Jumat, 25 Maret 2016
PENYIMPANGAN YANG TIDAK DI SADARI
Matius 5:48 "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Tidak ada tujuan hidup yang benar kecuali terus menerus dalam perjuangan menyelenggarakan proses mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar. Inilah satu-satunya tujuan hidup umat pilihan. Seluruh hidupnya harus disita untuk pergumulan ini. Segala sesuatu yang dilakukan hanya untuk mendukung terselenggara atau terlaksananya proses tersebut. Keselamatan adalah usaha Tuhan mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya semula. Bagi orang percaya, keselamatan adalah usaha meresponi anugerah Allah untuk menjadi anak-anak Allah, yaitu menjadi sempurna seperti Bapa, hidup tidak bercacat dan tidak bercela dengan gaya hidup seperti yang Tuhan Yesus kenakan.
Menjadi sempurna seperti Bapa kita di sorga juga menjadi sikap hidup sebagai bukti dan saksi bagi Tuhan bahwa yang pernah dilakukan Lusifer, yaitu tidak tunduk sepenuhnya pada pemerintahan dan kedaulatan Allah, adalah salah.
Apa yang dilakukan Lusifer adalah sikap tidak menghormati Allah. Itulah sebabnya orang percaya harus menampilkan sebuah kehidupan yang benar-benar taat dan menghormati Allah secara ideal. Inilah maksud tujuan manusia dan makhluk berkepribadian diciptakan oleh Allah. Dengan kehidupan yang mentaati Allah dan menghormati-Nya secara benar, maka orang percaya dapat menunjukkan kesalahan Lusifer. Pergumulan inilah yang menjadi inti dari kehidupan orang percaya satu-satunya.
Mengisi hari hidup tidaklah cukup dengan melakukan kegiatan hidup sama seperti manusia pada umumnya lakukan. Bagi para rohaniwan atau pendeta, tidak cukup dengan aktif dalam kegiatan pelayanan gereja. Pagi-pagi bangun tidur berdoa, kemudian pergi ke Sekolah Teologia untuk mengajar sebagai dosen, sore harinya pergi ke gereja atau persekutuan doa untuk berkhotbah dan diakhir dengan melawat orang sakit atau memberi konseling kepada jemaat yang ada dalam masalah pribadi atau menghadiri rapat majelis gereja. Besoknya juga demikian, terus menerus menjadi irama hidup tetapnya. Gereja kemudian berkembang. Mulailah dengan proyek pembangunan gereja. Setelah gereja terbangun mulailah lagi dengan proyek lain, seperti mendirikan sekolah, membentuk team misi, membangun rumah jompo dan panti asuhan atau berbagai kegiatan lain yang bernuansa sosial dan rohani. Tentu hal ini memang berkenan di mata Tuhan, namun patut di perhatikan juga tujuan hidup orang percaya bisa menjadi menyimpang jika ia lupa menjaga kesucian dan kekudusan disepanjang waktu hidupnya dihadapan Tuhan.
Tujuan hidup orang percaya juga dimaksudkan Tuhan sebagai umat pilihan yang menjadi manusia yang sempurna sesuai rancangan Allah semula.
Untuk itu setiap hari bahkan setiap saat, begitu mata terbuka pada pagi hari, harus sudah mulai berjuang menjadi seseorang yang tidak bercacat dan tidak bercela dalam segala sesuatu yang dipikirkan, diucapkan dan dilakukan. Hal ini harus menjadi prioritas utama yang harus terus menjadi perhatiannya. Segala sesuatu yang dilakukan baik studi, karir, bisnis bekerja, pelayanan gereja dan lain sebagainya adalah perjuangan yang harus terus di isi dengan menjaga kesucian dan kekudusan hidupnya dihadapan Tuhan. Orang yang hidup dalam perjuangan yang benar ini, tetap terlihat di mata manusia lain sebagai wajar hidup seperti mereka, tetapi sebenarnya di balik semua kegiatan hidup tersebut ia dalam proses penyempurnaan.
1 Korintus 9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar