Yesus akan makan dan minum dengan segala bangsa dari berbagai tempat sedangkan anak kerajaan atau bangsa Israel sendiri akan terbuang.

Pertanyaannya sekarang adalah, apa sebenarnya motivasi kita dalam melayani Tuhan?
Hendaknya kita seperti Paulus yang bisa berkata :
1 Korintus 9:18 Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.
Filipi 3:7-8 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.

Ketika kita memiliki motivasi yang murni untuk melayani dan mengikut Tuhan tanpa ada motivasi terselubung maka kita akan menjadi orang yang Tuhan sebut menjadi orang orang yang terdahulu yaitu orang orang yang terbaik, berkualitas yang Tuhan temukan berkenan dihadapan-Nya.

Tuhan menunjukkan bahwa Dia menilai setiap individu sehingga ada ranking di mata Allah atas orang percaya.

Roma 14:17-18
17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
18 Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar