Kamis, 31 Maret 2016

PERJUANGAN MERESPON ANUGRAH TUHAN YESUS DENGAN BENAR






Efesus 2:8-10
(8)Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
(9)itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
(10)Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Perjuangan orang percaya menuju kesempurnaan seperti Bapa adalah perjuangan tiada henti didalam kehidupan kita. Kalau Tuhan Yesus mengatakan harus sempurna, siapakah kita ini, sehingga kita bisa menawar untuk mengurangi standar tersebut? Kelemahan dan kekurangan manusia tidak mungkin dijadikan alasan untuk membenarkan seseorang untuk hidup kurang sempurna.

Perjuangan ini juga bukan hanya bagi rohaniwan Kristen, melainkan untuk setiap orang percaya. Kalau Tuhan membandingkan dengan ahli Taurat dan orang Farisi, berarti standar moral seorang Kristen harus lebih dari tokoh-tokoh agama lain mana pun.
Matius 5:20 "Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga".

Oleh sebab itu setiap orang Kristen harus berusaha mencapainya dengan segala kemampuan yang dianugerahkan Tuhan.
Semua itu merupakan suatu syarat yang harus dipenuhi dan tidak bisa dihindari bagi orang yang mau menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan mengakui otoritas-Nya. Tetapi syarat ini bukan sebuah jasa atau penentu keselamatan. Penentu keselamatan adalah pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, yang merupakan jalan keselamatan yang diberikan Allah dengan cuma-cuma, bukan hasil perbuatan baik. Dalam hal ini kita harus dapat membedakan antara menerima keselamatan sebagai anugerah dan merespons anugerah itu melalui pengakuan atas otoritas-Nya.

Maka kalau kita berpikir bahwa usaha untuk mencapai kesempurnaan bertentangan dengan, atau dapat merusak doktrin teologia sola gratia (keselamatan hanya oleh anugerah, ay. 8), itu suatu pandangan yang sangat keliru.
Berusaha untuk menjadi sempurna bukan upaya manusia untuk meraih keselamatan, melainkan respons terhadap anugerah yang disediakan oleh Tuhan. Harus diingat, bahwa Ia menghendaki agar orang percaya hidup dalam kebaikan yang disediakan Bapa (ay. 10). Tentu yang dimaksud di sini adalah kebaikan standar Tuhan Yesus Kristus.

Kesempurnaan yang dikehendaki oleh Tuhan adalah mengenakan pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus (Flp. 2:5–7). Orang-orang yang sungguh-sungguh telah menerima keselamatan atau sedang mengerjakan keselamatan pasti berusaha untuk sempurna (Flp. 2:12).
Filipi 2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,

Tuhan Yesus adalah pribadi yang sempurna seperti Bapa, yang tampil bukan hanya dikagumi tetapi juga diteladani. Dalam perjalanan pertumbuhan rohani seseorang yang sungguh-sungguh meng-usahakan kesempurnaan, akhirnya ia menampilkan kehidupan Yesus.

Perjuangan untuk menjadi sempurna adalah respons terhadap anugerah keselamatan.

Matius 5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar