Minggu, 13 Maret 2016
STANDARD IMAN PERCAYA YANG BENARKAN OLEH TUHAN YESUS (BAGIAN 3)
Roma 1:16-17 "Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
(17)Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."
ALKITAB menyatakan bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan.
Dari pernyataan ini diperoleh pelajaran bahwa seseorang tidak akan bisa selamat jika hanya membawa rasa percaya kepada Tuhan Yesus hanya dalam pikiran saja, kalau ia tidak memahami isi Injil pengajaran-Nya secara benar. Memahami isi Injil pengajaran-Nya dimaksudkan untuk membersihkan semua filosofi dalam pikiran yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Bagi murid-murid dan orang Kristen mula-mula, mereka bertekun untuk mengenal Injil, sebab mereka harus mempertanggungjawabkan apa yang mereka percayai kepada masyarakat yang pada umumnya menolak Injil.
Dalam Roma 1:17 Paulus mengatakan: Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman”.
Kalimat “bertolak dari iman” artinya mereka harus berani percaya walaupun hal tersebut sulit diterima oleh akal sehat. Bagaimana mereka harus memercayai sosok Yesus sebagai seorang Mesias, bangkit dan naik ke sorga? Sementara pada waktu itu berita resmi dari pemerintah adalah bahwa mayat Tuhan Yesus dicuri oleh para pengikut-Nya. Setelah Tuhan Yesus naik ke sorga, dan Roh Kudus diutus oleh Tuhan untuk mengambil alih mewakili Tuhan dalam memimpin, mengajar, menuntun para murid murid Tuhan dan para pengikut yang lain, dalam situasi sulit mereka tetap berusaha untuk menjadi saksi Tuhan melalui perbuatan mereka, mereka terus bertekun melaksanakan amanat agung Tuhan untuk memuridkan semua orang sampai ke ujung bumi dan mengajarkan segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh Tuhan Yesus kepada mereka dan inilah bentuk Iman itu. Perbuatan mereka laksana cahaya di laut yang gelap yang menarik ikan datang untuk dijala.
Dalam ayat 17 tersebut ada dua kata iman. Pertama (bertolak dari iman), adalah iman yang berada di kawasan atau level “pengaminan akali” atau persetujuan pikiran. Untuk zaman sekarang, hal ini sangat mudah. Banyak orang Kristen yang dikarenakan orang tua beragama Kristen maka mereka otomatis menjadi Kristen juga. Ada juga yang disebabkan oleh karena pasangan hidupnya Kristen, maka ia ikut menjadi orang yang beragama Kristen. Konversi agama seperti ini bukan suatu hal yang sulit. Tetapi pada zaman gereja mula-mula untuk memiliki pengaminan akali saja sudah sangat sulit. Pengaminan akali mereka yaitu kata iman pertama, pasti disusul atau pasti dilanjutkan dengan iman yang kedua. Iman yang kedua (memimpin kepada iman) artinya penurutan terhadap kehendak Allah. Penurutan terhadap kehendak Allah adalah pola hidup yang sama dengan pola hidup yang dikenakan oleh Tuhan Yesus, olehnya Rasul Paulus mengatakan : Roma 8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Banyak orang Kristen hanya sampai pada iman yang pertama, yaitu pengaminan akali. Dengan pengaminan akali tersebut mereka merasa pantas untuk memperoleh pembenaran berdasarkan Roma 1:17. Padahal pembenaran diberikan kepada mereka yang sudah melewati tahapan iman yang pertama dan kedua. Kekristenan bukan jalan mudah, apalagi jalan gratis ke sorga. Kekristenan adalah jalan gratis untuk diajar dan dibentuk agar menjadi seperti Tuhan Yesus yaitu memiliki sifat dan karakter seperti Tuhan Yesus. Pada tahapan iman kedua inilah seseorang masuk ke dalam kehidupan “kehilangan nyawa”, artinya mereka menyerahkan segenap wilayah hidupnya menurut pada kehendak Tuhan Yesus dan mengikuti jejak-Nya sebab seseorang yang mau mengikuti jejak hidup Tuhan Yesus, harus rela kehilangan segala kesenangan hidup. Seperti Tuhan Yesus harus mengosongkan diri, orang percaya juga harus mengosongkan diri dan mengikut Tuhan.
Dengan penjelasan ini berarti, seseorang tidak akan memiliki iman yang benar kalau tidak bersedia kehilangan “nyawanya” atau segala kesenangannya. Dalam hal ini kita baru bisa mengerti mengapa orang muda yang kaya dalam Matius 19:16-28 tidak bisa mengikut Tuhan Yesus atau tidak mampu memiliki iman yang benar, sebab ia takut kehilangan “hidupnya”.
Seseorang tidak akan bisa menjadi murid Tuhan jika ia masih memiliki kehidupan nya sendiri tanpa mau menyerahkan semua seluruh isi hidupnya kepada kehendak Tuhan, dengan kata lain sebelum ia bersedia untuk kehilangan kehendak diri sendiri dari hidupnya maka ia belumlah dikatakan layak memiliki iman yang murni dihadapan Tuhan Yesus. Itulah sebabnya Paulus mengatakan: Filipi 3:7-8 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.
Mari kita membangun kembali iman yang benar dihadapan Tuhan Yesus sehingga kita tahan berdiri pada saat hari kedatanganNya diawan menjemput umat umat yang ditemuinya memiliki iman yang murni yang membuatnya taat kepada kehendak Allah.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar