Senin, 09 Januari 2017

PENYEMBAHAN YANG BENAR KEPADA TUHAN


Matius 15:8-9 dan Matius 15:17-20
8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
9 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."
17 Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban?
18 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
20 Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."

Menyembah dengan bibir dan bukan berasal dari hati yang murni adalah sebuah kepalsuan dihadapan Tuhan.
Tuhan Yesus menentang para ahli Taurat yang mengutamakan tradisi adat istiadat dari pada perintah Tuhan.
Ia menegur dengan perumpamaan sebagai bangsa yang menyembah Tuhan dengan bibir bukan dengan hati.
Semua peraturan yang ditafsirkan dari Taurat Musa hanya diucapkan di bibir. Hatinya sama sekali tidak tersentuh.  Menyembah Tuhan dengan benar haruslah bersumber pada pengenalan manusia akan Tuhan. Dan ini hendaknya harus keluar dari ketulusan dan kesungguhan seseorang untuk merenungkan firman-Nya untuk kemudian sungguh-sungguh digelar didalam kehidupannya.

Hari-hari ini betapa mudahnya seseorang jatuh ke dalam dosa kemunafikan. Sepertinya ia saleh dan setia kepada Tuhan dengan menjalankan tata peraturan agamawi, mereka rajin pergi ke gereja, mengambil bagian melayani sebagai usher, singer, worship leader, pemain musik bahkan menjadi pendeta.
Mereka tampak saleh didalam kegiatan pelayanan di dalam gereja.
Tetapi didalam kehidupan sehari-hari hati mereka tidaklah menyembah dan melekat kepada Tuhan secara benar, hal ini tampak dari hal yang mendominasi hati mereka apakah Tuhan dan kehendak-Nya ataukah kesenangan yang lainnya seperti harta, pekerjaan, kedudukan, uang, barang, hobi dan lain sebagainya.
Bagi Anda yang merasa sebagai menjadi pelayan Tuhan yang melayani Tuhan di gereja, baik sebagai aktivis maupun pendeta, mintalah Tuhan selidiki hati, apakah Anda tetap bersedia melayani Tuhan dan suasana hati Anda tidak berubah ketika Anda tidak mendapat uang persembahan kasih (PK)?, apakah jika ada didalam keadaan tidak memiliki uang, harta, kedudukan, hati Anda tetap tidak bergeser dari posisi semula dan tetap menyala-nyala mau melayani Tuhan?

Banyak dari orang yang mengaku sebagai orang percaya sebenarnya tidak sungguh-sungguh murni mengasihi Tuhan dan melayani-Nya secara tulus.
Mereka tampak memberi persembahan kepada Tuhan di gereja dalam jumlah besar, tetapi melihat orang kesusahan disekitar mereka, mereka tidak menolongnya, inilah kemunafikan orang-orang Kristen diakhir zaman ini.
Mereka masih senang melanggar perintah-perintah Tuhan yang lebih penting untuk dilakukan.
Di gereja mereka dengan semangat  memuji dan menyembah Tuhan secara seremonial atau liturgi, namun sebenarnya diluar gereja mereka tidak pernah menyembah Tuhan secara pantas.
Mereka berperilaku seolah-olah saleh padahal mereka hidup didalam pemerintahannya sendiri.
Mungkin orang lain bisa terkecoh oleh sikap itu. Akan tetapi, Tuhan tidak dapat dikelabui sebab Ia melihat hati setiap orang.

Tuhan menginginkan umat-Nya terus mengalami perubahan hati, dan bukan tingkah laku.
Sebab tingkah laku otomatis berubah seiring dengan perubahan hati yang ubahkan oleh firman Tuhan.
Tingkah laku bisa dipalsukan, dan karena itu bukan menjadi ukuran utama perubahan yang terjadi.
Maka, jika kita mau mengukur bagaimana keadaan rohani kita yang sesungguhnya, kita harus melihat kedalaman hati kita.
Apakah hati kita benar di hadapan Allah?
Apakah hati kita benar-benar merindukan Allah dan kebenaran-Nya untuk dilakukan?
Apakah hati kita benar-benar suka akan perintah-Nya atau terbeban dengan perintah-Nya?
Apakah hati kita lebih suka dengan hal yang lain selain Tuhan dan kerajaan-Nya?
Hati yang diperkenan Tuhan adalah hati yang merendahkan diri di hadapan Tuhan untuk sungguh-sungguh mengenal Dia dari hati yang tulus.
Dengan mengenal Tuhan dan kehendak-Nya secara bertekun yang berasal dari hati yang murni, hati kita akan diubahkan oleh Tuhan menjadi hati yang mudah berbelaskasihan dan memerhatikan orang lain dengan tulus.
Hati yang penuh kasih kepada Allah dan manusia. Inilah tuntutan Tuhan dari umat-Nya.

Tetapi siapa yang tidak menjaga hatinya, dan membiarkannya tanpa dipimpin oleh firman Tuhan, hatinya akan makin jauh dari Tuhan: Makin cemar, makin dikuasai oleh hawa nafsu duniawi dan makin jauh dari Tuhan. Hati kita tidak akan mungkin netral.
Hati kita akan mengikuti salah satu, yaitu apakah firman Tuhan, atau dosa.
Dosa menjadi kekuatan yang akan terus menyeret hati menjadi semakin rusak dan kotor.
Tanpa disadari hati yang tidak pernah benar-benar dikoreksi dan dibongkar oleh Tuhan akan terus merasa dirinya suci dan baik.
Inilah yang dirasakan oleh pemimpin-pemimpin agama Yahudi.
Hari ini jangan memiliki pemikiran diri, kita sudah tidak perlu diperbaiki oleh Tuhan dan merasa diri sudah baik dan suci.
Mereka yang merasa tidak ada lagi yang perlu dikoreksi dari keadaan hati mereka, maka mereka adalah orang-orang yang mengabaikan Tuhan dan menajiskan dirinya sendiri.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan bahwa apa yang keluar dari dalam, itulah yang menajiskan manusia.
Kebusukan ataukah kemurnian seseorang akan tercermin di dalam apa yang ada didalam hatinya.

Kiranya Tuhan memberikan kita kepekaan dalam hal ini.
Keadaan najis dari seorang manusia bukan dinilai dari apa yang dia lakukan.
Keadaan najis ini justru keluar dari ketidaktulusan yang berasal dari dalam hatinya.
Jika selama ini kita menganggap bahwa penghakiman itu diberikan dengan melihat perbuatan seseorang, maka Tuhan Yesus sedang mengajarkan bahwa penghakiman Tuhan akan dinilai hingga ke dalam hati seseorang (Roma 2:16).
Setiap orang bisa melakukan perbuatan baik dari hati yang jahat, hal ini akan dihakimi oleh Tuhan.
Hati yang baik akan tercermin lewat perbuatan yang baik dan perkataan yang baik.
Tidak ada orang berhati baik yang mengeluarkan kata-kata yang memamerkan kecemaran hatinya.
Mari kita nilai hati kita masing-masing.
Tidak peduli siapakah Anda hari ini, apakah Anda seorang pendeta sekalipun harus belajar merendahkan hati dihadapan-Nya.
Mintalah Tuhan mengoreksi hati kita setiap hari apakah hati kita benar-benar suka akan melakukan firman-Nya.
Apakah hati kita benar-benar murni hanya ada Tuhan yang berkedudukan tinggi didalamnya ataukah harta kekayaan, kedudukan dll.
Itu sebabnya, marilah kita selidiki hati kita.
Tidak ada seorangpun yang bisa mendustai Tuhan.

Di dalam segala situasi biarlah kita mengingat untuk mengasihi Tuhan dengan benar dan sungguh-sungguh memperhatikan perintah-Nya, memberi belas kasihan kepada sesama, dan dengan tulus hidup bagi Tuhan dan kerajaan-Nya dengan hati yang murni.
Hanya Tuhan yang tahu apa yang ada di dalam hati kita.
Itulah sebabnya kita harus berdoa memohon Tuhan menerangi hati kita. Tanpa penerangan dari firman Tuhan, kita akan menganggap hati kita sudah baik. Tetapi dengan penerangan dari firman Tuhan dan terus memohon tuntunan-Nya setiap hari, barulah kita tahu bagian mana yang masih perlu diperbaiki dan dibersihkan oleh Tuhan agar diri kita semakin murni dan semakin serupa dengan gambar-Nya.
Dengan demikian penyembahan yang benar kepada Tuhan adalah penyembahan yang diekspresikan didalam seluruh gerak dihidup kita yang suka akan melakukan perintah Tuhan, yang benar-benar keluar dari dalam hati yang tulus taat melakukan kehendak-Nya setiap waktu tanpa motivasi apapun selain satu hal yaitu rindu selalu menyenangkan hati-Nya.
Biarlah kita mendoakan apa yang pemazmur serukan di dalam doanya di Mazmur 139:23: “Selidikilah aku ya Allah, dan tiliklah hatiku. Lihatlah apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal.”

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar