Kamis, 28 April 2016

TUJUAN PENDEWASAAN HIDUP OLEH TUHAN


1 Korintus 10:13
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Ada dua pilar penting dalam pekerjaan Tuhan. Yang pertama, keselamatan setiap orang. Mereka yang belum mengenal Yesus adalah obyek penyelamatan kita yang Tuhan tugaskan bagi kita untuk diberitakan kabar keselamatan. Yang kedua, Tuhan menghendaki setiap orang percaya didewasakan dan dilahirkan kembali oleh Tuhan menjadi menusia baru yang berkualitas kerajaan surga. Umat Tuhan harus memiliki kedua hal ini; sebab tidaklah lengkap bila umat Tuhan hanya memikirkan keselamatan jiwa-jiwa tanpa melakukan pendewasaan rohaninya dihadapan Tuhan.

Ayub mengalami pencobaan yang sangat berat dalam hidupnya, namun melalui segala pencobaan itu, Tuhan meningkatkan kualitas hidup Ayub. Dengan demikian kita tahu bahwa Tuhan juga memproses orang-orang non-Yahudi untuk memiliki kelayakan di hadapan Tuhan tentu dengan ukuran manusia Perjanjian Lama.

Itulah sebabnya Alkitab mengatakan bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Perhatikan, dikatakan kekuatan manusia, bukan kekuatan anak Tuhan. Ini menunjukkan bahwa semua manusia juga mengalami pencobaan, bukan hanya orang-orang percaya. Jika kita memperhatikan kehidupan orang-orang lain di sekitar kita, pada kenyataannya mereka juga mengalami berbagai persoalan hidup yang disebut sebagai pencobaan. Masalahnya adalah bagaimana setiap individu meresponi setiap permasalahan hidupnya dan memperlakukan sesamanya di tengah segala pergumulan hidupnya.

Dalam Lukas 16:19–31 dikisahkan tentang seorang kaya yang mendapat pencobaan, yaitu kehadiran seorang pengemis bernama Lazarus di depan rumahnya. Bagaimana ia memperlakukan Lazarus, itulah yang memberi nilai atas hidupnya. Sayang sekali ia tidak memperlakukan Lazarus dengan baik, sehingga ketika kematiannya menjemput ia terbuang sebagai orang yang terhukum selamanya di api kekal.

Berbeda kejadiannya jika orang kaya tersebut memutuskan untuk tetap hidup didalam kasih yang mengasihi sesama manusia, ia akan digolongkan Tuhan sebagai domba dalam Mat. 25:31–46. Mereka menolong orang lapar, bertelanjang, di penjara dan lain sebagainya. Perlakuan mereka terhadap orang-orang yang membutuhkan pertolongan atau orang-orang yang menderita tersebut disejajarkan dengan perlakuan mereka terhadap Tuhan.

Selama kita masih bernafas dan diijinkan Tuhan untuk tetap hidup hingga sampai sekarang ini, kita tetap akan diproses untuk didewasakan oleh Tuhan.
Tidak peduli dalam posisi apapun manusia itu kaya ataupun miskin Tuhan tetap akan membentuk hidupnya sesuai dengan ketentuan dan kehendak-Nya. Namun dari pada itu Tuhan tidak akan pernah mengintervensi setiap orang dalam ia mengambil keputusan dan responnya dalam pembetukkan Tuhan tersebut.
Bagi orang percaya yang benar benar serius menghargai dan menempatkan Tuhan ditempat yang sepantasnya didalam hidupnya ia akan terus mendapat garapan melalui Roh Kudus untuk terus bisa lebih mengenal kehendak Tuhan, terus dimurnikan dan didewasakan lebih lagi lewat kejadian peristiwa dihidupnya baik dalam situasi yang baik maupun dalam pergumulan masalah hidup.

Tuhan berusaha mendewasakan kita agar kita menjadi pribadi pribadi yang murni benar benar mengasihi Tuhan, berkeadaan sebagaimana layaknya sebagai anak anak kerajaan Allah yang hidupnya taat dan berkenan dihadapan-Nya.
Masalah masalah yang ada dihidup kita adalah proses pendewasaan oleh Tuhan, lewat proses tersebut Tuhan akan membentuk, mengarahkan hidup kita untuk fokus mempersiapkan diri dan kelayakan diri dihadapan Tuhan, dan akhirnya kita terbiasa untuk memikirkan lebih serius mengenai kelayakan diri kita untuk diterima di kerarajaan Bapa yang kekal disurga dan sekaligus menjauhi tindakan tindakan yang mengakibatkan sampai kepada neraka kekal.
Setelah terbiasa untuk memikirkan kekekalan itu, kita akan menjadi pribadi pribadi yang sangat serius mempersiapkan diri kita untuk menjadi mempelai mempelai Kristus yang tidak bercacat cela dan layak menerima mahkota hidup kekal dikerajaan-Nya.
Dan pada akhirnya kita menjadi tidak akan menomorsatukan lagi hal-hal keindahan dunia maupun persoalan-persoalan hidup yang ada di bumi yang sementara ini. Dengan demikian setiap persoalan yang kita hadapi di bumi akan terasa kecil di hadapan kita sebab ada Tuhan yang lebih besar dari masalah kita dan sebaiknya memang kita lebih harus terus mempersoalkan dengan serius mengenai mempersiapkan kelayakan hidup kita dihadapan Tuhan dan itu jauh lebih penting dari semua masalah masalah hidup kita dibumi ini agar kita menjadi mempelai-mempelai yang disambut layak sebagai putra dan putri kerajaan oleh Bapa di surga.

Tuhan Yesus memperlakukan semua manusia dengan adil, dan menggarap mereka juga melalui segala kejadian peristiwa dihidupnya untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi-Nya.
Bagi orang percaya yang menghargai dan meresponi dengan baik penggarapan, pembentukan dan pendewasaan oleh-Nya maka ia dipersiapkan oleh-Nya menjadi mempelai-mempelai kerajaan yang layak menerima mahkota kehidupan kekal dikerajaan Bapa di surga.

Titus 2:12 Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar