Selasa, 24 Januari 2017

MEMAHAMI KELAHIRAN BARU DENGAN BENAR (Bagian 2)


1 Petrus 2:2  Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

Ciri orang yang mengalami kelahiran baru maka karakter hidupnya diubah terus menerus oleh Firman Tuhan menuju kesempurnaan Kristus.
Kelahiran baru seperti ini baru menjadikan orang percaya berstatus sebagai anak Allah (Yohanes 1:12; Galatia 3:26; Roma 8:16-17).
Disini orang percaya bukan saja diberi hak memanggil Allah sebagai Bapa, tetapi juga kuasa atau fasilitas untuk menjadi anak-anak Allah.
Inilah exousia yang dimaksud dalam Yohanes 1:12 dimana orang percaya yang telah ditebus oleh penebusan darah Tuhan Yesus kemudian memberi dirinya sungguh-sungguh dilahirkan baru oleh Tuhan maka ia akan diberi kuasa menerima meterai ROH KUDUS, Firman Kebenaran, penggarapan Allah untuk menyempurnakan dirinya melalui segala peristiwa kehidupan dan pemeliharaan yang sempurna.
Semua itu disediakan agar kita menjadi serupa dengan Tuhan Yesus.
Inilah yang membuat hidup seseorang setelah menerima Yesus sebagai Juru Selamat, hidupnya akan menjadi berat sebab ia akan digarap oleh Allah melalui Roh Kudus hingga benar-benar dapat melepaskan kehidupan manusia dagingnya yang penuh dengan kesia-siaan kemudian digantikan mengerti kehendak Allah apa yang baik, berkenan dan sempurna untuk dilakukan, ia harus bertanggungjawab atas “benih mahal” atau talenta yang dipercayakan Tuhan kepadanya.
Hidupnya menjadi tidak santai lagi dalam arti ia harus memperhatikan “proyek” Bapa yaitu " proyek penyelamatan jiwa-jiwa” agar mereka benar-benar boleh mengenal Tuhan Yesus dan menyediakan diri hidup sebagai murid-Nya.
Jadi persoalan-persoalan hidup yang lain seperti nafkah, karir, jodoh dan lain sebagainya menjadi masalah minor. Tetapi hal mengenakan kepribadian Kristus menjadi masalah mayor.
Inilah yang Alkitab maksudkan dengan: “Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar”. (Filipi 2:12)

Seseorang yang mengalami Kelahiran Baru akan mengalami perubahan sikap hidup dari waktu ke waktu.
Perubahan tersebut menuju suatu arah yang pasti yaitu kepenuhan Kristus. Kepenuhan Kristus artinya memiliki sifat-sifat Kristus di dalam hidup.
Berkenaan dengan hal ini Alkitab mengatakan : Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus (Efesus 4:11-13)
Inilah isi Kekristenan sejati yang seharusnya dimiliki, yaitu pergumulan untuk bertumbuh ke arah kepenuhan Kristus.
Kalau Alkitab berkata bahwa Tuhan Yesus menjadi yang sulung diantara banyak saudara (Roma 8:29), maksudnya adalah selain Tuhan Yesus, akan lahir tampil atau muncul pula orang-orang yang memiliki karakter seperti Dia.
Orang percaya mengalami metamorphoste (seperti ulat menjadi kupu-kupu). Dulu kita seperti ulat yang menjijikkan, tetapi melalui proses kelahiran baru kita menjadi seperti kupu-kupu yang indah.

Oleh sebab Bapa memanggil orang percaya untuk memiliki kehidupan yang istimewa dalam kelakuan, maka Bapa akan terus mendorong dan memproses kita untuk bertumbuh secara luar biasa.  Dalam hal ini, kita harus mengerti kekudusan secara benar.
Kekudusan bukan hanya tidak melakukan pelanggaran moral secara umum, tetapi orang percaya berusaha secara all out berjuang mengenakan sifat-sifat anak Allah yang nantinya dapat dirasakan orang di sekitar kita.
Hal ini akan membuat orang percaya yang telah Lahir Baru layak disebut sebagai anak Allah.
Hidup keagamaannya sangat berbeda dengan keagamaan lain.
Kehidupan keagamaan yang benar itu, seperti yang tertulis dalam Matius 5:20, berbunyi: “Maka Aku berkata kepadamu: jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga”.
Dalam ayat ini, Tuhan memanggil kita untuk memiliki “hidup keagamaan” lebih dari ahli taurat dan orang-orang Farisi. Hidup keberagamaan di sini dari teks aslinya dikaiosunen dari akar kata dikaios yang berarti kebenaran yang bertalian dengan kelakuan, baik yang nampak di luar maupun yang tidak kelihatan yaitu sikap hati atau batiniah.
Dari Matius 5:20 jelas ditunjukkan bahwa untuk masuk kerajaan sorga, syaratnya: memiliki kebenaran lebih dari tokoh-tokoh agama tersebut.
Dalam hal ini, Kekristenan lebih dari segala standar kebaikan moral yang dimiliki tokoh-tokoh agama.
Setiap orang percaya dipanggil untuk memiliki kelakuan yang luar biasa tersebut. Inilah keistimewaan yang Tuhan maksudkan.

Seseorang yang ingin lahir baru harus terus mengenal dan mengerti Firman Tuhan serta berusaha untuk setia mengenakannya, ia tidak boleh lagi terikat dengan dosa mammonisme, (Lukas 16:11).
Seseorang yang terikat mammonisme tidak akan dapat mengerti Firman Tuhan. Untuk mengerti Firman Tuhan yang melahirkan baru, seseorang harus berani meninggalkan dosa mammonisme atau percintaan dunia, yang sama dengan materialisme.
Kalaupun belum mampu meninggalkan dengan baik, harus memiliki komitmen yang sungguh-sungguh untuk melepaskan diri dari ikatan percintaan dunia.
Bagian ini adalah tersulit dalam kehidupan, sebab seseorang yang telah terbelenggu selama bertahun-tahun tidak akan mudah dapat melepaskannya.
Tetapi kalau seseorang memiliki niat dan tekad yang kuat, maka tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Paulus mengatakan bahwa ia harus melepaskan semuanya dan menganggapnya sampah supaya ia memperoleh Kristus (Filipi 3:7-10).
Inilah respon menyambut keselamatan itu.

Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus: Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: kamu harus dilahirkan kembali (Yohanes 3:7).
Tuhan juga memberikan semacam ancaman kepada Nikodemus, kalau seseorang tidak dilahirkan kembali, maka ia tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga (Yohanes 3:5).
Dari pernyataan Tuhan Yesus ini, jelas bahwa Nikodemus harus meresponi keselamatan yang Tuhan sediakan.
Respon ini adalah bertindak, dan bukan hanya mengaku bahwa Yesus berasal dari Allah, tetapi juga menyerahkan diri kepada-Nya dengan belajar Firman Tuhan atau Injil dan mengenakannya dalam kehidupan ini.
Orang Kristen yang sudah menjadi Kristen sejak kecil, jika tidak memberi respon terhadap anugerah Tuhan, juga tidak akan selamat.
Untuk mengalami Kelahiran Baru, Tuhan sudah menyediakan sarananya yaitu hak istimewa untuk dididik oleh Tuhan sehingga lewat ketekunan orang percaya menerima dan meresponi didikan-Nya maka ia bisa berkeadaan sebagaimana layaknya anak-anak Allah harus menggelar hidupnya (exousia).
Dalam kelahiran baru, Tuhan bekerja sangat aktif melalui ROH KUDUS di dalam hati manusia yang menerima taburan kebenaran Firman Tuhan (1 Petrus 1:23), tetapi bagaimana pun kecilnya manusia juga memiliki respon yang sangat dihargai Tuhan. Itulah sebabnya panggilan untuk bertobat, bertumbuh, mendengar Firman Tuhan ditujukan kepada manusia agar manusia memberikan respon.
Kalau respon manusia tidak dibutuhkan maka Tuhan Yesus tidak perlu berseru agar manusia bertobat (Matius 3:2, 4:17).
Itulah sebabnya setiap orang percaya harus belajar mengenal Tuhan dan mengerti Kehendak-Nya.
Firman Tuhan yang murni harus dikejar, sebanyak-banyaknya dipelajari dan diterima. Karena Firman Tuhan inilah yang melahirkan baru seseorang (1 Petrus 1:23).
Dalam hal ini seseorang juga harus bersedia merendahkan diri dihadapan Tuhan, selalu merasa miskin di hadapan Tuhan (Matius 5:3), dan selalu merasa haus dan lapar akan kebenaran (Matius 5:6). Sikap hati ini harus dijaga dan harus terus menerus diperbaharui setiap hari.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar