Kamis, 03 Maret 2016

MENGENAL ARTI PELAYANAN KEPADA TUHAN YESUS SECARA BENAR

Filipi 2:5-7 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Untuk memahami arti pelayanan kepada TUHAN yang sesungguhnya kita wajib terlebih dahulu memahami apa yang di kehendaki TUHAN tentu kita harus menaruh pikiran dan perasaan yang sama didalam TUHAN YESUS agar kita mengerti arti yang benar dalam melayaniNYA.

Saya mau kita sadar hutang kita kepada Tuhan Yesus adalah utang tentang kehidupan kekal. Seharusnya kita dibuang ke dalam lautan api dan terpisah dari hadirat Tuhan selama-lamanya, tetapi Tuhan Yesus telah menebus kita dengan darah-Nya sehingga kita terbebas dari api kekal.

Kita tidak dapat membalas kebaikan Tuhan. Apa pun yang kita lakukan tidak akan sebanding dengan apa yang Tuhan telah lakukan bagi kita. Dalam Matius 18:24 dikisahkan seseorang yang berutang 10.000 talenta. Satu talenta merupakan suatu jumlah yang besar, yaitu sejumlah 6000 dinar. Upah seorang pekerja pada waktu itu 1 dinar per hari, jadi 6000 dinar adalah upah pekerja selama hampir 17 tahun. Jadi 10.000 talenta setara upah pekerja selama 164.383 tahun! Ini berbicara bahwa apa yang ditanam Tuhan dalam diri kita adalah sesuatu yang mahal dan berharga. Investor Agung itu yaitu TUHAN YESUS menginvestasikan modal-Nya yang besar dalam hidup kita, yaitu dengan darah yang ditumpahkan di bukit Golgota untuk membeli atau menyelamatkan kita.

Bagaimanapun kita tidak akan dapat membalas kebaikan Tuhan seimbang dengan apa yang Ia telah berikan kepada kita. Bahkan hidup sejuta tahun melayani Tuhan di dunia pun belum dapat mengimbangi kebaikan Tuhan kepada kita. Ada satu langkah yang dapat kita lakukan untuk mengimbangi kebaikan Tuhan yang telah kita terima, yaitu dengan melayani Tuhan selama-lamanya di mulai dari kehidupan kita dibumi sd menutup mata dan di Kerajaan-Nya nanti. Untuk ini perlu dijelaskan bahwa Kerajaan Sorga bukanlah tempat untuk hanya duduk-duduk tanpa kerja. Sorga adalah sebuah aktivitas kehidupan, seperti yang kita alami di bumi. Pola ini tampak jelas ketika Tuhan menciptakan manusia pertama, bahwa mereka harus bekerja. Firdaus bukan tempat untuk tidur-tiduran saja, melainkan ruang kerja manusia pertama. Kerajaan Sorga adalah ruang kerja manusia yang diselamatkan dalam Yesus Kristus.

Dalam kekekalan itulah kita dapat membalas kebaikan Tuhan dengan melayani Dia selama-lamanya. Tetapi tidak semua orang akan diperkenankan membalas kebaikan-Nya. Hanya orang-orang yang sekarang ini membalas kebaikan Tuhan dengan melayani Dialah yang akan diperkenankan untuk melayani-Nya di dalam Kerajaan-Nya nanti. Hidup di dunia ini merupakan sebuah pilihan, apakah kita akan melayani Tuhan selamanya atau melayani Setan dengan melakukan apa yang bertentangan dengan kehendak TUHAN selama dibumi ini . Oleh sebab itu panggilan untuk melayani Tuhan, hendaknya tidak ditanggapi sebagai beban, tetapi kesempatan untuk standard kelayakan menerima Mahkota Abadi kekekalan di kerajaanNYA, selamat dari penghukuman api kekal dan masuk dalam pelayanan bagi Sang Maharaja di Sorga.

Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia datang bukan untuk dilayani tetapi melayani. Jadi mohon digaris bawah arti pelayanan kepada TUHAN YESUS secara benar adalah panggilan agar orang percaya memiliki kualitas hidup seperti kualitas hidup-Nya. Sebelum Tuhan Yesus menyatakan hal ini, terlebih dahulu Tuhan mengatakan bahwa cawan yang Tuhan Yesus minum juga akan diminum oleh mereka. Cawan di sini adalah “penderitaan” atau pengorbanan yang harus diterima orang percaya dalam mengikut Tuhan Yesus (Mat. 20:23).
Matius 20:23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."

Memang pengertian percaya dalam teks bahasa Yunani pisteuo berarti menyerahkan diri kepada obyek yang dipercayai. Kalau seseorang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus berarti harus “mengikuti jejak-Nya” itulah isi percaya tersebut, bukan hanya percaya dalam pikiran bahwa dua ribu tahun yang lalu Allah Anak pernah datang ke dunia memikul dosa manusia. Percaya seperti ini hanya sebuah pengaminan akali atau persetujuan pikiran atas sebuah peristiwa sejarah. Percaya terhadap fakta-fakta empiris seperti ini bukanlah iman yang benar. Ini sama dengan roh-roh jahat pun percaya adanya fakta bahwa Allah itu ada bahkan gemetar (Yak. 2:19).
Yakobus 2:19 "Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar."
Ini adalah percaya yang tidak berdampak. Untuk mengikut jejak Tuhan, seseorang harus memahami dengan benar apa yang ajarkan dan dilakukan oleh Tuhan Yesus, sehingga orang percaya bisa mengerti dan melakukan apa yang diajarkan Tuhan dan meneladani apa yang Dia lakukan itulah pelayanan sejatinya. Pada akhirnya orang percaya dan melayaniNYA menjadi orang-orang yang memperagakan kehidupan Tuhan Yesus, sehingga bisa berkata “hidupku bukan aku lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam aku”. Sampai pada level ini seseorang barulah bisa melayani Tuhan dengan secara benar. Melayani Tuhan tidak harus menjadi pendeta, Pelayanan dimulai dari kehidupan yang terus diubah untuk menjadi alat peraga Tuhan, yaitu surat yang terbuka yang dibaca setiap orang. Orang percaya dapat membuktikan bahwa sungguh Allah telah menjadi manusia untuk melayani yaitu mengubah manusia untuk dikembalikan ke rancangan semula, orang percayalah saksinya yaitu hidupnya menjadi luar biasa dalam kelakuan dan kesucian (Mat. 5:20,48).

Inti dari pelayanan benar adalah mengajarkan seseorang untuk mengenakan pikiran perasaan dan karakter Kristus yang akan membawanya kepada kehidupan kekekalan yang akan datang dilangit baru bumi baru.
orang percaya harus menolong orang lain untuk memiliki kehidupan yang diubahkan seperti dirinya yang sudah mengenakan pikiran perasaan dan karakter Kristus. Hal ini bukan hanya di lakukan di gereja. Justru hal ini lebih efektif dilakukan dalam kehidupan setiap hari. Menjadi saksi dan mengubah orang lain justru lebih banyak dilakukan di luar tembok gereja. Semua ini harus dilakukan dengan segala pengorbanan, itulah yang dimaksud dengan cawan yang orang percaya harus minum seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus.

Gambaran pelayanan yang berkualitas kepada TUHAN hendaknya diarahkan kepada berkenaan dengan kepentingan Tuhan saja. Perlu kita pahami Tuhan akan membuat perjalanan hidup kita tidak kepada kemudahan kemudahan saja, tentu ini adalah cara Tuhan untuk hendak mendewasakan kita. Pendewasaan ini sebagai persiapan menjadi “gladiatornya Tuhan”, 
Begitu juga Tuhan tidak akan membuat pekerjaan Tuhan atau pelayanan kita berjalan mudah tanpa rintangan. Hal ini dapat dilihat dari pengalaman rasul-rasul terutama rasul Paulus. Tuhan mengijinkan perjalanan pelayanannya berat, dari kelelahan fisik, perasaan yang terlukai sampai darah yang harus ditumpahkan (Flp. 2:17; 2Tim. 4:6). Pengalaman yang seperti ini akan membuat seseorang benar-benar mengalami Tuhan. Hal ini akan memperkokoh tali persekutuan dengan Tuhan. Ia akan semakin mengasihi Tuhan. Memandang Kerajaan Sorga sebagai tujuan yang nyata dan sangat jelas tentu orang seperti ini selalu menjadi kekasih Tuhan dan kesayangan-Nya. Inilah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus dengan mengambil bagian dalam penderitaan Tuhan atau bersama-sama dengan Tuhan dalam segala pencobaan atau menderita bersama-sama dengan Tuhan. 
Yohanes 16:33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

Tuhan sengaja mengijinkan perjalanan pelayanan kita mengalami berat tantangan bahkan rintangan. Ini bagian dari hukum kehidupan yang dialami oleh gladiator Tuhan untuk mengikuti jejak hidup Tuhan Yesus yang sudah menang mengalahkan dunia dan menjadi yang sulung untuk menjadi contoh teladan bagi semua anak anak Tuhan untuk bisa mempraktekan ketaataan hidup yang dikehendaki ALLAH. Tentu pergumulan ini berat sebab yang dihadapi adalah kuasa kegelapan yang berusaha menghentikan laju pertumbuhan kedewasaan dan perjalanan pelayanan. Penderitaan sebagai ujian apakah seorang anak Tuhan tetap setia sampai akhirnya dan menyelesaikan tugas yang Bapa percayakan kepada orang pilihan-Nya (1Ptr. 1:3-9).

Semakin dalam penderitaan yang dialami seseorang maka semakin besar kepercayaan yang Tuhan percayakan kepadanya. Penderitaan itu bukan berarti sesuatu yang menyusahkan hati, tetapi beban yang menggerakkan seseorang menyerahkan segenap miliknya untuk pekerjaan Tuhan, di dalamnya termasuk pikiran, perasaan bahkan nyawa.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar