Sabtu, 09 April 2016

SEMUA SAMA DAN BERHARGA DIMATA TUHAN


Kisah Para Rasul 10:34-36
(34)Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.
(35)Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.
(36)Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang.

Tuhan kita Yesus Kristus tidak memandang apakah ia seorang yang baru percaya atau seorang yang sudah berkaliber rohaniwan,  Tuhan tidak pernah membedakan orang, dihadapan-Nya semua mempunyai posisi yang sama di mata-Nya.

Tuhan tidak membedakan orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya (ay. 35). Kesimpulan ini diambil Rasul Petrus setelah melihat bahwa Kornelius, seorang Romawi, ternyata juga dapat memperoleh perkenanan dari Allah; sesuatu yang bertentangan dengan konsep orang Yahudi, bahwa hanya orang Yahudilah yang dapat memperoleh perkenanan Allah.

Dengan demikian kita harus percaya bahwa setiap manusia menerima anugerah yang sama untuk mengalami Tuhan. Bukan hanya tidak harus berasal dari bangsa tertentu; kita juga tidak membutuhkan karunia khusus untuk mengalami Tuhan. Kita tidak boleh tertipu dengan suara-suara yang berkata bahwa hanya orang-orang tertentulah yang diperlakukan khusus oleh Tuhan.

Dewasa ini ada ajaran-ajaran di lingkungan Kristen yang memberi kesan bahwa hanya orang-orang tertentu yang memiliki nilai khusus atau tempat khusus di hadapan Tuhan, sehingga mereka boleh mengalami Tuhan secara khusus pula melalui pengalaman spektakuler. Ajaran seperti ini sangat berbahaya dan sudah sangat keliru.

Ada empat bahayanya.

Pertama, melemahkan gairah jemaat untuk berurusan langsung atau mengalami Tuhan secara pribadi.

Kedua, membuat jemaat menuduh Tuhan pilih kasih dan berlaku tidak adil.

Ketiga, mengakibatkan orang percaya terkotakkotak, seolah-olah dalam Kekristenan ada kasta seperti dalam kepercayaan lain.
Dianggap para pendeta termasuk golongan brahmana; aktivis jemaat atau majelis termasuk golongan kesatria; jemaat yang kaya golongan waisya; dan yang miskin, sudra.

Keempat, membangkitkan kesombongan bagi orang-orang yang memiliki pengalaman spektakuler itu, bahkan sampai ke tingkat kultus individu.

Tuhan Yesus telah mati bagi kita, karena itu setiap kita harus merasa berharga di mata Tuhan. Janganlah kita merasa tidak berharga di mata-Nya apabila kita tidak memperoleh pengalaman yang spektakuler dengan-Nya; apabila ada suara seperti itu dalam hati kita, usirlah keluar dalam nama Yesus, sebab suara itu berasal dari iblis.
Siapa pun kita yang benar benar rindu terus mengalami pembaharuan hidup dan terus ingin mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus dari waktu ke waktu, maka kita bisa mengalami Tuhan. Ingat perkataan Tuhan Yesus, bahwa yang berbahagia adalah yang tidak melihat namun percaya. Justru kalau seseorang membutuhkan bukti fisik atau emosional baru percaya, itu menunjukkan kemiskinan imannya.

Setiap manusia menerima anugerah yang sama untuk mengalami Tuhan, sebab Tuhan tidak membedakan orang. Asalkan dengan segenap hati yang murni dan sungguh sungguh kita ingin mencari dan bersekutu dengan Tuhan dan setia menjadi pelaku Firman-Nya maka kita pasti akan menemukan Tuhan.
Orang seperti ini Tuhan akan berkata "kamu akan menemukan AKU"
Tuhan Yesus yang penuh kasih tentu selalu dengan tangan terbuka bersedia menerima kita untuk dibentuk sesuai kehendak-Nya.

Miliki kerinduan bertemu dan berjalan bersama sama dengan Tuhan Yesus, mencintai Firman-Nya untuk kita lakukan setiap hari maka kita akan terus mengalami Tuhan dari waktu ke waktu.

Yeremia 29:13  apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar