Senin, 28 Maret 2016
PENGERTIAN YANG BENAR TENTANG "MENGUMPULKAN HARTA DI SORGA"
Matius 6:19-24 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Dari perkataan Tuhan Yesus Kristus sendiri, Tuhan menghendaki dan memerintahkan agar kita harus mengumpulkan harta di sorga. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan mengumpulkan harta di sorga itu? Terdapat bermacam-macam penafsiran terhadap pengertian mengumpulkan harta di sorga. Ada yang mengartikan mengumpulkan harta di sorga adalah kegiatan pelayanan di gereja. Mereka menghabiskan waktu mereka untuk kegiatan-kegiatan yang dikategorikan sebagai kegiatan rohani, yaitu kegiatan yang ada di lingkungan tembok gereja. Dengan kegiatan tersebut mereka meyakini Tuhan akan memberikan upah di dalam sorga nanti. Tanpa sadar mereka berpikir, bahwa semakin banyak dan aktif kegiatan mereka di gereja, maka upah yang diterima di sorga nanti lebih besar. Dengan pandangan ini berarti hanya mereka yang memiliki banyak kegiatan di gereja yang memperoleh upah besar di sorga. Karena konsep yang salah ini banyak orang Kristen yang mengorbankan tanggung jawabnya di rumah, pekerjaan, bisnis dan lain sebagainya demi kegiatan gereja. Dengan pernyataan ini bukan berarti kegiatan di lingkungan gereja tidak perlu. Tetapi hendaknya kita memahami dengan tepat apa sebenarnya yang dimaksud dengan mengumpulkan harta di sorga, sehingga kita menempatkan kegiatan gereja secara proporsional.
Ada pula yang mengartikan mengumpulkan harta di sorga sebagai memberikan uang atau harta kepada kegiatan gereja. Mereka berpendapat bahwa dengan melakukan tindakan tersebut diyakini memperoleh barter imbalan kekayaan dalam Kerajaan Sorga. Dengan pandangan ini mereka berpikir bahwa semakin banyak uang atau harta diberikan untuk kegiatan pelayanan gerejani maka upah mereka semakin besar di sorga. Telah terpatri dalam pikiran banyak orang Kristen bahwa dengan menyumbangkan uang mereka untuk kegiatan gereja mereka mengumpulkan harta di sorga. Jika dipahami bahwa semakin banyak uang atau harta diberikan ke gereja maka semakin besar upah di sorga, maka hanya orang-orang kaya yang memperoleh upah dan harta besar di sorga. Pernyataan ini bukan berarti dimaksudkan agar kita tidak perlu mendukung pelayanan pekerjaan Tuhan dengan uang kita. Kita harus mencari uang sebagai pengabdian kita kepada Tuhan sebab uang adalah sarana untuk melayani Tuhan. Tetapi hendaknya kita memahami pengertian mengumpulkan harta di sorga dengan tepat.
Menjawab pertanyaan apakah yang dimaksud dengan mengumpulkan harta di sorga, terebih dahulu kita harus memahami apakah yang dimaksud dengan harta di sorga itu. Harta di sorga bisa memiliki dua pengertian, dan keduanya bertalian.
Pertama, harta di sorga adalah Tuhan sendiri. Mengenai bagaimana keadaan di sorga nanti bukanlah hal yang penting, sebab yang terpenting bertemu dengan Tuhan muka dengan muka nanti. Tuhanlah kerinduan orang percaya. Penjelasan ini tidak lengkap tanpa penjelasan harta di sorga dari dimensi kedua.
Kedua, harta di sorga adalah nurani kita yang benar sesuai dengan nurani Tuhan. Dalam Matius 6:22-23 Tuhan Yesus berkata: Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Mata dalam teks ini adalah nurani. Kalau nurani seseorang “terang” atau sesuai dengan Tuhan, maka semua yang dilakukan pasti sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan.
Kalau kebenaran sudah sampai pada nurani maka kebenaran batin telah dicapai, maka kesucian hidup yang sejati dicapai. Kesucian Kristiani bukan hanya berarti tidak berbuat dosa tetapi tidak bisa berbuat dosa lagi. Orang-orang seperti ini dapatlah berjalan bersama dalam fellowship atau persekutuan yang harmoni dengan Tuhan Yesus. Mereka akan dilayakkan menjadi mempelai Tuhan. Anak Tuhan yang mengarahkan menjadi mempelai atau kekasih Tuhan lah yang dikategorikan telah menemukan Tuhan. Tuhan sudah dimiliki sebagai harta. Dengan demikian mengumpulkan harta di sorga berarti mengembangkan manusia sesuai dengan yang Tuhan kehendaki. Orang-orang seperti ini pasti memberi waktu untuk mengambil bagian dalam pelayanan gerejani dan mendukung pekerjaan Tuhan dengan hartanya tanpa batas. Inilah sesungguhnya perjalanan musafir pengikut Kristus yang sejati.
Amin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar