Senin, 25 April 2016

KEHENDAK BEBAS ADALAH SEBAGAI TANGGUNG JAWAB


Kejadian 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

Tuhan menciptakan manusia menurut gambar-Nya sehingga kita pun diberikan
kehendak bebas sebagai anugerah dari Tuhan yang dipercayakan-Nya untuk bisa diarahkan kepada hal hal yang baik dan berkenan di mata Tuhan.
Kehendak bebas adalah kemampuan yang dimiliki setiap individu untuk membuat pilihan secara sukarela, terbebas dari semua faktor dari luar diri individu itu. Kehendak bebas (free will) adalah suatu istilah juga ada dalam dunia filsafat, yaitu mengenai kapasitas yang dimiliki manusia yang adalah pelaku-pelaku rasional, untuk menentukan dan memilih tindakan di antara berbagai alternatif pilihan tindakan. Memang ada faktor-faktor di luar diri pribadi manusia itu sendiri dalam mengambil keputusan, seperti misalnya pimpinan Roh Kudus di dalam diri manusia itu, tetapi pada akhirnya keputusan akhir ada di tangan setiap individu.
Manusia harus bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah diputuskan didalam hidupnya.

Kehendak bebas harus dipahami sebagai pemberian Tuhan yang sangat berharga atau tak ternilai dari Tuhan di mana manusia diberi kemampuan mempertimbangkan sesuatu, yang oleh karenanya manusia dilengkapi dengan pikiran. Tuhan sangat mengasihi dan menghargai manusia sebagai mahkluk yang diistimewakan oleh-Nya terlihat dari “manusia bisa membuat keputusan keputusan didalam hidupnya.”
Tentu saja ini menjadi kehormatan bagi manusia. Dalam kehormatan ini sekaligus membawa manusia sebagai makhluk yang beresiko sangat tinggi karena setiap pemberian yang berharga selalu disertai dengan tanggung jawab.
Yang harus dipertanggungjawabkan manusia dihadapan Tuhan adalah isi detiel detiel yang terkecil diseluruh kehidupannya yaitu dari perkataan, tindakan, perbuatan didalam hidupnya yaitu buah dari kehendak bebas yang dipercayakan Tuhan.

Setiap pemberian yang berharga pasti selalu memuat tanggung jawab didalam pemberian tersebut.
Jika pemberian yang berharga tanpa tanggung jawab, maka hal itu membuat pemberian itu sendiri menjadi tidak berharga. Seperti bumi ini diciptakan dalam keindahan dan kesempurnaan dan diberikan kepada manusia, tetapi manusia harus mengelolanya.
Demikian pula dengan keadaan manusia yang luar biasa. Manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah. Dengan keberadaan ini manusia diberi tanggung jawab untuk dengan rela dan sukacita memilih untuk mengabdi kepada Bapa pencipta segala yang telah ada.
Pengabdian yang dilakukan harus dengan kerelaan dari diri sendiri.

Dalam kehidupan ini, manusia bisa mendukakan Roh Allah bila melangkah tidak sesuai dengan kehendak Allah. Bahkan manusia juga bisa menghujat Roh Kudus, yaitu suatu keadaan atau stadium di mana seseorang tidak lagi dapat menerima penggarapan Roh Kudus oleh karena hatinya sudah menjadi keras atau membatu.

Sebagai orang percaya yang dewasa, kita harus memahami dan menerima kehendak bebas ini sebagai kepercayaan, bukan sebagai beban yang menekan atau keberadaan yang mengancam. Kalau seseorang menyalahgunakan kebebasan kehendak, maka hal ini akan membawa dirinya kepada kebinasaan kekal. Ini sungguh-sungguh berbahaya.
Tetapi kalau seseorang menggunakan kehendak bebasnya dengan bijaksana, maka kehendak bebas tersebut dapat menggiring orang itu kepada kehidupan atau kemuliaan bersama Tuhan dengan rela tanpa paksaan.
Dalam hal ini kehendak bebas manusia bisa mendatangkan bencana, tetapi juga bisa mendatangkan rahmat atau berkat kekal dari Tuhan.
Kalau manusia binasa, tentu yang dipersalahkan bukan Tuhan atau keberadaan kehendak bebas itu sendiri, tetapi manusia yang menjadi pelaku kehidupan. Bisakah kita berkata: Mengapa aku memiliki kehendak bebas? Bukankah lebih aman dan baik kalau aku menjadi seperti boneka, tanpa kehendak bebas dan dikendalikan Tuhan menjadi manusia baik yang tidak bisa berbuat suatu kesalahan, sehingga dapat dijauhkan dari neraka dan didekatkan pada surga?.
Saudaraku sekalian, kita tidak bisa atau tidak boleh berkata demikian, sebab dalam kedaulatan-Nya Allah sudah menetapkan manusia untuk menjadi mahkluk yang harus menentukan keputusan apakah isi seluruh kehidupannya diarahkan kepada kehendak Tuhan dengan taat dan setia atau memutuskan untuk hidup sesuai kehendak diri sendiri yang tanpa memenuhi kehendak Tuhan didalam hidupnya.

Hendaknya kita bisa berkata seperti Paulus berkata : "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan".
"Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah"

2 Korintus 5:9-10 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar