Kamis, 24 Maret 2016
BERBAKTI KEPADA TUHAN YANG BENAR
Roma 11:36
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Menjadi kesalahan fatal yang harus diluruskan yaitu konsep berbakti yang selama ini dimengerti oleh orang Kristen pada umumnya. Pada umunya yang namanya berbakti kepada Tuhan selalu dikaitkan dengan kegiatan agama di dalam lingkungan gereja. Kata berbakti dalam Alkitab bahasa Indoneisa dapat ditemukan dalam kitab
Ulangan 13:4; Yosua 22:5; Matius 4:10; Lukas 4:8.
Dalam Perjanjian Lama dapat ditemukan kata Abad, yang diterjemahkan to work; serve; labor; bekerja, melayani. Dalam hal ini harus dimengerti bahwa yang dimaksud berbakti bukan hanya menyangkut kegiatan lingkungan gereja. Tetapi meliputi seluruh gerak hidup kita.
Perintah pertama Allah agar manusia berbakti kepada Tuhan dapat ditemukan dalam Kejadian 1:28; 2:15. Pengelolaan bumi atau menyelenggarakan kehidupan untuk manusia itu sendiri dan lingkungannya adalah sebuah kebaktian. Selanjutnya perintah Tuhan kepada Nuh untuk membuat bahtera juga merupakan perintah untuk berbakti. Bekerja mengelola menciptakan alam semesta yang Tuhan ciptakan ini adalah ibadah. Manusia harus mengelola bumi ini bagi kehidupan dan lingkungannya. Jadi bekerja juga adalah sebuah kebaktian atau ibadah kepada Tuhan (Namun perlu diingat bekerja disini adalah bekerja yang memiliki dialog dengan Tuhan dan memiliki hubungan dengan Tuhan yang tidak terputus) .
Kata “kebaktian” dapat ditemukan di Perjanjian Baru dalam Matius 4:10 dan Lukas 4:8; berkaitan dengan pencobaan yang dialami Tuhan Yesus untuk menyembah Iblis. Penolakan Tuhan Yesus menggunakan kalimat ini sebagai landasannya. Dari peristiwa ini kita dapat menemukan kebenaran bahwa berbakti kepada Tuhan adalah sikap yang tidak menghamba kepada dunia. Segala sesuatu yang kita kerjakan dalam hidup ini sebagai pedagang, pengusaha, karyawan, ibu rumah tangga dan lain sebagainya jangan malah dijadikan sikap penyembahan kepada dunia, tetapi sebagai anak Tuhan kita menjadikan hal tersebut adalah tanda bakti kita kepada Tuhan dan hasilnya dikembalikan untuk kemuliaan Tuhan. Oleh sebab itu yang harus kita pahami bahwa rumah ibadah kita bukan hanya gereja, tetapi rumah kita, toko, kantor, warung dan lain-lain di mana kita mencari nafkah dan bekerja adalah rumah ibadah kita. Oleh sebab itu kita tidak berhenti berbakti kepada Tuhan walau kita keluar dari ruangan gereja kita.
Jam berbakti kita bukan hanya 2 jam dalam gereja tetapi 24 jam waktu kita adalah jam kebaktian kita yang terus menerus berlangsung tiada henti. Di sini kita dapat menikmati hidup dalam kebaktian kepada Tuhan sepanjang waktu kita. Orang yang berbakti kepada Tuhan selama hidup dalam dunia, maka ia akan diperkenan berbakti kepada Tuhan selama-lamanya di Kerajaan Sorga. Sangatlah indah kalau dalam hidup ini kita memfokuskan perhatian kita kepada Tuhan yang menjadi tujuan hidup kita. Tujuan ibadah dan kebaktian kita.
Yang menjadi masalah terbesar dalam hidup kita sekarang ini adalah menerjemahkan iman dalam kehidupan. Bukan dalam pengakuan atau ritual; seperti yang dilakukan oleh agama-agama pada umumnya.
Seluruh gerak hidup kita adalah kebaktian dan penyembahan kepada Tuhan. Di dalam hidup kita ada irama memuji dan menyembah Tuhan. Dalam Roma 12:1-2 sebenarnya sudah jelas bagaimana seharusnya kita menerjemahkan iman kita.
Roma 12:1-2 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Banyak orang yang ibadahnya masih dalam wujud ritual atau upacara. Upacara kita adalah seluruh hidup ini. Ini berarti seluruh hidup kita telah dimiliki Tuhan. Pengakuan ini ditandai dengan kesediaannya tidak mencari penghormatan apa pun dari dunia ini. Segala sesuatu dari Dia, oleh Dia dan bagi Dia. Kalau hidup kita dimiliki Tuhan, maka tidak ada pujian dan sanjungan yang kita layak terima. Semuanya harus dikembalikan kepada Tuhan. Hal ini adalah sikap hati. Yang penting bagaimana hati kita memberi penghormatan kepada Tuhan.
Selanjutnya, seluruh gerak kita adalah pengabdian kepada Tuhan. Terdapat kesediaan menggunakan hidup ini untuk melayani Tuhan. Untuk kesenangan hati-Nya. Inilah yang dikatakan Paulus bahwa apa pun yang kita lakukan kita memuliakan Tuhan. Inilah sebenarnya irama yang benar, seluruh hidup kita adalah irama menyembah Tuhan.
Ibadah kepada Tuhan adalah sikap hati, artinya seorang yang beribadah kepada Tuhan tidaklah diukur dari ritual atau tata cara upacara agamanya, tetapi seluruh tindakan dan perbuatan dalam hidupnya. Tuhan Yesus sama sekali tidak mengajarkan kalau beribadah kepada Tuhan harus melipat tangan, atau mengangkat tangan, harus menghadap ke arah timur atau barat. Menyanyi dengan lagu irama cepat atau lambat, bahasa Indonesia atau bahasa Ibrani. Dalam seluruh pengajaran yang Tuhan ajarkan selama 3,5 tahun, Ia menekankan sikap hati yang tentu terekspresi dalam tindakan yang mulia dan agung seperti diri-Nya.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar