Senin, 14 Maret 2016

ARTI HIDUP TINGGAL DIDALAM TUHAN


Yohanes 15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Tinggal diluar Tuhan Yesus kita tidak bisa berbuat apa apa artinya kita tidak akan menghasilkan buah yang Tuhan kehendaki didalam hidup kita.
Keristenan kita belum lengkap sampai tujuan, sebelum kita mengalami pengalaman hidup “tinggal di dalam Dia" yaitu tinggal didalam Tuhan kita Yesus Kristus.
Tinggal di dalam Dia bukan hanya ditandai dengan pengakuan di mulut, tetapi sebuah pengalaman dimana seseorang dapat berinteraksi dengan Tuhan. Ada hubungan timbal balik, ada percakapan terus menerus sehingga kita bisa mengerti isi dari kehidupan kita untuk Tuhan garap menjadi anak anak yang selalu taat menghasilkan buah yaitu menjadi pribadi pribadi yang taat melakukan kehendak Tuhan.
Tinggal di dalam Tuhan menunjuk kehidupan seseorang yang benar-benar hidup dalam persekutuan dengan Tuhan. Persekutuan seperti inilah yang sebenarnya dikehendaki oleh Tuhan. Di sinilah seseorang menemukan kehidupan yang luar biasa. Hak istimewa ini harus dialami atau dimiliki oleh setiap kita.

Didalam 1 Korintus 6:19-20 dikatakan : "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!"

Jadi, maksud Tuhan menjadikan tubuh kita bait Roh Kudus, bukan hanya tubuh didiami Roh Kudus. Kalau bait suci Salomo didiami Roh Allah, artinya Roh Allah hadir di bait Allah tersebut, tetapi di sana tidak ada hubungan interaksi antara Allah dengan bait suci, sebab bait suci bukan pribadi melainkan benda.
Tetapi berbeda kalau Roh Allah diam di dalam kita, tentu harus ada interaksi, maka berarti ada satu kegiatan percakapan yang berlangsung terus menerus, yaitu hubungan interaksi dengan Tuhan di dalam diri kita. Hendaknya kita tidak membuat Tuhan “kesepian” di dalam diri kita karena kita lebih banyak memilih menghabiskan waktu untuk kesenangan kita. Tuhan mau memiliki hubungan yang mendalam dengan kita. Hubungan yang mendalam yang di dalamnya terdapat dialog dengan Tuhan ini tidak ada batasnya, sampai bertemu muka dengan muka dengan Tuhan.
Orang-orang seperti ini tentu senantiasa  menghayati kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Baginya Tuhan adalah pribadi yang nyata didalam hidupnya sosok pribadi yang mulia yang harus dihormati dan dihargai yang telah sudi memeteraikan dan menaruh Roh Kudus yang di utus-Nya untuk tinggal didalam tubuh dan jiwa setiap orang percaya.

Allah bukan sesuatu yang tersembunyi dan misteri. Sangat disayangkan banyak anak Tuhan tidak memanfaatkan anugerah yang begitu besar ini.
Hubungan ini adalah hubungan yang mendalam, ada percakapan dengan Tuhan terus menerus yang tidak dibatasi oleh jam doa dan kebaktian, sayang sekali banyak dari kita tidak merindukan untuk mengalami Tuhan secara terus menerus dan dari waktu ke waktu. Seharusnya setiap kita terus menerus belajar tinggal di dalam Tuhan. Tinggal di dalam Dia merupakan hubungan yang intim dengan Tuhan.

Tinggal didalam Tuhan adalah pekerjaan “mempertunangkan diri dengan Kristus”. Tidak sedikit gereja yang hanya membuat jemaat mengenal Kristus, tetapi tidak mempertunangkannya dengan Kristus. Dalam gereja dikesankan kuat bahwa hanya pendeta atau orang khusus Tuhan yang memiliki hubungan yang mendalam dengan Tuhan dan yang bisa berdialog dengan Tuhan, padahal setiap orang percaya harus dapat berdialog dengan Tuhan secara pribadi.
Ciri dari gereja yang tidak mempertunangkan jemaat dengan Kristus adalah ketika jemaat mengkultuskan seorang hamba Tuhan dan bergantung kepadanya, seakan-akan tanpa pendeta jemaat tidak biasa berhubungan langsung dengan Tuhan. Sering dikesankan bahwa yang bisa mengalami penyatuan dengan Tuhan di mana seseorang bisa berdialog dengan Tuhan hanyalah para yang berkelas hamba hamba Tuhan/pendeta, atau yang diberi karunia khusus. Orang-orang awam hanya dapat mengharapkan memperoleh pesan-pesan Tuhan melalui hamba-hamba Tuhan tersebut. Mereka hanya mengharapkan dan menantikan pendeta yang bisa berdialog dengan Tuhan untuk memberi nasihat dan menyampaikan rencana-rencana Allah kepada mereka. Hal ini harusnya menjadi perhatian yang serius bagi hamba hamba Tuhan yang ingin mempertunangkan umat umat Tuhan kepada Kristus, harusnya tidak berbuat demikian namun sebaliknya mengajarkan pengajaran Injil yang benar kepada jemaat untuk tinggal didalam Tuhan dengan berurusan langsung dengan Tuhan secara pribadi tanpa harus bergantung kepada sang hamba Tuhan sebagai perantara untuk bisa berdialog dengan Tuhan secara khusus.

Setiap anak Tuhan harus mengerti dan memahami bahwa dizaman perjanjian baru setiap orang percaya tentu bisa berdialog dengan Tuhan, karena ini merupakan salah satu anugerah dari Tuhan untuk setiap orang percaya kepada Tuhan Yesus tanpa terkecuali namun sudah barang tentu hal ini seseorang harus didasari terlebih dahulu memiliki sikap hati yang benar dihadapan Tuhan yaitu memiliki keinginan yang sungguh untuk mencari kehendak Tuhan didalam hidupnya dan sungguh sungguh ingin mengenal pribadi Tuhan Yesus. Hal ini tergantung masing-masing individu kembali, apakah mau meresponi kehadiran Tuhan secara benar didalam hidupnya.
Dalam 1Korintus 6:17, Alkitab menunjukkan bahwa orang yang mengikatkan dirinya dengan Tuhan menjadi satu Roh dengan Dia. Semua orang percaya memiliki peluang yang sama untuk bisa berinteraksi dengan Tuhan secara pribadi tentu harus memiliki hati yang terus merindukan perjumpaan dengan Tuhan disetiap waktunya. Mengikatkan diri dalam teks aslinya adalah “kollomenos”, yang dapat diterjemahkan “join” (menggabungkan). Kata ini dalam Alkitab Terjemahan Lama diterjemahkan “melekat”.
Jadi sangat penting untuk kita terus tinggal didalam Tuhan supaya kita bisa menjadi pribadi pribadi yang terus melekat kepada Tuhan dan terus rindu berinteraksi dan bersekutu bersama dengan Tuhan dari waktu ke waktu sehingga menjadikan kita menjadi orang orang yang menghasilkan buah dan menjadi alat peraganya Tuhan bagi kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar