Selasa, 19 April 2016
MEMBERIKAN WAKTU KHUSUS BERTEMU DENGAN TUHAN
Markus 1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
Seperti Tuhan Yesus yang telah menjadi yang sulung diantara kita semua memberikan teladan-Nya, seperti itulah kita anak anak kerajaan sorga harus hidup didalam-Nya dan mengikuti jejak-Nya.
TUHAN tidak boleh hanya menjadi bahan kotbah, isi diskusi Alkitab, pendalaman Alkitab atau pelajaran yang digumuli di sekolah teologia. Tuhan harus dialami secara nyata. Dia adalah Pribadi yang hidup, berperasaan, berpikir dan berkehendak.
Itulah sebabnya kita harus memperlakukan Allah sebagai Pribadi.
Jika tidak, maka Tuhan hanya menjadi Tuhan imajiner atau fantasi.
Tuhan harus dapat dialami secara menyeluruh diwilayah hidup kita.
Tuhan bisa sangat dirasakan kehadiran-Nya. Kalau seorang dukun bisa bertemu dan berdialog dengan kuasa jahat yang mengasuhnya, Tuhan lebih dari itu. Tuhan juga bisa ditemui dan mengasuh kita setiap saat. Keyakinan ini harus bulat dan utuh. Tidak boleh ada keraguan sama sekali. Namun hari hari ini, banyak orang lebih percaya ada setan dan ketakutan dari pada percaya Tuhan itu ada dan Mahahadir.
Pertemuan dengan Tuhan haruslah dipandang (memang demikian) sebagai kesempatan berharga yang tiada taranya.
Untuk menemui Tuhan secara khusus, seseorang harus menyediakan waktu yang dipandang istimewa. Setiap hari kita harus menyediakan waktu paling tidak 30 menit untuk bertemu Tuhan. Waktu ini harus dipandang sebagai waktu mati. Waktu mati artinya waktu yang tidak digunakan untuk apa pun selain untuk bertemu dengan Tuhan. Waktu tersebut harus dialokasi dengan jelas dan ketat. Dibiasakan pada waktu atau jam yang sama secara rutin sehingga menjadi kebiasaan yang tidak terhapus selama hidup. Usahakan di waktu yang teduh di mana tidak ada orang atau pekerjaan yang mengganggu. Biasanya mendekati tengah malam atau lebih baik lagi di waktu pagi hari dari pukul 04.00 sampai pukul 06.00. Kita harus menyediakan waktu khusus. Menutup semua hubungan dengan apa pun siapa pun. Itu adalah waktu mulia, agung dan berharga bagi Tuhan semesta alam yang menciptakan langit dan bumi, Tuhan dan Raja kita.
Seharusnya atau sebaiknya menemui Tuhan pada waktu kondisi fisik kita prima. Biasanya ini pada pagi hari setelah bangun tidur atau setelah cukup istirahat. Dalam hal ini kita memberi yang terbaik bagi Tuhan. Karena pertemuan ini penting atau mahapenting, maka kita harus mempersiapkan fisik dengan baik.
Berkenaan dengan hal ini bila mungkin kita menyediakan ruangan yang khusus. Kita harus menyediakan tempat khusus ini untuk menutup semua hubungan dengan apa pun dan siapa pun. Ruangan tersebut bisa menjadi ruang mahasuci di mana kita bertemu dengan Tuhan, sebab di tempat itu kita menemukan kehadiran Tuhan.
Ingat saudaraku, bukan berarti Tuhan hanya bisa ditemui dalam waktu waktu tertentu, tentu saja Tuhan bisa kita temukan disetiap waktu kita tanpa batas.
Konteks tema kali ini kita tentu harus juga "memberikan waktu yang khusus untuk bertemu muka dengan muka dengan Tuhan Yesus yang kita sembah"
Dalam perjuangan mengalami Tuhan dibutuhkan ketekunan yang tinggi, sebab pada waktu belajar berdoa akan terjadi kejenuhan. Apalagi pada waktu sudah ada di ruang doa selama berbulan-bulan dan merasakan Tuhan tidak hadir dan seakan-akan Tuhan tidak ada. Dalam kondisi seperti itu kita bisa putus asa dan kehilangan gairah berdoa. Kita harus tetap tekun, sebab Firman Tuhan mengatakan di 1 Tesalonika 5:17-18 "Tetaplah berdoa.
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu".
Pada waktu kita tidak ingin berdoa, justru pada waktu itu kita harus berusaha bertemu dengan Tuhan dan masuk ruang doa. Kita harus belajar untuk bisa bersabar menanti Tuhan dan mencari wajah-Nya. Kita harus tetap setia di ruang doa untuk belajar merasakan hadirat Tuhan dan tetap harus merasakan kehadiran-Nya yang semakin kuat. Semakin hari kita semakin menyukai ruang doa tersebut, sampai menjadi ikatan seperti candu.
Cepat atau lambat Tuhan akan memberi pengalaman-pengalaman yang luar biasa yang tidak bisa diceritakan kepada orang lain.
Dari perjumpaan dan percakapan dengan Tuhan di ruang doa tersebut, maka kita mengembangkan sebuah dialog dan fellowship yang tidak pernah berhenti di sepanjang waktu hidup kita.
Matius 6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar