Sabtu, 02 April 2016

MENERIMA YESUS SEBAGAI TUHAN DAN JURU SELAMAT SECARA BENAR


Yohanes 1:46-50
(46)Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"
(47)Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
(48)Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."
(49)Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"
(50)Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."

Banyak orang hari ini meremehkan Tuhan Yesus dengan pernyataan yang sama seperti Natanael kemukakan: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret? (Yoh. 1:46).” Nazareth adalah kampung kecil atau udik, tidak ada yang dapat diharapkan dari kota kecil tersebut. Hal ini menggambarkan tidak berartinya Yesus di mata manusia pada waktu itu. Ia datang dari Nazaret, apalagi Ia hanya seorang anak tukang kayu. Hari ini juga banyak orang yang tidak memperhitungkan Tuhan Yesus dengan benar, termasuk banyak orang Kristen. Mereka hanya mempersoalkan perkara-perkara dunia fana yang ada di permukaan bumi ini. Tuhan Yesus menunjukkan bahwa orang-orang seperti ini mencari Tuhan bukan karena melihat tanda-tanda, tetapi karena roti/berkat jasmani(Yoh. 6:26).

Yohanes 6:26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.

Melihat tanda artinya memahami maksud tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia. Kalau tidak melihat tanda-tanda artinya mereka tidak tahu maksud utama kedatangan Tuhan ke dunia. Kesalahan memahami maksud tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia membutakan mata pengertian banyak orang Kristen, sehingga mereka tidak mengerti apa sesungguhnya yang disediakan Tuhan bagi umat pilihan-Nya. Tanpa disadari mereka meremehkan Tuhan Yesus.

Banyak orang Kristen yang berurusan dengan Tuhan hanya karena masalah pemenuhan kebutuhan jasmani seperti kesembuhan, persoalan pekerjaan, usaha atau bisnis, jodoh, keturunan dan lain sebagainya. Mereka tidak memiliki cara pandang percaya yang benar terhadap Tuhan Yesus, mereka tidak melihat dengan jangkauan pandang yang jauh ke depan apa yang disediakan Tuhan bagi orang percaya. Mereka tidak memahami bahwa kasih karunia atau anugerah dari Tuhan Yesus bisa memberi lebih besar dari hal itu. Bahkan mestinya pemenuhan kebutuhan jasmani bukanlah berkat utama yang disediakan oleh Tuhan kepada umat pilihan. Hal ini mengakibatkan mereka tidak dapat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dengan benar. Seperti halnya orang-orang Yahudi yang menolak Tuhan Yesus sebab mereka hendak memperlakukan Tuhan Yesus sebagai Mesias versi mereka. Ketika keinginan dan harapan mereka tidak dituruti, maka mereka menyalibkan Tuhan Yesus. Dari “Hosana” berubah menjadi “salibkan Dia!”

Kalau Tuhan Yesus ditawarkan hanya untuk menyelesaikan kebutuhan jasmani, maka ketika orang-orang ini tidak dalam kondisi kritis atau dalam kondisi tidak mendesak dalam hal kebutuhan tersebut maka ia menjadi pribadi yang tidak merasa memerlukan Tuhan. Ini sudah merupakan percaya kepada Tuhan Yesus dengan cara yang salah/tidak benar dan tidak berkenan kepada Tuhan.

Hal ini jika dibiarkan maka bisa membentuk karakter yag salah dan ketika mereka hidup dalam kondisi kaya materi dan memiliki kekuasaan tanpa meminta maka orang seperti ini tidak merasa memerlukan Tuhan, sebab apa yang mereka miliki sudah lebih dari cukup. Orang-orang kaya seperti ini sulit dibawa kepada Tuhan dan diselamatkan. Harta kekayaan telah membelenggu mereka.
Jika Tuhan Yesus berkata di :
Lukas 6:24 "Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu".
Ini berarti orang percaya tidak boleh menjadikan harta kekayaannya menjadi kesenangan dalam hidupnya, namun harta kekayaan tersebut digunakan untuk terlibat dalam pekerjaan demi kepentingan melayani dan memuliakan nama Tuhan Yesus Kristus.
Sudah seharusnya kita melayani Tuhan dengan apa yang ada di seluruh wilayah hidup kita termasuk harta kekayaan kita.

Dilain hal kalau gereja mengajarkan dan menekankan aspek kemakmuran jasmani, maka ajaran tersebut dapat memperkedil jiwa anak-anak Tuhan. Ajaran tersebut mengkondisi jemaat untuk tidak berpikir besar dalam dimensi kekekalan. Pikiran mereka dipenjara dalam dimensi waktu sementara dan kehidupan di bumi yang fana ini. Hal ini mengikat pikiran manusia seakan-akan kesempatan hidup hanya satu kali di bumi ini dan tidak ada dunia lain yang menjanjikan dan dapat diharapkan. Padahal mestinya pemberitaan Firman Tuhan mewarnai jiwa orang percaya untuk berpikir sebagai orang-orang yang bukan berasal dari dunia ini.

Yohanes 15:19 Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.

Jadi orang percaya harus sadar akan statusnya bahwa mereka adalah warga kerajaan sorga sudah selayaknya ketika
mendengar pemberitaan Firman yang benar, hati orang percaya selalu tertanam di kerajaan sorga bukan lagi yang dibumi ini, apalagi ingin memanfaatkan Tuhan untuk hanya memenuhi ambisi ambisi dan pemenuhan kesenangan hidup dibumi ini.

Dengan memiliki sikap hati yang benar dalam mengikut Tuhan Yesus maka orang percaya dibawa kepada kehidupan yang benar-benar memikirkan perkara-perkara yang di atas, bukan yang di bumi ini lagi. Dengan hal ini, jangkauan pandang orang percaya diposisikan secara benar sehingga mereka memiliki yang namanya percaya secara benar dan menempatkan Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat dalam hidupnya dengan sikap hati yang murni dihadapan-Nya.

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar