Sabtu, 23 April 2016

MEMPERCAYAI DAN MENANTIKAN JANJI TUHAN DENGAN SIKAP YANG BENAR


1 Petrus 5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

Hal janji Tuhan yang akan menghadirkan Kerajaan-Nya sulit untuk dapat dijelaskan dengan kata-kata, sekaya apa pun perbendaharaan kata yang ada.
Hari ini memang kita belum melihat, tetapi orang percaya harus berani percaya pada apa yang Tuhan katakan atau janjikan. Kalau tidak berani percaya, kebinasaan akan menimpa.
Sama seperti orang-orang zaman Nuh tidak akan menduga bahwa ia mengalami bencana yang begitu dahsyat. Sementara Nuh dan keluarganya tidak menduga betapa nyamannya bahtera hasil kerja keras mereka selama bertahun-tahun. Sebagai perbandingan dapat dilihat kisah Lot. Calon menantu Lot tidak akan menduga bumi mereka dijungkirbalikkan Tuhan dan api belerang membakar kota mereka. Mereka menolak ajakan Lot keluar kota Sodom, mereka menganggap apa yang dikatakan Lot adalah olok-olok atau canda (Kej. 19:14. Keluarlah Lot, lalu berbicara dengan kedua bakal menantunya, yang akan kawin dengan kedua anaknya perempuan, katanya: “Bangunlah, keluarlah dari tempat ini, sebab TUHAN akan memusnahkan kota ini.” Tetapi ia dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok saja).
Di pihak lain, Lot keluar dari Sodom dan Gomora dan ia baru mengerti betapa beruntungnya keluar dari kota itu. Betapa beruntungnya hidup dalam keselamatan Tuhan karena memercayai Firman-Nya.

Gambaran yang jelas dapat ditemukan di Lukas 16:19-25. Peristiwa ini cermin dari kehidupan manusia. Banyak orang tidak sadar, betapa dahsyatnya kengerian api kekal, tetapi juga tidak menyadari betapa beruntungnya ada di pangkuan Abraham. Memercayai Tuhan juga berarti masuk ke dalam apa yang dijanjikan Tuhan di waktu mendatang. Masuk ke dalam apa yang Tuhan janjikan artinya mulai sekarang hidup diarahkan kepada kehidupan nanti. Inilah yang namanya berjalan dengan iman.
Air bah memang belum melanda bumi, tetapi keluarga Nuh sudah memasuki kehidupan yang Tuhan janjikan. Mereka sibuk membuat bahtera dengan mengorbankan segenap waktu dan hidup mereka. Jangkauan pandang ke depan mereka sangat kuat. Mereka meyakini adanya air bah itu dan satu-satunya penyelamatnya adalah mempercayai Tuhan dan taat melakukan Firman-Nya dimana Tuhan memerintahkan Nuh membuat bahtera sebagai media penyelamatan mereka untuk terbebas dari air bah.

Jangkauan pandang seperti keluarga Nuh itu juga ada pada kehidupan Abraham. Hal ini sungguh-sungguh sangat mengagumkan. Seluruh kehidupan Abraham adalah kehidupan untuk masa depan. Walaupun ia memiliki kesempatan kembali ke Urkasdim, tetapi ia tetap menjuruskan pandangannya ke negeri yang Tuhan janjikan. Bahkan ketika terjadi kelaparan di perjalanannya, ia lebih memilih ke Mesir daripada kembali ke Urkasdim. Ia pantang menoleh ke belakang. Inilah kehidupan yang Tuhan kehendaki. Inilah yang dimaksud Tuhan dengan “mengumpulkan harta di surga” (Mat. 6:19-24). Di bumi ngengat dan karat merusak, pencuri dapat mencuri serta membongkarnya. Harta surgawi kekal. Jangkauan pandang seperti ini yang harus juga kita miliki dan kita kenakan.

Dalam hal ini dapat ditemukan dua jenis manusia. Manusia yang hidup untuk hari ini dan manusia yang hidup untuk hari depan. Masa depan di sini bukan hanya masa depan hari tua seseorang, seperti yang dipahami oleh banyak orang. Tetapi masa depan di sini adalah masa depan di dunia yang akan datang.
1 Petrus 1:3-4 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.

Sebenarnya yang sukar dan beratnya pelayanan pekerjaan Tuhan di tengah-tengah jemaat masa kini, yaitu bagaimana mengubah manusia hari ini menjadi manusia masa depan. Mengubah manusia duniawi menjadi manusia Kristus. Hendaknya kita tidak menjadi keras kepala seperti bangsa Israel yang menolak apa yang Tuhan katakan, bahwa di Kanaan mereka akan menjumpai tanah yang berlimpah susu dan madu. Bangsa Israel sudah terikat dengan Mesir. Sejajar dengan nasihat: Jangan meragukan bahwa di rumah Bapa banyak tempat tinggal.
Yohanes 14:1-3 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.

Bangsa Israel hanya melihat atmosfir Mesir, yang menurut mereka jauh lebih baik dari padang gurun. Tetapi mereka tidak memercayai tanah Kanaan yang permai di balik padang gurun. Banyak orang Kristen yang tidak memercayai kehidupan yang akan datang, yang tentu jauh lebih indah dari kehidupan hari ini. Hendaknya kita tidak takut harus memikul salib dan mengikut Yesus dengan setia, sebab penderitaan sekarang tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan kita terima nanti (Roma 8:18-25).

Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dengan sungguh sungguh tidak akan menggelar hidupnya dengan sembarangan, apalagi merusak tubuh/hidup dengan pergaulan yang tidak benar, justru ia akan menggelar seluruh kehidupannya dengan memuliakan Tuhan Yesus dengan mempersembahkan tubuhnya, segenap hidupnya untuk memuliakan Tuhan, setia menantikan kedatangan Tuhan dengan menjaga sikap hidup yang tidak bercacat cela, dan terus mengarahkan hidupnya hanya untuk memenuhi rencana dan kehendak Tuhan didalam hidupnya.

Wahyu 3:11 Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.
Wahyu 3:21 Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar