Jumat, 01 April 2016

BEBAS DARI ROH PERBUDAKAN


Roma 8:15-17
(15)Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
(16)Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
(17)Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

Paulus berkata bahwa sebagai anak Allah, kita tidak menerima roh perbudakan lagi (ayat 15). Berarti penguasaan atau dominasi iblis terhadap kita sudah dihentikan. Kita telah bebas dari perbudakan, sebab ketika seseorang memberi respons terhadap anugerah Allah dalam Yesus Kristus, maka ia dibebaskan dari ikatan kuasa gelap, lalu menerima Roh Kudus, dan diberi kemampuan untuk belajar mengerti Firman Tuhan, sehingga tidak lagi dikuasai oleh keinginan-keinginan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Hidupnya dikuasai oleh kehendak Tuhan atau pikiran Tuhan, serta oleh rencana Tuhan. Orang seperti ini disebut anak-anak Allah.

Dari ayat 15 juga menarik untuk dipahami bahwa orang-orang yang masih di bawah penguasaan iblis dan belum bersedia mau bertobat kepada Tuhan sebenarnya tidak pantas memanggil Dia itu Bapa di Sorga. Selama ini begitu mudahnya kita berkata ”Ya Bapa di Sorga.” Sesungguhnya yang pantas memanggil Dia Bapa adalah mereka yang hidup sesuai dengan pimpinan Roh Kudus, hidup mengerti kehendak Tuhan. Tetapi ini bukan sesuatu yang sederhana atau mudah, sebab harus melalui suatu proses. Jadi, kalau kita sekarang berani memanggil Dia Bapa walaupun keadaan kita belum sempurna dan belum hidup dalam pimpinan Roh Kudus secara penuh, kita harus terus belajar dan bertumbuh untuk hidup dalam pimpinan Roh.

Kehidupan Kristen yang sejati adalah ketika orang Kristen dipimpin oleh Roh Allah. Roh Kudus diberikan-Nya kepada orang percaya untuk mengasuh orang percaya supaya roh manusia menjadi kuat dan berkualitas. Roh manusia (nishmath khayyim) yang pernah dihembuskan oleh Allah kepada manusia (Kej. 2:7) itu kualitas original dari Tuhan yang luar biasa. Kualitas murninya dapat dimunculkan kembali atau dibangkitkan. Bila ini terjadi kembali dalam kehidupan manusia sehingga manusia dibawah kuasa Roh Kudus, maka seseorang dapat melakukan kehendak Allah Bapa dan disebut sebagai anak-anak Allah.
Kalau manusia tidak dipimpin Roh Kudus, maka roh manusia tidak sanggup melakukan kehendak Allah, atau menjadi lemah.

Roh memang penurut, tetapi daging lemah (Mat. 26:41), maksudnya roh manusia memang berkehendak untuk taat, tetapi tubuh manusia dengan keinginan dosanya lebih kuat menguasai kehidupan. Roh manusia akan lemah untuk melakukan kehendak Tuhan. Untuk ini, supaya roh manusia dapat menjadi kuat, maka kita harus hidup dalam pimpinan Roh Kudus melalui terus mengonsumsi Firman Tuhan sebagai makanan rohaninya,
Matius 4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Hakekat hidup adalah bagaimana roh kita hidup seturut dengan Roh Kudus yaitu Roh yang di utus oleh Tuhan kita Yesus Kristus.

Yohanes 15:26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.

Amen.

1 komentar: