Minggu, 06 Maret 2016

SARANA TUHAN BERBICARA KEPADA KITA


Yeremia 33:3 Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.

Bagaimana sebenarnya mendengar suara Tuhan itu dan bagaimanakah kita mengalaminya? Tentu hal ini harus didasari terlebih dahulu ada suatu kerinduan kita untuk membangun hubungan yang baik dan berkenan dimata Tuhan, Untuk menjelaskan hal ini maka perlu kita membedakan beberapa kategori suara Tuhan.

Pertama, suara Tuhan melalui Firman-Nya. Suara Tuhan melalui Firman-Nya yaitu suara Tuhan yang diperdengarkan kepada kita melalui pemberitaan Firman Tuhan yang berlandaskan penggalian isi Alkitab secara benar. Tuhan memfasilitasi jemaat dengan pengajar-pengajar Alkitab yang baik, kaset-kaset khotbah, VCD khotbah, buku-buku rohani yang bermutu dan penggalian Alkitab secara pribadi. Alkitab berisi Firman Tuhan atau suara Tuhan. 
Inilah yang menjadi sumber suara Tuhan. Mendengar suara Tuhan kategori satu ini diistilahkan suara Tuhan secara pasif. Mendengar suara Tuhan melalui Firman-Nya ini merupakan makanan yang mutlak harus kita konsumsi. Dari mendengar suara Tuhan inilah kita dapat mengerti apakah yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kedua, suara Tuhan melalui hati atau batin, maksudnya adalah Tuhan berbicara kepada kita melalui sarana hati atau batin kita. Biasanya suara ini kita peroleh bertalian dengan masalah yang sedang kita hadapi atau pada saat kita harus mengambil keputusan, dalam masalah-masalah khusus dan lain-lain. Kepekaan mengerti apa yang Tuhan kehendaki harus kita miliki dalam segala perkara. Dalam hal ini kita mengerti mengapa mendengar suara Tuhan dikatakan sebagai hal yang umum, biasa dan wajar, yang harus kita alami setiap hari. Tuhan pasti berbicara kepada kita setiap hari dengan aktifnya.Tanpa mendengar suara Tuhan, kita pasti binasa dan menjadi mangsa empuk kuasa dunia atau kuasa kegelapan. Pengalaman selalu mendengar suara Bapa dikatakan Tuhan Yesus dalam Yohanes 5:19
Yohanes 5:19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.

Tuhan Yesus memberikan contoh teladan 
Apa yang dikerjakan-Nya adalah apa yang dilihat-Nya dari Bapa. Itulah sebabnya Tuhan Yesus bisa berkata bahwa Ia selalu melakukan kehendak Bapa. Hati nurani kita adalah sebuah institusi yang dapat dipakai Tuhan untuk berbicara kepada kita. Hati nurani ini didewasakan atau dimurnikan dengan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca dan kita tanamkan didalam hidup kita. Jadi untuk mengasah mendengarkan suara Tuhan melalui hati atau batin kita perlu mengisi pikiran pikiran kita dengan Firman Tuhan secara konsisten sehingga masalah hidup yang timbul di kemudian hari kita bisa dengan cepat mendengarkan suara Tuhan melalui hati batiniah kita untuk mengambil keputusan keputusan penting dalam hidup dan sudah barang tentu kita lebih menjadi peka membedakan suara Tuhan dan bukan suara Tuhan.

Ketiga, suara Tuhan secara khusus. Suara Tuhan secara khusus adalah suara Tuhan yang biasanya kita terima berhubung dengan rencana-rencana Tuhan secara khusus yang harus kita lakukan. Biasanya hal ini disampaikan Tuhan melalui sarana-sarana khusus atau secara spektakuler, seperti mimpi, penglihatan, nubuatan dan lain sebagainya. Kadang-kadang suara ini berisi pesan-pesan khusus, baik bagi kita maupun orang lain. Biasanya yang menerima suara khusus ini atau yang menjadi pengantaranya adalah orang-orang yang dapat dipercayai Tuhan dengan kapasitas yang Tuhan sudah tentukan. Tentu orang ini mempunyai kapasitas rohani yang baik dimata Tuhan, Samuel dipakai Tuhan untuk berbicara kepada imam Eli, karena imam Eli sudah terlalu lama hidup tanpa persekutuan yang benar dengan Tuhan. Tuhan lebih mempercayai Samuel yang dengan setia melayani di bait Allah. Seseorang tidak akan dipercayai mendengar suara Tuhan yang kedua dan ketiga secara permanen tanpa memiliki landasan suara Tuhan yang pertama, yaitu melalui Firman-Nya.

Keempat, suara Tuhan juga bisa melalui segala peristiwa dalam hidup. Inilah suara Tuhan dalam sejarah atau melalui kejadian hidup. Dalam Lukas 15 dikisahkan perumpamaan tentang anak terhilang. Melalui kemiskinan dan penderitaannya, Tuhan berbicara kepada si bungsu.

Menjadi masalah pelik adalah bagaimana kita membedakan suara Tuhan dan bukan suara Tuhan. Ada beberapa ukuran yang dapat kita gunakan sebagai usaha untuk membedakan suara Tuhan dan bukan antara lain, yaitu: suara Tuhan pasti tidak bertentangan dengan Firman-Nya, suara Tuhan pasti mendatangkan damai sejahtera bagi suasana jiwa kita, suara Tuhan menjadi berkat bagi orang yang menerimanya, bila bagi diri sendiri suara Tuhan mendatangkan keuntungan bagi pertumbuhan iman dan harmonisnya hubungan dengan Tuhan, suara Tuhan mendorong hati kita memuliakan Tuhan, suara Tuhan membuat hati kita bergemar untuk memuji dan menyembah Tuhan. Bila suara Tuhan yang kita dengar adalah membuat kita merasakan seperti dipaparkan tadi, maka ada iman atau keyakinan bahwa itu adalah benar suara  dari Tuhan, dan apabila yang timbul sebaliknya dan terdapat keragu-raguan, tentu harus diperiksa dengan seksama dan di uji kembali yang bertentangan dengan Firman Tuhan tentu itu bukan suara dari Tuhan.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar