Sabtu, 16 April 2016

TIDAK SIAP BERDIRI DIHADAPAN TUHAN


Matius 25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Ketika seseorang terbangun di kekekalan setelah melewati kematian, pada pada waktu itulah ia akan menghayati bahwa sesungguhnya hidup seperti mimpi (Mzm. 73:20). Ternyata tujuh puluh sampai sembilan puluh tahun adalah waktu yang tidak berarti sama sekali bila dibanding dengan kekekalan. Karena tidak mengerti akan hal ini, banyak orang menggelar hidupnya dengan sembarangan. Mereka tidak berusaha untuk hidup berkenan sepenuhnya kepada Tuhan. Orang-orang yang bersikap seperti ini nanti akan meratapi keadaannya, sebab selama hidup di bumi mereka berpikir bahwa kehidupan di balik kematian bukanlah hal yang terpenting untuk dipersiapkan, olehnya ia tidak serius mengisi segenap hidupnya dengan melakukan perkenanan yang Tuhan kehendaki, ia berpikir dengan secara otomatis ia akan bisa masuk kedalam kerajaan Tuhan Yesus ketika ia menutup mata. Padahal selama ia hidup ia menggelarnya dengan kehendaknya sendiri, menikmati kesenangan dengan segala kemewahan hidup seakan-akan pesta kesenangan itu tidak akan pernah berakhir. Seperti orang-orang pada zaman Nuh mereka makan dan minum, kawin dikawinkan sampai air bah melanda mereka. Juga seperti manusia pada zaman Lot, mereka hidup dengan segala kesenangannya sampai api menghanguskan mereka. Bagi mereka “Hari Tuhan” tersebut menjadi seperti suatu jerat (Luk. 21:34).

Nasehat untuk hanya “mengingini Tuhan saja didalam hidup ini” adalah nasehat yang tidak bisa disampaikan kepada semua orang. Nasehat ini hanya bisa diberikan kepada mereka yang sudah benar-benar siap menggelar kehidupan yang ingin terus belajar berkenan dihadapan Tuhan, siap bukan arti hanya cukup mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat namun juga mengikuti cara hidup yang seperti Tuhan Yesus kehendaki, hal ini harus diawali dengan sungguh-sungguh merindukan Tuhan dan siap menggelar kehidupan sesuai dengan apa yang Tuhan Yesus peragakan.
Secara teori pengajaran mengenai hal ini sudah pernah kita dengar atau bahkan kita tahu. Tetapi kenyataannya banyak orang sebenarnya tidak siap menerimanya. Hal ini terbukti dari kenyataan bahwa banyak orang Kristen yang tidak memiliki langkah-langkah nyata untuk itu. Banyak orang Kristen yang tidak berani mempertaruhkan segenap hidupnya bagi Tuhan. Mereka hanya menjadi orang Kristen atau pelayan Tuhan yang hanya memberikan sebagian hidupnya bagi Tuhan. Mereka merasa tidak bertanggung jawab untuk menyelamatkan jiwa-jiwa.

Banyak orang Kristen yang tidak siap. Tidak siap artinya belum benar-benar serius mau menggelar hidupnya sesuai  dengan keinginan Tuhan. Orang seperti ini tentu pasti tidak akan siap jika harus bertemu dengan Tuhan Yesus ketika waktunya sudah tiba baginya untuk memberi pertanggungjawabannya dihadapan hakim tunggal yaitu Tuhan Yesus yang menghakimi tanpa memandang muka.
Seakan-akan mereka masih hidup sejuta tahun di bumi ini atau bahkan seakan-akan tidak pernah akan menemukan ujung akhir kehidupan.
1 Petrus 1:17 Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.

Kalau pola berpikir seakan-akan jalan hidup ini tidak ada ujungnya sehingga mengabaikan kebenaran ini, maka sampai selama-lamanya mereka tidak akan pernah mengingini Tuhan.
Untuk bisa memiliki keinginan yang ditujukan hanya kepada Tuhan, seseorang harus belajar, dan tidak bisa diraih dalam waktu singkat. Ini adalah satu hal yang sangat sulit namun pertolongan Roh Kudus akan memampukannya. Sebenarnya kita perlu menghayati setiap orang memiliki waktu yang telah ditetapkan oleh Tuhan sampai kepada pembaringan terakhirnya.
Ketika seseorang ada di pembaringan terakhir, yaitu ketika fisik sudah tidak bisa digerakkan atau tidak bisa lagi melakukan aktifitas apapun disitulah seseorang akan tersadar bahwa hidup di dunia ini adalah hidup hanya untuk belajar bagaimana menjadi taat, berkenan dihadapan Tuhan Yesus, jika waktu yang diberikan Tuhan telah habis dan sudah mencapai batasnya namun ia tidak mempergunakannya dengan belajar sungguh sungguh untuk hidup berkenan dihadapan Tuhan dan hanya dihabiskan untuk menikmati cara hidup menurut versinya sendiri maka orang seperti ini akan baru menyadari bertapa sudah salahnya ia telah menggelar hidupnya selama ini ketika ia menemukan dirinya ternyata berakhir didapur api kekal dimana hanya ada ratapan dan kertakan gigi.
Hendaknya kita tidak menggelar hidup kita secara sembarangan seperti orang kaya yang katakan oleh Tuhan Yesus yang terdapat di Lukas 16:19-31.
Orang kaya ini menggelar hidup secara sembarangan, ia hidup menurut kehendaknya sendiri atau versinya sendiri, menikmati waktu hidup dihabiskan hanya untuk kesenangannya sendiri, tidak memperdulikan dan tidak membawa hidupnya menjadi berkat bagi sesama dan tidak memperhatikan kehendak Tuhan yang harus dilakukan untuk terus dihidupi didalam hidupnya.

Hendaknya kita mulai memperhatikan apa yang di nasehatkan oleh Rasul Petrus tentang keseriusan orang percaya dalam mempergunakan kesempatan waktu yang masih tersedia yang berikan oleh Allah didalam hidupnya untuk dipergunakan secara maksimal untuk melakukan kehendak Allah dengan sungguh sungguh dan bukan menggelar kehidupan untuk dihabiskan melakukan kepentingan pribadi dengan segala atributnya.
1 Petrus 4:2-3
(2)supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
(3)Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.
Didalam 1 Petrus 4:1 Petrus menyemangati umat umat Tuhan untuk hidup didalam kekudusan dan tidak takut membayar harga terhadap penderitaan badani oleh karena menghidupi kebenaran Allah didalam hidupnya.

Harus diingat bahwa kesempatan atau periode yang tersedia untuk belajar dapat mengingini Tuhan sangat terbatas. Mengingini Tuhan disini juga berbicara bagaimana menggelar hidup berkenan dihadapan Tuhan tanpa batas dalam hidup ini, kalau kesempatan untuk mengembangkan kehausan akan Tuhan ini tidak dimanfaatkan, maka sampai mati pun mereka tidak akan pernah merasa haus akan Tuhan untuk bisa belajar hidup berkenan dihadapan-Nya. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang paling celaka. Ketika roh meninggalkan raganya ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama ia akan menyesal mengapa tidak bisa mengasihi-Nya dengan segenap jiwanya (oleh karena selama hidup hatinya diarahkan kepada hal lain), yang ke dua merasakan kehausan akan Tuhan atau merindukan Tuhan tetapi tidak mendapat kesempatan untuk memuaskan dahaganya (Luk. 16:19-31). Penyesalan ini dikatakan dalam Firman Tuhan sebagai “ratap tangis dan kertak gigi”. Banyak orang tidak memperhitungkan betapa mengerikan keadaan ini.

Hendaknya kita bijaksana dalam menggelar kehidupan kita yang sekarang ini dengan sungguh sungguh dihadapan Tuhan kita Yesus Kristus supaya kita kelak tahan berdiri dihadapan-Nya yang menggelar penghakiman-Nya tanpa memandang muka.
Lukas 21:34-36 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Kematian bisa terjadi setiap saat, ingini Tuhan selagi masih ada kesempatan dan mulailah belajar memenuhi apa yang di kehendaki oleh Tuhan atas hidup setiap kita yang mengaku percaya kepada-Nya.

1 Petrus 4:5 Tetapi mereka harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar