Jumat, 11 Maret 2016

MENGUPAS PERNYATAAN TUHAN YESUS DI LUKAS 14:33


Lukas 14:33
Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

Dalam ayat ini Tuhan Yesus hendak berbicara tentang penyerahan secara total wilayah hidup seseorang dalam hal ini orang orang yang mengaku dirinya percaya kepada-Nya, mereka harus rela dan bersedia melepaskan seluruh wilayah hidupnya dan diserahkan kepada kehendak yang Tuhan kehendaki saja.
Disini Tuhan memberikan kaitannya bertalian dengan iman seseorang dalam mengikuti-Nya.

Hidup dalam iman bukan hanya berhenti sampai pada percaya Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, tetapi sungguh-sungguh mengenal Dia dengan benar dan secara memadai, mengalami kehadiran-Nya dan melakukan kehendak-Nya setiap hari dengan tepat. Hidup dalam iman yang benar berarti mengisi hidupnya hanya dengan usaha untuk mengenal Tuhan dan melakukan kehendak-Nya dalam segala hal dan setiap saat. Hal ini menjadi perjuangan setiap hari dan setiap saat untuk dapat menyenangkan hati Tuhan, yaitu segala sesuatu yang dilakukan selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan. Orang yang ada dalam pergumulan untuk mengenal Tuhan dan mengikuti kehendak-Nya dengan serius ini adalah orang yang memiliki tujuan hidup yang benar dan menunjukkan bahwa pilihannya adalah Tuhan dan bukan dunia ini dengan kesenangannya.

Dalam hal di atas tersebut hendaknya kita tidak terjebak dengan kesibukan dalam kegiatan rohani yang ada di wilayah gereja saja, tetapi tidak berdaya guna mengubah hidup kita ke arah mengenakan kodrat Ilahi yang seperti Tuhan Yesus sudah ajarkan melalui murid murid-Nya.
2 Petrus 1:4 "Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia".
Hal ini terjadi dalam kehidupan banyak orang Kristen, terutama yang sudah merasa sedang dalam “wilayah Tuhan”, karena mengambil bagian pelayanan gereja namun ia masih belum mau bersedia menyerahkan seluruh wilayah hidup mereka kepada Tuhan hal ini di tandai mereka masih mempunyai kehedak diri mereka sendiri didalam diri mereka yang hanya untuk memuaskan kesenangan hati mereka, jika itu kegiatan bertalian dengan kegiatan yang ada di gereja mungkin hal ini bisa kemungkinan hanya ajang untuk mengekpresikan bagaimana memiliki kesenangan dengan berbagai kegiatan didalam kegiatan bergereja tersebut. Harus dicatat bahwa kegiatan gereja belumlah cukup bisa mengubah seseorang bisa berkodrat Ilahi yang membuat seseorang menjadi orang yang bisa melepaskan diri dan hawa nafsu dunia dan kesenangannya yang membinasakan manusia.
Kodrat Ilahi ditumbuh kembangkan melalui pergumulan hidup yang selalu mengenakan pikiran dan perasaan Tuhan, memilih berjalan melakukan kehendak-Nya setiap saat dalam kehidupan setiap hari. Semakin seseorang menyerahkan wilayah hidupnya bagi Tuhan berarti semakin mengenakan kodrat Ilahi.

Hendaknya kita tidak berpikir, seperti yang dipikirkan banyak orang, bahwa kalau orang sudah ada di wilayah kegiatan gereja berarti ia merasa sudah menyerahkan seluruh wilayah hidupnya ke Tuhan, ini tentu pikiran yang keliru.
Itulah sebabnya banyak orang berpikir bahwa melayani Tuhan yang benar harus ada dalam kegiatan sekitar gereja. Apalagi kalau sudah menjadi pendeta, maka ia merasa bahwa dirinya sudah pasti ada di wilayah Tuhan. Dalam hal ini banyak aktivis gereja dan rohaniwan tersesat oleh dirinya sendiri karena belum adanya penyerahan total seluruh wilayah hidup, mereka masih memiliki kehendak diri pribadi selain daripada kehendak Tuhan. Merasa dirinya ada di wilayah Tuhan padahal sebenarnya hatinya masih di dunia terikat dalam kesenangannya dan dimiliki oleh dirinya sendiri.

Wilayah hidup seseorang apakah wilayah Tuhan atau wilayah diri sendiri tergantung dari sikap hatinya terhadap Tuhan. Orang yang selalu hidup hanya untuk menyenangkan hati Tuhan adalah orang yang hidup di wilayah Tuhan.
Orang yang masih menyenangkan diri sendiri dengan berbagai kesenangan dunia dan atributnya adalah orang yang ada di luar wilayah Tuhan. Terutama mereka yang berharap dunia dengan berbagai fasilitasnya. termasuk kehormatan, baik kehormatan di dalam gereja maupun di luar gereja, dapat membahagiakan dirinya. Mereka adalah orang-orang yang tidak ada di wilayah Tuhan.

Orang yang mengaku Tuhan sebagai Majikan dan Tuhannya, seharusnya menyerahkan seluruh wilayah hidupnya tanpa batas setiap waktu. Tidak ada wilayah dimana dirinya bisa dan boleh memiliki kesenangan diri yang berasal dari dunia ini. Segala sesuatu yang dilakukan harus untuk kesenangan Tuhan atau untuk kemuliaan nama-Nya. Kalau ada wilayah hidup di mana seseorang dapat merasakan kenikmatan, kebahagiaan dan kesenangan tanpa Tuhan, berarti ia masih belum menyerahkan seluruh wilayah hidupnya bagi Tuhan. Ibarat sebuah wilayah dari kekuasaan sebuah Kerajaan, jika penguasa setempat yang masih menguasai suatu wilayah tidak tunduk kepada Kerajaan yang membawahinya, berarti ia belum bersedia tunduk secara total. Penguasa seperti ini masih bisa dicap sebagai pemberontak. Seorang pemberontak tidak akan menerima kemuliaan bersama dengan Sang Maha Raja. Demikian juga orang Kristen yang masih pemberontak tidak akan dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus.
Sikap menyerahkan seluruh wilayah hidup kepada Tuhan bisa kita pelajari dari ayat berikut ini :
1 Korintus 10:31
Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.

Jadi apapun yang kita lakukan janganlah masih ada unsur kesenangan pribadi dan masih memiliki wilayah kehendak diri sendiri, melainkan apapun yang kita lakukan dalam hidup kita, dalam kegiatan hidup bergereja maupun diluar gereja haruslah khusus hanya untuk memuliakan dan menyenangkan hati Tuhan kita Yesus Kristus.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar