Kamis, 31 Maret 2016
PERLOMBAAN YANG DIWAJIBKAN BAGI ORANG PERCAYA
Ibrani 12:1-5
(1)Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
(2)Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
(3)Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
(4)Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.
(5)Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
Memang selama hidup di dunia ini kita mempunyai kebutuhan hidup jasmani. Namun segala usaha kita untuk memenuhi kebutuhan hidup jasmani itu tidak boleh mengurangi usaha untuk mencapai kesempurnaan di dalam Tuhan. Jika seseorang menganggap bahwa mengusahakan kebutuhan jasmani lebih penting daripada mencapai kesempurnaan, berarti ia mempertuhankan perut dan berkate-gori duniawi,
Filipi 3:19 "Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi".
Pernyataan ini terkesan berlebihan dan menekan, tetapi inilah kenyataannya, bahwa Tuhan memang menghendaki orang percaya sempurna dalam seluruh kegiatan hidupnya. Untuk ini seseorang harus menanggalkan beban dan dosa (Ibr. 12:1). Beban artinya keterikatan dengan dunia ini, atau percintaan dunia. Dosa yang dimaksud di sini adalah keterikatan seseorang dengan keinginan daging, atau hasrat dosa dalam dagingnya.
Penulis surat Ibrani menggambarkan usaha menuju kesempurnaan ini sebagai “perlombaan yang diwajibkan bagi kita”. Dan perlombaan ini menuntut iman yang sempurna seperti Yesus, yang ditandai dengan ketaatan-Nya kepada Bapa di Sorga (ay. 2), karena itu sering disebut “perlombaan iman”. Kalau perlombaan ini wajib, mengapa hari ini banyak orang Kristen lebih memprioritaskan pemenuhan kebu-tuhan jasmaninya daripada mengejar kesempurnaan?
Berusaha menjadi sempurna tidak berarti mengurangi waktu kerja, tidak berarti harus menjadi aktivis gereja, bahkan tidak berarti harus menjadi pendeta. Berusaha menjadi sempurna berarti selalu dalam sikap berjaga-jaga, terus belajar melakukan segala sesuatu tepat seperti yang Bapa kehendaki. Belajar memenuhi apa yang dikatakan Firman Tuhan, yaitu “jika kita makan atau minum atau melakukan sesuatu yang lain, kita harus melakukan semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” (1Kor. 10:31) Berarti, justru pergumulan dalam latihan melakukan kehendak Tuhan dengan benar ialah pada waktu kita ada di kantor, toko, tempat kerja, sekolah, pergaulan, di tengah-tengah keluarga. Kesempurnaan bukan hanya ditemukan pada waktu kita melakukan kegiatan di lingkungan gereja. Justru proses pembelajarannya lebih efektif dan kondusif saat di luar lingkaran kegiatan gerejawi. Di luar tembok gereja, di sanalah kita harus menunjukkan bahwa Kristus ada di dalam diri kita dan kita harus menjadi Garam dan Terang bagi kehidupan manusia agar lewat kesaksian hidup kita nama Tuhan Yesus yang dipermuliakan dan banyak jiwa dimenangkan datang kepada Tuhan Yesus dan diselamatkan.
Matius 5:13-16 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar