Rabu, 18 Januari 2017

MEWASPADAI PRAKTEK PERDUKUNAN DI DALAM GEREJA


1 Timotius 6:3-5
3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita,
4 ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga,
5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.

Kalau pelayanan gereja tidak bermuara pada usaha merubah kehidupan normal manusia menjadi normal di mata Tuhan, maka gereja pasti hanyut dalam usaha menyelamatkan diri dengan menghindarkan dirinya dari berbagai kesulitan-kesulitan hidup didunia ini, dengan menggunakan kuasa Tuhan dan mengklaim mujizat-Nya untuk pemenuhan kebutuhan jasmani hingga hidup kelimpahan akan kekayaan selama ia hidup dibumi.
Usaha yang terfokus kepada pemenuhan kebutuhan jasmani dengan menggunakan mujizat dan kuasa Tuhan akan membuat seseorang tetap tinggal sebagai anak dunia yang miskin, bukan sebagai bangsawan surgawi yang memiliki kelimpahan yang dijanjikan Tuhan Yesus (Yohanes 10:10).
Gereja seperti itu akan menawarkan “rumput yang palsu” yang adalah “rumput keinginan duniawi yang membinasakan”, dan bukan rumput yang berasal dari Tuhan Yesus.
Kelimpahan yang diajarkan pasti kelimpahan duniawi, bukan kelimpahan rohani.
Mereka memberitakan Injil yang palsu, bukan Injil original seperti yang Tuhan Yesus pernah ajarkan.
Mereka menyampaikan kabar baik menurut manusia, bukan kabar baik menurut Tuhan.

Ironisnya, justru gereja dengan model ini yang menjadi trend dan laris di “pasar persaingan gereja” hari ini.
Di tengah-tengah dunia yang menghadapi krisis hebat dalam berbagai bidang kehidupan, maka promosi kelimpahan duniawi yang akan “laris” di pasaran.
Mereka menggunakan ayat firman Tuhan sebagai alat untuk meraih kenyamanan hidup secara jasmani dan memproklamirkan kehidupan yang penuh mujizat kelimpahan kenyaman hidup jika ia taat mengikut Tuhan Yesus.
Padahal Tuhan Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya "Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku (Lukas 14:33).
Hal ini berbanding terbalik dengan pemberitaan firman Tuhan yang sering kita dengar di sebagian wilayah gereja yang isinya selalu memperbolehkan umat mengklaim Tuhan untuk memenuhi hidupnya dengan mujizat-mujizat kelimpahan pemenuhan kebutuhan jasmani dan kekayaan materi demi kenyamanan hidupnya dibumi.
Memang pada dasarnya semua manusia berpikir duniawi, fokus hidupnya hanya tertuju kepada pemenuhan kebutuhan jasmani.
Inilah yang ditangisi oleh Paulus dalam Filipi 3:18-20 yang mengatakan: Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Karena kewargaan kita adalah di dalam surga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.

Menjadi seteru salib Kristus artinya menjadi musuh salib, yaitu orang-orang yang hanya memikirkan kesenangan duniawi.
Berkenaan dengan hal ini Yakobus memberi pernyataan tegas dengan pernyataan :
Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah (Yakobus 4:3-4).
Rasul Yohanes pun memberi pernyataan yang sama dengan pernyataan :
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya (1 Yohanes 2:15-17).
Orang-orang yang hendak menjadikan dunia ini sebagai tempat meraih kesenangan hidupnya maka ia telah berkhianat kepada Tuhan Yesus, Alkitab dengan tegas berkata mereka menjadikan dirinya sebagai musuhnya Allah.
Mereka tidak mengerti atau tidak mau mengerti bahwa kematian Tuhan Yesus adalah untuk menyelamatkan mereka dari kerusakan gambar diri mereka (kerusakan moral) yang penuh dengan percabulan hawa nafsu duniawi kemudian diubahkan menjadi memiliki gambar Allah yang seutuhnya.
Justru keselamatan dalam Yesus Kristus mengubah orang dengan filosofi kelimpahan secara materi sebagai tujuan hidup menjadi orang yang rela tidak memiliki : “melepaskan segala miliknya untuk dipergunakan sebagai sarana mengabdi kepada Tuhan dan kerajaan-Nya”.

Banyak gereja tampil sebagai penyelamat ekonomi dengan segala janji-janji kelimpahan materi dan pemenuhan kebutuhan jasmani lainnya.
Mereka menyesatkan jemaat dengan menyakinkan semua orang bahwa umat Tuhan dapat menghadirkan mujizat kelimpahan kekayaan materi dengan menggunakan kuasa Tuhan yang heran dan besar.
Oleh sebab itu tema yang selalu ditekankan dalam setiap pertemuan adalah kebaikan dan kuasa Tuhan.
Tentu slogan-slogannya antara lain “ tuaian mujizat bisa terjadi setiap hari, tiada yang mustahil bagi-Nya, Dia peduli, Imani janji-Nya” dan lain sebagainya. Semua itu hanya mengarah kepada pemenuhan kebutuhan jasmani dan eksploitasi Tuhan serta memanipulasi Tuhan sebagai alat untuk memenuhi apa yang mereka inginkan, dalam hal ini Tuhan bukan lagi sebagai Majikan melainkan seorang hamba yang diminta untuk memenuhi segala keinginannya yang walaupun doanya ditutup "dalam nama Tuhan Yesus".

Iklim seperti ini akan menampilkan sosok-sosok “mesias ekonomi” dalam gereja yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi jemaat dalam menyelesaikan problem ekonomi.
Jadi jangan heran kalau di beberapa gereja terdapat doa-doa agar Tuhan membayar hutang jemaat.
Dalam pertemuan jemaat di gereja, jemaat disuruh mengangkat tas dan dompet di atas kepala dan seorang pendeta atau pembicara di mimbar “melepaskan berkat finansial” kepada jemaat.
Ini adalah praktek perdukunan yang benar-benar menyesatkan dan merusak kemurnian iman Kristen.

Saudaraku sekalian tema renungan kali ini bukan bermaksud hendak menyerang siapapun tapi hal ini membuat kita lebih waspada terhadap penyesatan dan tanda-tanda akhir zaman yang sudah didepan mata kita dan kita hendaknya lebih dengan teliti lagi membaca dan mempelajari kembali isi Alkitab dengan secara lengkap dan utuh sehingga kita tidak mudah disesatkan dengan pengajaran yang tidak sesuai dengan isi kebenaran Alkitab yang sesungguhnya.
Penyesatan adalah hal yang tidak mudah terditeksi dengan mudah, oleh sebab itu harus ada yang menyingkapkan.
Tuhan mengatakan bahwa penyesatan memang harus terjadi, hal ini tentu untuk menggenapi apa yang Alkitab telah nubuatkan.
Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya (Matius 18:7).
Hendaknya sebagai umat Tuhan yang menghidupi jejak hidup seperti Tuhan Yesus telah hidup, maka kita perlu merenungkan dan menghidupi seluruhnya dengan seksama tulisan Paulus yang berikut ini :
1 Timotius 6:6-10
6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar