Jumat, 20 Januari 2017

MENGENAL "KELEGAAN" VERSINYA TUHAN


MATIUS 11:28-29)
28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

Secara khusus kita akan mempelajari kata kelegaan. Kelegaan di sini adalah kelegaan khusus yang hanya dialami setelah seseorang belajar dari Tuhan Yesus.
Kelegaan ini adalah kelegaan yang sangat mahal, maksudnya seseorang harus belajar dari Tuhan terlebih dahulu dengan memikul kuk barulah bisa memiliki kelegaan yang berasal dari versinya Tuhan dan bukan kelegaan versi keinginan manusia itu sendiri.
Kata kuk dalam teks aslinya adalah zugos yang artinya : kekang, beban, ikatan, belenggu.
Kuda dipasang kekang supaya bisa diatur dan diarahkan dan dikendalikan kearah tujuan yang benar
Jadi sangatlah jelas Kelegaan versinya Tuhan Yesus ini seperti mutiara yang berharga atau barang yang kudus.
Alkitab berkata : Mutiara yang berharga tidak akan diberikan kepada babi dan barang yang kudus bukan untuk anjing (Matius 7:6).
Maksudnya orang yang tidak menghargai bertapa mahalnya dan beruntungnya seseorang mendapat undangan kelegaan dari Tuhan maka kelegaan tersebut tidak akan diberikan kepada mereka yang menyia-nyiakan undangan dari-Nya.
Pengajaran mengenai kelegaan yang beredar hari-hari ini, jika kita boleh jujur sebenarnya sudah banyak menyimpang dari kebenaran Alkitab yang sesungguhnya.
Kelegaan versi yang Tugan ajarkan sebenarnya menuntut pertaruhan yang mahal dan sangat tinggi, sebab didalamnya seseorang harus melepaskan segala keinginan duniawinya secara total, kemudian hidup menurut kehendak Tuhan, dengan kata lain keinginannya haruslah sinkron sesuai dengan keinginan dan seleranya Tuhan.
Berkenaan dengan hal ini, banyak orang tidak mampu membayar harganya.
Sebab harganya adalah kesediaan meninggalkan segala keinginan-keinginan dunia dan mau diatur oleh Tuhan untuk hidup didalam kehendakNya secara absolut.
Tentu saja hal ini sangat asing atau dipandang aneh oleh mereka yang tidak terbiasa mendengar Firman yang benar.

Pada umumnya gereja tidak melarang jemaat memiliki berbagai keinginan-keinginan dalam hidup ini terutama keinginan-keinginan hidup yang menyangkut pemenuhan kepentingan pribadi yang biasanya hanya untuk dinikmati untuk memuaskan dirinya, memuaskan hasrat dagingnya sendiri dan yang paling menyedihkan ketika tercapainya keinginan itu ia malah menjadikannya sebagai suatu tanda bahwa pencapaian tersebut merupakan nilai sebuah keberhasilan, kebanggaan dan kesuksesan hidupnya.
Mereka memandang wajar hidup sebagai manusia dengan berbagai keinginan.
Sebenarnya sah-sah saja orang percaya memiliki berbagai keinginan-keinginan namun kebanyakan keinginan keinginan ini hanya untuk memuaskan hasrat kesenangan pribadi dan keinginan duniawi yang bersifat daging dengan harapan dari hal tersebut ia mendapatkan kelegaan yang bisa bertahan lama sebagai jaminan kelegaan selama ia hidup didunia.
Tentu yang ia ingini adalah kenyamanan hidup dibumi, dibebaskan dari kesulitan hidup, kesulitan ekonomi, hidup dengan berkat keuangan yang berlimpah-limpah agar bisa membeli dan memiliki apa yang ia idam-idamkan yang tidak lain adalah barang-barang atau hal-hal yang menjadi sukacita dan kebahagiaan dihidupnya.
Malahan pihak gereja dan pelayan-pelayannya mendoakan jemaat agar keinginan dan cita-cita mereka tercapai atau dipenuhi oleh Tuhan.
Terutama gereja yang menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan “theologia kemakmuran”.
Mereka setuju, seakan-akan dunia ini bisa atau boleh dijadikan firdaus bagi orang Kristen.
Mereka berurusan dengan Tuhan berhubung atau karena Tuhan baik dan berkuasa sehingga mereka berpikir mereka bisa menggunakan dan mengklaim segala berkat-Nya untuk pemenuhan kesenangan jasmani di bumi ini karena statusnya yang sebagai anak Tuhan.
Mereka lupa bahwa orang percaya bukan berasal dari dunia ini.

Kebenaran yang sejati dari Allah adalah dimana didunia ini orang percaya hanya untuk mempersiapkan dirinya untuk memasuki Kerajaan Allah Bapa.
Anak anak Tuhan hanya diperkenankan memiliki keinginan yang searah dengan apa yang menjadi kehendak Tuhan yaitu taat dalam menjadi pribadi pribadi yang menjalankan apa yang menjadi perintah perintah Tuhan Yesus dalam seluruh pengajaran-Nya.
Didalam 1 Yohanes 2:3-4 memuat pernyataan penting yaitu : "Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.
Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran".
Dalam pernyataan ini termuat panggilan orang percaya harus mengutamakan penurutannya kepada perintah-perintah Tuhan seperti menyangkal diri, memikul salib, tidak lagi mencintai dunia, terus mempersiapkan dirinya untuk selalu hidup kudus dan hidup berjalan sesuai dengan kebenaran-Nya.
Hal ini bisa dilakukan kalau pikiran seseorang dipenuhi oleh kebenaran atau telah mengalami pembaharuan pikiran terus menerus oleh Firman Tuhan yang benar.
Untuk belajar Firman yang benar dari Tuhan Yesus kita harus mengenal pribadi yang ada didalam diri Tuhan Yesus, bersekutu dengan-Nya setiap waktu merenungkan dan mengenakan Firman-Nya dan menangkap segala peringatan-peringatan-Nya melalui segala peristiwa hidup.

Orang percaya yang mau mengenal Dia haruslah seorang yang bersedia untuk tidak mencintai dunia sama sekali, tidak terikat kepada belenggu keinginan keinginan duniawi, namun sebaliknya kesediaannya adalah mempersembahkan hidup dan mengatur ulang keinginan pribadi yang searah dengan kehendak Tuhan demi untuk memuliakan Dia saja.
Perlu digaris bahawi bahwa selama seseorang masih memiliki hasrat percintaan dengan dunia maka hal ini akan membuat dia tidak akan dapat mengerti kebenaran yang termuat dalam Injil yang diajarkan oleh Tuhan Yesus (Matius 13:22-23).
Tidak mengerti Firman Tuhan berarti salah memahami siapa Tuhan yang harus disembah dan diperlakukan.
Karena kesalahan mengerti ini maka muncullah allah-allah lain di dalam pikiran mereka.
Allah yang bisa mereka perlakukan sesuai dengan konsep mereka sendiri.
Itu bukanlah Allah yang benar dan bukan isi dari pengajaran Tuhan Yesus yang Tuhan diajarkan yang dicatat didalam Alkitab.
Hal inilah yang menjadi kekuatiran Paulus terhadap jemaat, yaitu adanya orang-orang yang mengajarkan Yesus yang lain hal ini dinyatakannya dengan tulisan :
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima (2 Korintus 11:2-4).

Untuk mengenal arti undangan kelegaan dari versi Tuhan Yesus, maka kita perlu membedah kata "kelegaan" dalam teks aslinya, dalam teks bahasa Yunani kata kelegaan ditulis "anapauso" yang kata kerjanya anapauo yang artinya sesuatu yang membuat seseorang beristirahat, berhenti, menyegarkan dan keadaan santai (cause to rest, give someone rest, refresh, relax, ease).
Selama ini jenis kelegaan yang biasanya dipahami orang kristen pada umumnya adalah kelegaan yang dirasakan oleh seseorang keluar dari masalah masalah hidup seperti sakitnya sembuh, usahanya maju, bebas dari belenggu kesulitan ekonomi, memiliki rumah pribadi yang diidam idamkan, cita-citanya tercapai dan lain sebagainya.
Seperti yang ditulis dalam Lukas 12:19, kata “beristirahatlah” dalam teks aslinya juga anapauo, sama dengan yang digunakan Tuhan Yesus dalam Matius 11:28-29. Orang kaya ini menikmati kelegaan atau semacam damai sejahtera yang didasarkan pada fasilitas kekayaan yang dimiliki. Ia juga berpikir semakin banyak yang dimiliki, maka semakin besar kelegaan yang dimiliki. Itulah sebabnya ia berusaha untuk menambah harta kekayaannya dibumi sebagai miliknya dan mempertahankannya selama mungkin.
Dengan demikian ia membangun irama mengumbar keinginan duniawi.
Hal inilah yang menjadi penjara atau belenggu yang mengurung seseorang sehingga tidak bisa lepas dari padanya yang membuat akhir dari perjalanan hidupnya adalah menuju kegelapan abadi yang membinasakan.
Kelegaan versi dunia akan membuat seseorang menjadi tidak kaya di hadapan Tuhan. Meninggal dalam kemiskinan abadi dimata Tuhan, tentu ini adalah mati yang membawanya pada penghukuman kekal (Lukas 12:15-21), ini sangat tragis.

Tuhan Yesus mengajarkan tentang kelegaan yang berbeda dari versi yang dunia tawarkan.
Silahkan di garis bawahi "Kelegaan yang disediakan oleh Tuhan adalah kelegaan yang didasarkan pada kemerdekaan dari keterikatan oleh berbagai keinginan-keinginan yang bersifat kesenangan pribadi/kesenangan kesenangan untuk menikmati dunia".
Selama seseorang masih memiliki banyak keinginan-keinginan duniawi dan hasrat daging maka ia tidak akan pernah menikmati kelegaan yang Tuhan sediakan.
Semakin banyak keinginan terhadap hal-hal di dunia ini, maka semakin kuat dan banyak belenggu yang mengikat.
Orang yang memerdekakan diri dari keinginan dunia akan mendapatkan kelegaan yang Tuhan Yesus sediakan melalui pimpinan Roh-Nya setiap hari bahkan disepanjang waktu.
Seseorang yang ingin memiliki kelegaan yang disediakan Tuhan maka hasrat dagingnya harus disalibkan secara total, hasratnya hanya boleh diarahkan kepada usaha untuk mengerti kehendak Tuhan dan melakukan apa yang Dia kehendaki secara bertekun, bersedia menerima pembentukan-Nya setiap waktu untuk melahirkan dirinya hingga semakin serupa dengan moral dan karakter seperti yang dimiliki oleh Tuhan Yesus.
Hal inilah akan membangun terus menerus perasaan cinta kepada Tuhan secara benar dan bukan lagi karena ada udang dibalik batu.
Selanjutnya hal ini akan membangun kerinduan kita terhadap kerajaan-Nya, yaitu di dunia yang akan datang.
Dengan demikian damai sejahtera yang melampaui segala akal, dengan kuat mencengkeram jiwa kita sebagai umat yang menantikan kedatangan-Nya. Walaupun situasi hidup sekarang di bumi ini sukar dan berat, tetapi tetap masih bisa menikmati ketenangan jiwa dan damai sejahtera-Nya.
Inilah yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus bahwa damai sejahtera yang Ia berikan ini tidak sama dengan damai sejahtera yang diberikan oleh dunia.
Tidak sama dengan apa yang dialami oleh orang kaya dalam Lukas 12:15-21, yang didalamnya Tuhan Yesus memberi paparan-Nya mengenai keadaan tragis orang kaya yang tergiur menerima kelegaan palsu yang dunia tawarkan :
Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

Jadi kelegaan yang sesungguhnya yang TUHAN YESUS tawarkan adalah ketika kita mulai mencari, mengenal pribadi TUHAN dan kebenaranNYA secara menyeluruh untuk dimiliki sebagai jalan hidup dan tujuan hidup orang percaya satu-satunya dan bersedia mengurung keinginan keinginan pribadi untuk menikmati dunia yang tentu tidak sesuai dengan keinginan/kehendak TUHAN.

Amin.

1 komentar:

  1. Puji Tuhan....luar biasa Allah Sumber Hikmat kita...
    Sangat memberkati...

    BalasHapus