Rabu, 02 Maret 2016

DIDIKAN BAPA MUTLAK BAGI YANG DIAKUI NYA SEBAGAI ANAK ANAK KERAJAANNYA


Sesungguhnya keselamatan tidak mudah terjadi atas kehidupan seseorang. Itulah sebabnya Firman Tuhan mengatakan: Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Mari kita belajar cara Tuhan mendidik yang di akuiNYA sebagai anak kerajaanNYA, pada dasarnya TUHAN akan mendidik setiap anak anakNYA untuk melepaskan kecintaan mereka akan kesenangan dunia dan belajar mengalihkan hatinya untuk mengumpulkan harta yang sebenarnya yang kekal di SORGA NYA BAPA :

1. Tuhan bekerja melalui pengalaman-pengalaman hidup untuk membuat seseorang menjadi sempurna seperti Tuhan Yesus. Inilah sebenarnya isi keselamatan itu, yaitu mengembalikan manusia kepada rancangan semula. Tuhan tidak akan memberikan pengalaman-pengalaman berkualitas tinggi, yaitu pendidikan-Nya bagi penyempurnaan atas orang yang tidak mengasihi Dia. Hal ini juga berarti bahwa keselamatan tidak terjadi atas orang-orang yang tidak mengasihi Dia.

2. Injil Matius 19:16-26 mengisahkan mengenai orang muda kaya yang mengingini hidup kekal atau hidup yang berkualitas, tetapi tidak memperolehnya karena ia tidak mau bersedia mengasihi Tuhan dengan segenap jiwanya terbukti ia masih terikat dengan hartanya dibumi ketimbang mengasihi Tuhan, padahal harta dibumi hanyalah sia sia belaka ketika manusia harus menghadapi yang namanya kematian. Kembali yang berperan adalah apakah kita masih mau memilih hidup dalam kontrol daging/si akunya masih berkuasa atas diri sendiri atau menuruti apa yang menjadi kehendak ALLAH yaitu hidup didalam ROH, hidup yang di perintah oleh TUHAN YESUS untuk menjadi pribadi pribadi yang mempunyai gambaran serupa dengan BAPA DI SORGA yang adalah sempurna. 
Matius 5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Roma 8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

3. Mengapa orang gagal menerima keselamatan? Sebab ia masih mencintai dunia. Orang yang masih mengingini dunia adalah orang yang tidak akan memperoleh keselamatan. Dalam hal ini keselamatan adalah barter. Paulus rela melepaskan semua kemegahannya dan menganggapnya seperti sampah supaya ia memperoleh Kristus.
Filipi 3:7-8 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. 
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

4. Orang yang tidak melepaskan dunia dan tidak mengasihi Tuhan dengan segenap hidup tidak akan memiliki pengalaman yang berkualitas dengan Tuhan. Harus tetap diingat bahwa hanya orang yang mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan akal budi yang layak bagi Kerajaan Surga. Seseorang tidak akan mengalami pemuridan secara pribadi dengan Tuhan Yesus, kalau tidak melepaskan segala sesuatu.
Lukas 14:27, 33 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

Memikul salib berarti anda bersedia untuk menanggalkan semua kecintaan kecintaan mengingini dunia kemudian mengikuti cara hidup seperti TUHAN YESUS telah hidup yaitu hidup untuk menggenapkan apa yang menjadi kehendak ALLAH BAPA.

5. Dalam Ibrani 12:8-11 Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
Setiap keluarga pasti mendidik anak anaknya untuk patuh kepada orang tuanya, dan orang tua adalah sosok yang selalu kita hormati didalam keluarga; kalau demikian bukankah kita harus lebih hormat dan lebih taat kepada BAPA segala ROH, supaya kita boleh hidup?
Orang tua kita mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi DIA menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehNYA.

Penulis kitab Ibrani ini menyatakan bahwa sebagaimana bapak di dunia ini mendidik anak-anaknya, demikian pula Bapa di sorga. Dengan hal ini nyatalah bahwa setiap anak Tuhan pasti menerima didikan dari Bapa. Hal ini merupakan kemutlakan yang tidak bisa dibantah. Kalau bapa di dunia ini mendidik anak-anaknya dalam waktu pendek sesuai dengan apa yang mereka pandang baik, tetapi Bapa di surga mendidik kita sepanjang umur hidup kita sesuai dengan apa yang dipandang-Nya baik. Tentu yang baik bagi Bapa adalah kesempurnaan karakter seperti diri-Nya. Didikan Bapa merupakan cara Bapa untuk membuat anak-anak-Nya memiliki karakter seperti diri-Nya yang memiliki integritas dalam kebenaran yang benar, kekudusan, kasih dan kesempurnaan dalam seluruhnya. Inilah yang dikatakan Alkitab sebagai mengambil bagian dalam kodrat Ilahi atau beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
2 Petrus 1:3-4 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.

6. Kata “Beroleh bagian” dalam ibrani pasal 12:10 tadi dalam teks aslinya adalah metalambano. Kata ini juga berarti mengambil tempat sebagai partner atau kawan kerja, dan juga berarti mengambil sesuatu untuk dikenakan. Bapa mendidik kita agar kita bisa mengenakan kodrat Ilahi-Nya sehingga bisa menjadi kawan sekerja-Nya atau partner kerja-Nya. Hal ini sesuai dengan maksud tujuan manusia diciptakan. Dan untuk bisa memberikan didikan-Nya, Bapa melalui Roh-Nya, selalu bersama-sama dengan kita setiap saat melalui segala kejadian yang kita alami. Dalam hal ini pengalaman dengan Bapa setiap hari merupakan pengalaman menerima didikan. Bukan sekadar untuk menerima dan mengalami berkat-berkat jasmani yang dapat dinikmati oleh fisik dan jiwa, tetapi berkat kekal yang tidak akan pernah dapat diambil dari kehidupan kita sendiri. Inilah harta abadi. Lebih dari berkat jasmani dimana ngengat dan karat bisa merusak, pencuri bisa mencuri serta membongkarnya.

Sebagai anak-anak Allah, yang kita harapkan dan kita cari adalah berkat kekal dari Bapa melalui pendidikan-Nya. Dalam hal ini kebersamaan dengan Tuhan bukan sekadar menikmati berkat jasmani, tetapi berkat kekal-Nya. Inilah pengalaman yang berkualitas tinggi. Oleh sebab itu kalau kita berurusan dengan Tuhan, hendaknya kita tidak lagi mempersoalkan berkat-berkat jasmani, tetapi berkat-berkat kekal-Nya. Pelayanan gereja harus mengarahkan jemaat pada proses ini. Kehidupan setiap hari anak Tuhan adalah sekolah kehidupan agar orang percaya layak menerima mahkota sorgawi. Kalau seorang Kristen tidak mengalami proses didikan Bapa berarti mereka adalah anak anak gampang (teks aslinya: nothos yang berarti bukan anak yang sah/anak haram/tidak diakui sebagai anak).

8. Didikan dari Bapa adalah kebutuhan mutlak yang lebih dari kebutuhan jasmani. Kebutuhan jasmani hanya untuk kehidupan di bumi sementara ini, tetapi didikan Bapa adalah berkat kekal yang mempersiapkan seseorang masuk ke dalam Keluarga Kerajaan Allah. Harus diingat bahwa Bapa sangat peduli dengan kebutuhan jasmani kita, tetapi Bapa lebih tertarik menuntun orang percaya kepada Kerajaan-Nya.


AMIN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar