Selasa, 05 April 2016

MENGARAHKAN KEHENDAK DENGAN BENAR


1 Yohanes 2:6 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.

Banyak orang Kristen yang aktif dalam kegiatan pelayanan, bahkan menjadi pendeta, mengerjakan pekerjaan gerejani, tetapi belum tentu sepenuh hidup menyerahkan dirinya kepada Tuhan dan Kerajaan-Nya. Hal ini disebabkan oleh karena pengaruh dunia yang sudah mengakar dalam diri mereka. Bahkan sebagian mereka sudah terlanjur terlalu lama hidup dengan pola hidup anak dunia yang pertimbangannya adalah pertimbangan duniawi. Logika yang dimiliki belumlah logika sorgawi. Pelayanan mereka belumlah pelayanan yang memuaskan hati Tuhan, sebab mereka sendiri masih hidup dalam logika duniawi.

Banyak orang berpikir kalau mereka sudah mempercakapkan hal-hal rohani, mereka merasa sudah hidup di dalam-Nya. Kalau sudah mempercakapkan mengenai Tuhan berarti sudah memfokuskan hidupnya pada Tuhan. Padahal mempercakapkan hal Tuhan dengan mengarahkan hidup kepada Tuhan secara nyata adalah hal yang sangat berbeda. Memang terlebih dahulu seseorang harus mengenal Tuhan melalui kerinduannya dan mempercakapkannya, tetapi selanjutnya seseorang harus mengalami Tuhan secara nyata, terus mengalami berjalan bersama Tuhan setiap hari, memprioritaskan kehendak-Nya untuk dilakukan dan terus melayani-Nya tanpa batas dalam hidup ini. Jika demikian, maka nampaklah ekspresi hidupnya untuk mengutamakan Tuhan dan Kerajaan-Nya dengan kemurnian hati yang tulus. Nampaklah kepeduliannya juga terhadap kepentingan pekerjaan Tuhan dan kesediaannya membela, melayani Tuhan tanpa batas.

Mengarahkan kehendak tidak cukup mengarahkan paham pikiran pribadi tentang Tuhan/teologia ke arah tertentu. Mengarahkan kehendak artinya mengembangkan minat bertemu muka dengan muka dengan Tuhan Yesus dan kerinduan akan kerajaan-Nya. Tentu saja sebagai buah kehidupan, yang mengarahkan kehendak kepada Tuhan adalah kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bercela, melayani-Nya tanpa batas, tidak terikat dengan dunia ini dan semakin menghayati bahwa dirinya bukan berasal dari dunia ini. Kegembiraan atau kebahagiaan suasana jiwa orang percaya seperti ini tidak lagi berasal dari materi atau barang dunia dan kesenangan kesenangan yang berasal dari dunia, tetapi kehadiran Tuhan Yesus dalam hidupnya serta pengharapan kehidupan kekal bersama dengan Tuhan Yesus di langit baru dan bumi yang baru adalah kebahagiaan sejatinya.

Untuk mengubah logika duniawi ke logika sorgawi/cara berpikir warga kerajaan Allah memang membutuhkan waktu yang tidak singkat, ini membutuhkan keseriusan dalam usahanya memenuhi pikirannya dengan Firman Tuhan setiap hari, serta mengalami hadirat Tuhan setiap hari. Ini adalah perjuangan yang harus diciptakan. Hal ini tidak bisa muncul dengan sendirinya. Kitalah yang harus memulai. Selama kita merasa puas dengan keadaan kehidupan rohani kita hari ini, maka tidak ada pergumulan perjuangan untuk mengubah logika duniawi kita yang sudah mengakar sejak lama. Kita yang harus mengisi pikiran dengan kebenaran-kebenaran murni dalam Alkitab dan membenturkannya dengan keadaan diri kita yang masih memiliki pola pikir atau logika duniawi.

Pada mulanya orang percaya yang bergumul dalam perjuangan ini merasa bahwa kehidupannya sedang meluncur ke arah yang tidak jelas, artinya suatu arah yang asing yang tidak pernah dipahami sebelumnya. Ia merasa seperti menjadi manusia aneh dibanding dengan manusia di sekitarnya. Kemudian merasa seperti orang yang “tidak menginjak tanah”. Merasa tidak berpikir secara realistis. Tetapi kalau perjuangan ini dilakukan terus dengan tekun, maka ia menjumpai bahwa dirinyalah yang paling realitis. Ini adalah kehidupan yang “menginjak tanah”. Walau ia tidak dapat mengungkapkan kepada banyak orang, tetapi ia mengerti bahwa dirinya sudah memilih suatu pilihan yang tepat yaitu ia memilih Tuhan Yesus menjadi kesenangan, pengharapan dan Tuhan didalam hidupnya.

1 Yohanes 3:24 Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar