Minggu, 17 April 2016
TIDAK DAPAT DINIKMATI TUHAN
1 Korintus 9:24-27
(24)Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!
(25)Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
(26)Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
(27)Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Harus diperhatikan dengan cermat bahwa di ayat ini Paulus sedang berbicara mengenai usaha memperoleh “mahkota abadi”, dimana juga bisa terjadi penolakan dari Tuhan bagi yang tidak menggelar hidup yang berkenan sesuai dengan kehendak Tuhan, Hal ini berarti jelas-jelas terkait dengan pergumulan jemaat dan diri Paulus sendiri.
Dalam 1 Korintus 9:24-27 Paulus berbicara mengenai sulitnya masuk Kerajaan Surga atau diselamatkan, di sini Paulus sudah tidak bicara mengenai “sulitnya memberitakan Injil, tetapi sulitnya masuk surga”. Hal ini sesuai dengan perkataan Tuhan Yesus dalam Matius 19:23-25 : Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
Dalam 1 Korintus 9:24-27, Paulus menunjukkan orang percaya harus benar benar sungguh sungguh mempersiapkan dirinya menjadi seseorang yang dapat menguasai diri, di dalamnya termasuk menguasai tubuh atau dagingnya inilah gelanggang pertandingan yang diwajibkan bagi orang percaya.
Dalam tulisannya kepada jemaat yang sama, Paulus juga menyatakan bahwa ia berusaha untuk hidup berkenan kepada Tuhan supaya diterima di kemah abadi.
2 Korintus 5:9-10 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Kalau Paulus tidak melatih tubuhnya dan menguasai seluruhnya, maka ia bukan saja menjadi tidak efektif untuk pemberitaan Injil, tetapi juga tidak diterima oleh Tuhan. Kata memberitakan Injil dari teks aslinya adalah kerusso, yang lebih dekat diterjemahkan memproklamirkan sesuatu atau berkhotbah. Paulus berjuang untuk menjadi anak Tuhan yang melakukan Firman dengan menguasai diri, agar dia yang sudah memproklamirkan Injil jangan dirinya sendiri ditolak oleh Tuhan.
Kata ditolak dalam teks aslinya adalah adokimos. Kata adokimos selain berarti ditolak juga berarti tidak disetujui, terbuang, tidak berguna dan tidak layak, tidak memenuhi kualifikasi.
Fakta ini tidak dapat dibantah, sebab Alkitab menunjukkan adanya orang-orang yang gagal masuk ke dalam kerajaaan surga. Jelas sekali dalam teks ini menyatakan kalau seorang anak Tuhan seperti Paulus, walaupun sudah memberitakan Injil, ternyata masih bisa ditolak.
Secara ekstrem dalam Injil Matius kita menemukan orang yang sudah berprestasi dalam pelayanan gereja dengan mendemonstrasikan kuasa Allah, ternyata ditolak oleh Allah.
Matius 7:22-23 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Prestasi dalam pelayanan seperti mengusir setan, bernubuat dan mengadakan banyak mujizat bukanlah jaminan seseorang pasti diterima oleh Tuhan.
Tuhan berkata kepada mereka yang sudah “berprestasi” tersebut bahwa Tuhan tidak mengenal mereka.
Tidak mengenal di sini artinya tidak menikmati (ginosko).
Jadi jelaslah bahwa seluruh wilayah hidup orang percaya semuanya harus bisa dinikmati oleh Tuhan Yesus tanpa terkecuali, Jika tidak demikian maka Tuhan Yesus pasti akan berkata dengan berterus terang bahwa "Aku tidak pernah mengenal kamu!"
Bisa jadi sementara seseorang sibuk dalam pelayanan dan hanyut menikmati pelayanan ia tidak dapat dinikmati oleh Tuhan, sebab ia tidak sungguh-sungguh memiliki kesucian hidup yang dikehendaki oleh Tuhan. Paulus menjauhkan diri dari kehidupan yang bisa dijalani manusia, tetapi tidak dinikmati oleh Tuhan tersebut. Oleh sebab itu Paulus tetap berjuang tetap dalam integritasnya sebagai anak Tuhan yang tidak hidup di bawah taurat, tetapi tetap hidup dalam kasih Kristus.
Selanjutnya di ayat-ayat berikut, yaitu dalam 1 Korintus 10:1-12, Paulus menguraikan mengenai bangsa Israel yang dapat menjadi pelajaran bagi kita orang percaya di zaman Perjanjian Baru.
Paulus menunjukkan bahwa sebagaimana orang-orang Israel ditewaskan di padang gurun, kita harus berhati-hati supaya kita juga jangan sampai gagal atau ditolak oleh Allah.
Dalam 1 Korintus 10:11 tertulis: Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
Dengan penjelasan ini tidak bisa dibantah bahwa orang yang mengaku percaya dan mengikut Tuhan Yesus pun bisa ditolak jika secara keseluruhan diwilayah hidupnya tidak bisa memberikan atau menampilkan irama hidup yang bisa dinikmati oleh Tuhan Yesus. Perhatikan kalimat: "Peringatan bagi kita". Hal ini menunjuk bukan hanya bagi bangsa Israel pada waktu itu, tetapi juga orang percaya pada masa ini, termasuk Paulus sendiri. Paulus menggunakan kata kita. Bisa dimengerti kalau Paulus berjuang agar dirinya tidak ditolak oleh Allah.
Jadi orang percaya yang sudah dimerdekakan oleh Tuhan Yesus haruslah memberikan respons yang antusias mengisi kehidupannya dengan berjuang untuk menjadi anak Tuhan yang melakukan Firman-Nya dengan menguasai diri, menjaga kekudusan dan terus melaksanakan kehendak Tuhan tanpa batas agar dirinya yang sudah memproklamirkan Injil jangan dirinya sendiri ditolak oleh Tuhan oleh karena ia tidak mempersembahkan/memberikan hidupnya untuk bisa dinikmati oleh Tuhan didalam pemandangan-Nya.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar