Senin, 04 April 2016

TANDA TELAH MENOLAK KASIH KARUNIA


Galatia 2:21 Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.

Kita tahu bahwa bangsa Israel adalah bangsa umat pilihan Tuhan. Tuhan tidak memilih bangsa Jepang, Afrika dan lain sebagainya. Hal ini berdasarkan penentuan atau predestinasi dari Tuhan. Pemilihan bangsa Israel sebagai umat pilihan tidak bertalian langsung dengan keselamatan masing-masing individu. Tetapi penolakan mereka terhadap Mesias mengakibatkan mereka tidak menjadi umat pilihan dalam keselamatan kekal, baik secara komunitas maupun secara individu. Ini berarti mereka menghadapi ancaman kematian kekal atau neraka.

Kalau berita keselamatan diberitakan terlebih dahulu kepada bangsa Israel menunjukkan bahwa Tuhan memberi kesempatan kepada mereka untuk menerima kasih karunia atau anugerah, tetapi setelah mereka menolak anugerah tersebut, maka Injil Allah di beritakan kepada bangsa-bangsa lain. Jangan dipelesetkan bahwa Tuhan telah membuat mereka menolak kasih karunia atau anugerah, maka barulah Tuhan memberikan kepada bangsa lain. Sebenarnya Tuhan tidak menetapkan bangsa Israel (sebagian) menolak kasih karunia, tetapi karena bangsa itu dengan tegar tengkuknya sendiri menolak anugerah, maka barulah Injil diberitakan kepada bangsa-bangsa lain.

Dalam hal tersebut di atas bukan Allah yang menolak bangsa Israel, tetapi bangsa Israellah yang menolak Allah. Dalam Roma 11: 1, tertulis: "Maka aku bertanya: Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Karena aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin".
Perhatikan dalam teks ini bahwa Allah tidak mungkin menolak umat-Nya. Firman Tuhan tegas berkata “sekali-kali tidak”.

Paulus sebagai salah satu dari bangsa Israel menyatakan bahwa dirinya tidak menolak kasih karunia Allah: Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus (Galatia 2:21).
Pernyataan ini menunjukkan pertimbangan Paulus. Hal itu dimaksudkan Paulus untuk menyatakan bahwa ia tidak menolak kasih karunia, bukan karena Tuhan yang membuat dirinya tidak bisa menolak kasih karunia, tetapi karena ia menerima kebenaran bukan karena melakukan hukum taurat. Paulus menerima anugerah atau kasih karunia karena tahu dan meyakini bahwa tidak ada kebenaran dengan melakukan hukum taurat. Kebenaran hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus dan taat kepada kehendak-Nya.
Penerimaan Paulus atas anugerah Tuhan juga didasarkan pada pengertian segenap jiwanya merespon panggilan hidup didalam ketetapan-Nya. Dalam hal ini betapa pentingnya pemberitaan Injil, sebab iman datang dari pendengaran oleh Firman Tuhan.

Namun demikian bukan berarti kalau seseorang sudah mengenal anugerah, maka mereka bisa berbuat sesuka hati mereka. Mereka harus mengusahakan diri hidup berkenan kepada Allah dalam kekudusan. Paulus pun menyatakan bahwa ia berusaha untuk berkenan kepada Allah.
1 Tesalonika 4:1-3
(1)Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.
(2)Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus.
(3)Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan.

2 Korintus 5:9-10
(9)Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.
(10)Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Kalau orang percaya tidak taat, maka Tuhan pun akan menolaknya, sebab orang yang menolak hidup “tidak bercacat dan tidak bercela” berarti menolak Allah.
1 Tesalonika 4:7-8
(7)Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.
(8)Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu.
Jika mereka menolak hidup kudus berarti menolak kasih karunia atau yang sama dengan menolak Allah. Ini juga berarti tidak mengindahkan Roh Kudus yang memimpin mereka kepada segala kebenaran Allah. Sikap tidak mengindahkan Roh Kudus tentu berasal dari diri manusia itu sendiri, bukan karena digerakkan oleh Allah sendiri karena ditetapkan untuk tidak bisa menerima anugerah.

Jadi jika kita tidak bersedia untuk hidup kudus dan dan tidak mengusahakan untuk hidup tidak bercacat cela dihadapan Tuhan sebenarnya kita sedang menolak kasih karunia keselamatan yang sudah Tuhan Yesus berikan.
Oleh karena itu mari kita sebagai anak anak Tuhan/umat umat pilihan Tuhan selayaknya meresponi panggilan kita yang sebenarnya yaitu menjadi pribadi pribadi yang berkarakter seperti Tuhan kita Yesus Kristus.

Roma 8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar