Rabu, 13 April 2016
MENGGELAR PENYEMBAHAN KEPADA TUHAN SECARA SEMPURNA
Yohanes 4:23-24
(23)Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
(24)Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Upacara keagamaan seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi telah digantikan oleh “menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran”, inilah yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 4:24. Maksud pernyataan Tuhan Yesus tersebut adalah bahwa kebaktian atau ibadah orang percaya adalah segenap hidup yang dipersembahkan untuk kepentingan Tuhan tanpa dibatasi oleh ruangan, waktu dan tata cara liturgi. Hal ini tidak cukup hanya dengan satu kali seminggu datang ke gereja. Betapa salahnya kalau seorang Kristen menyangka bahwa dirinya sudah beribadah kepada Tuhan dengan datang ke gereja seminggu sekali. Faktanya, banyak orang Kristen selama puluhan tahun, sejak lahir sampai hari tuanya dalam konsep seperti itu, merasa sudah berbakti dan beribadah kepada Tuhan hanya karena tetap setia sebagai orang Kristen yang ke gereja setiap Minggu.
Bagi gereja dan para pelayannya pun tidak sedikit yang memiliki kebanggaan karena telah menunjukkan kesetiaan kepada gereja, seakan-akan itu sudah mewakili kesetiaannya kepada Tuhan. Buat mereka, gereja adalah wilayah utama dan prima dalam berurusan dengan Tuhan. Padahal wilayah berurusan dengan Tuhan adalah sikap hati yang taat kepada Tuhan dalam kehidupan setiap hari, yang terus mau mengenakan pakaian kebesaran Ilahi/menjaga kekudusan dan melakukan apa yang berkenan yang menjadi kehendak-Nya didalam hidup ini.
Menyembah Tuhan bukan hanya dengan liturgi, justru penyembahan yang benar kepada Tuhan adalah sikap hati yang terus menerus tunduk kepada Tuhan atau memberi nilai tertinggi Tuhan daripada segala yang ada dihidup kita. Jadi penyembahan kita kepada Tuhan Yesus dengan menyanyi dalam beberapa lagu atau dengan tangan yang diangkat menyembah dengan kata-kata penyembahan, bahkan dengan Bahasa Roh akan menjadi sia sia jika didalam praktek hidup kita tidak menyembah Tuhan secara benar.
Jangan sampai Tuhan Yesus berkata kepada kita "kamu memuliakan Aku dengan bibirmu, padahal hatimu jauh dari pada-Ku".
Hendaknya kita menghayati perkataan Tuhan yang menghendaki kita hidup didalam ketaatan kepada Tuhan dan ketetapan Firman-Nya yang sempurna diseluruh wilayah hidup kita karena tanpa ketaatan secara sempurna kepada-Nya kita sebenarnya tidak jauh berbeda menggelar kehidupan ini seperti hidup keagamaan ahli ahli taurat dan orang orang farisi yang menyembah Allah hanya secara liturgi dan seremonial belaka dan tidak menjadi pelaku Firman secara nyata.
Matius 5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Jadi penyembahan kepada Tuhan adalah tindakan nyata setiap hari yang menunjukkan hormat kepada Tuhan. Penyembahan yang benar bukan hanya dengan kata-kata, tetapi sikap hati dalam ekspresi tindakan nyata kita mengenakan apa yang di Firmankan oleh Tuhan Yesus untuk dihidupkan/dilakukan didalam hidup kita.
Di gereja-gereja tertentu, acara puji-pujian dilakukan dengan berbagai kreasi, dari alat musik lengkap bagai sebuah konser lengkap yang disertai dengan paduan suara masal, ada pula yang mengetengahkan band lengkap dengan dancer, tamborin, banner dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan dengan maksud agar mereka memberi yang terbaik bagi Tuhan. Apakah persembahan yang terbaik bagi Tuhan ditandai dengan hal-hal tersebut? Memang tidak keliru kalau memberi yang terbaik dengan cara menyelenggarakan kebaktian dengan perlengkapan tersebut, tetapi tentu saja Tuhan lebih menghendaki suatu kehidupan manusia yang selalu menggelar kehidupannya secara benar dan berkenan kepada-Nya dikehidupannya sehari hari.
Tuhan menghendaki penyembah penyembah yang mempunyai sikap yang menghormati Tuhan secara patut setiap saat dan diekspresikan dalam tindakan kasih secara nyata, menggelar kehidupannya dengan melakukan Firman-Nya dan terus ada dan hidup didalam pimpinan Roh Kudus.
Menyembah dalam teks asli Alkitab Perjanjian Baru adalah proskuneo yang artinya memberi nilai tinggi.
Memberi nilai tinggi di sini bukan hanya pada waktu mengikuti liturgi gereja, tetapi dalam kehidupan setiap hari. Sikap memberi nilai tinggi Tuhan ini harus diterjemahkan dalam tindakan. Terutama dalam tindakan kasih terhadap sesama dan tindakan Firman lainnya yang di kehendaki Tuhan Yesus, Jika tidak demikian, maka penyembahan kita hanya sebuah seremonial kosong yang tidak bernilai sama sekali, bahkan menunjukkan kemunafikan dihadapan Tuhan.
Tentu kita harus meninggikan Tuhan lebih dari segala yang ada.
Bagaimana seseorang bisa mengatakan Tuhan Mahatinggi dan Mahamulia tetapi dalam kenyataan hidup seseorang ternyata masih menghargai materi lebih dari Tuhan? Seseorang yang memberi nilai tinggi terhadap materi dunia ini pasti merendahkan nilai-nilai kekekalan atau tidak memberi nilai yang pantas untuk kekekalan. Bisa dimengerti bila orang-orang yang memberi nilai rendah terhadap kekekalan tidak memiliki jangkauan pandang yang benar dalam memberikan penyembahannya secara sempurna kepada Tuhan Yesus.
Mari kita benahi cara pandang kita tentang cara menyembah Tuhan kita Yesus Kristus yaitu dengan mengekspresikannya dalam tindakan nyata, menggelar kehidupan ini dengan melakukan Firman-Nya dan terus ada wilayah Tuhan dan hidup didalam pimpinan Roh Kudus yang membawa kita kepada keselamatan-Nya yang kekal.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar