Senin, 21 Maret 2016

MAKNA DI DALAM KALIMAT "DOA TIDAK JEMU JEMU"


Lukas 18:1-7 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu bMAKNAerdoa dengan tidak jemu-jemu.
(2)Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun.
(3)Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.
(4)Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun,
(5)namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."
(6)Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!
(7)Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?

Tuhan Yesus mengisahkan sebuah perumpamaan tentang seorang hakim yang lalim dan seorang janda. Kisah ini hanya terdapat dalam injil Lukas. Si janda terus-menerus meminta kepada hakim agar membela haknya, dan karena si hakim sudah capek diganggu, akhirnya si hakim meluluskan permintaannya itu.

Secara harfiah, Alkitab menuliskan bahwa Yesus menceritakan perumpamaan itu untuk menegaskan bahwa kita harus berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kebanyakan khotbah mengangkat perumpamaan ini sebagai landasan untuk mengatakan bahwa kita harus meminta kepada Allah secara terus-menerus, sampai doa kita dijawab-Nya. Jika hari pertama Tuhan belum menjawab, mintalah pada hari kedua. Jika hari kedua belum dijawab, mintalah pada hari ke tiga. Bahkan jika minggu pertama belum dijawab juga, mintalah terus hingga minggu kedua, ketiga dan seterusnya, sampai Tuhan menjawabnya. Lebih parah lagi, diajarkan bahwa jawaban yang diberikan oleh Tuhan pasti harus sesuai dengan permintaan kita, kalau tidak, mintalah terus. Ini tafsiran yang salah.

Sebetulnya perumpamaan ini hendak menunjukkan bahwa Tuhan sangat kontras berbeda dengan hakim yang lalim. Kalau kita berdoa seperti si janda meminta kepada hakim yang lalim itu, berarti kita menyamakan Tuhan dengan hakim yang lalim, Jadi cara doa seperti itu bukanlah cara doa seorang anak Tuhan kepada Tuhannya, tetapi itulah cara berdoa kepada oknum-oknum kuasa gelap.

Untuk memahami perumpamaan ini, kita harus terlebih dahulu membedah, apa itu doa. Doa bukanlah sekadar permintaan dari kita kepada Tuhan. Pandangan bahwa doa itu hanya permintaan menimbulkan ajaran yang salah, bahwa Tuhan akan menjawab semua permintaan kita jika kita bertekun meminta kepada-Nya cukup lama. Tentu Tuhan akan memilah apa yang diminta oleh kita, jika yang kita minta masih ada ambisi kedagingan tentu Tuhan menentang permintaan itu, namun sekali lagi jika manusia memaksakan apa yang ia minta itu dan ia mulai berbuat segala sesuatu untuk mencapai ambisi yang ia minta, hal itulah yang mengakibatkan ia mengalami pencobaan yang berasal dari keingginan sendiri yang sebenarnya Tuhan tidak kehendaki.
Jadi sesungguhnya doa adalah dialog, percakapan dua arah. Di dalamnya termasuk relasi yang harmonis antara kedua pihak yaitu antara kita dengan Tuhan Yesus. Kalau yang namanya doa hanya permintaan searah dengan sikap berlutut, lipat tangan, tutup mata, bagaimana dengan Firman Tuhan yang mengatakan, “ Tetaplah berdoa"
Tentu ini adalah sikap hati yang tiada berkeputusan terhubung dengan Tuhan kita Yesus Kristus dimanapun kita berada, inilah yang Tuhan kehendaki anak anak-Nya tetap terhubung dalam segala kondisi apapun terhubung dengan-Nya didalam doa/dialog yang tidak putus putusnya kepada Tuhan tiap menit bahkan tiap detik hidup kita.

Jadi nasihat Tuhan Yesus agar kita berdoa tanpa jemu adalah agar kita tetap mempertahankan integritas kita sebagai anak-anak Allah dengan warna sebagai bangsawan sorgawi/anak anak kerajaan Sorga, yang tetap bersekutu dan berhubungan dengan Tuhan Yesus di tengah-tengah dunia yang gelap dengan segala pengaruhnya yang jahat. Apa pun warna dunia di sekitar kita, itu tidak boleh mempengaruhi warna hidup kita. Di sini kita harus tetap menjujung tinggi kebenaran Firman Tuhan.

Doa adalah tempat kita bertemu dengan Tuhan, berdiolog dengan-Nya dan bertahan dalam integritas untuk tetap bersekutu dengan Tuhan ditiap menit bahkan tiap detik hidup kita, mengerti kehendak-Nya dan semakin melekat kepada-Nya.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar