Sabtu, 16 April 2016

HIDUP KEKRISTENAN YANG SESUNGGUHNYA


Markus 10:24-26 Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Kekristenan yang diajarkan sebagai jalan mudah dapat mengakibatkan orang-orang Kristen tidak sunguh-sungguh belajar kebenaran Tuhan. Mereka tidak berkerinduan bertumbuh untuk mencapai tingkat rohani atau kesempurnaan yang lebih tinggi. Hal ini dapat menimbukan kepuasan rohani yang membuat seseorang bersikap sombong atau angkuh sebab merasa bahwa dirinya tidak perlu membenahi diri lagi. Inilah kebutaan rohani seperti yang dialami jemaat di Laodikia.
Wahyu 3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.
Seorang anak Tuhan yang merasa sudah puas dengan hidup kerohaniannya, akan menjadi haus terhadap hal-hal duniawi. Hal-hal duniawi menyangkut pemenuhan kebutuhan jasmani dari kebutuhan secara primer, sekunder sampai tersier. Hidup mereka akan terbelit oleh satu keinginan ke keinginan lain. Sampai mereka tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Apa yang mereka pandang sebagai kebutuhan sesungguhnya adalah citra diri atau pencitraan, prestise, harga diri dan keangkuhan hidup. Banyak orang Kristen yang secara materi berlimpah, tetapi sesungguhnya mereka terbelenggu dalam penjara ini. Tetapi pada umumnya mereka tidak menyadarinya.

Kalau orang percaya memahami bahwa kekristenan adalah jalan salib, bahwa mengikut Tuhan Yesus harus menjadi sempurna dan hidup hanya bagi Tuhan, maka ia akan hanyut dalam usaha untuk menjadi sempurna dan berusaha membela kepentingan Tuhan tanpa pamrih. Dengan kondisi ini maka orang percaya tersebut merasakan haus dan lapar akan kebenaran-Nya. Di lain pihak ia akan merasa puas dengan hal-hal duniawi dan tidak memburu harta dunia. Kalau pun memburu harta dunia, motivasinya adalah mengawal Kerajaan Surga atau mendukung pelayanan pekerjaan Tuhan. Dalam Matius 7:13-14 Tuhan Yesus mengajarkan mengenai jalan lebar dan jalan sempit.
Matius 7:13-14
(13)Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;
(14)karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
Jalan lebar adalah jalan yang membawa manusia menuju kebinasaan. Orang-orang yang masuk ke jalan lebar adalah mereka yang mau “menikmati kenyamanan dunia”. Mereka adalah kelompok orang yang dimaksud Tuhan Yesus sebagai orang-orang yang “menyelamatkan nyawa”.
Baca : Matius 10:39; 16:25; Markus 8:35; Lukas 9:24; 17:33; Yohanes 12:25.
Jalan menuju kehidupan adalah jalan yang sempit, sesak dan sedikit orang yang masuk melaluinya. Ini adalah jalan yang tidak disukai orang. Ini adalah jalan yang penuh resiko. Tetapi inilah jalan menuju jalan kebenaran dalam Tuhan Yesus Kristus, yaitu jalan yang sukar tersebut. Oleh sebab itu adalah salah kalau mengajarkan bahwa mengiring Tuhan itu adalah jalan yang mudah.
Kepada jemaat Tuhan harus ditegaskan berulang-ulang bahwa mengiring Tuhan berarti jalan dalam pergumulan yang tidak pernah usai. Memikul salib, yaitu hidup dalam penyangkalan diri dan melayani Tuhan.
Lukas 9:23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.

Dalam Lukas 14:28-33 dipaparkan perumpamaan mengenai orang yang membangun menara dan raja yang maju berperang. Perumpamaan-perumpamaan ini menjelaskan bahwa mengiring Tuhan bukan hal yang gampang, tetapi mahal harganya dan sulit. Untuk menekankan betapa tidak mudahnya “mengikut Yesus”, Tuhan menegaskan agar kita menghitung dulu anggarannya. Maksudnya adalah agar kita mempertimbangkan dengan serius keputusan untuk menjadi anak-anak Tuhan. Kekristenan atau Injil harus diajarkan secara benar dan lengkap. Kita dipanggil bukan saja untuk menjadi orang beragama Kristen yang menikmati keselamatan jiwa saja (jaminan masuk surga bila mati nanti), tetapi dipanggil untuk “mengikut Yesus” sebagai murid, yaitu mengikuti jejak-Nya.
Menerima Tuhan Yesus berarti bersedia mengikuti Tuhan Yesus dengan cara hidup yang dikehendaki-Nya.
Menerima Yesus sebagai Juru Selamat, gratis mendapat keselamatan, tetapi mengikut Yesus, harus membayar harga pengiringan.

Memikul salib adalah salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi setiap orang yang mau mengikut Yesus. Salib berarti pengiringan yang benar terhadap Tuhan Yesus. Pengiringan itu adalah bagaimana kita meneladani gaya hidup-Nya, gaya hidup melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Tuhan Yesus sudah memberikan teladan-Nya mencapai kesempurnaan, sehingga Ia dapat menjadi pokok keselamatan bagi orang yang taat kepada-Nya. Seperti Dia menang, orang percaya juga harus menang seperti Dia.
Jadi jalan salib adalah merupakan jalan kehidupan orang percaya yang dikehendaki oleh Tuhan untuk selalu/mutlak di gelar setiap hari didalam kehidupannya. Kekristenan tanpa salib adalah Kekristenan yang palsu. Dengan demikian mutlak setiap orang Kristen harus memikul salibnya setiap hari.

Lukas 14:27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar