Rabu, 02 Maret 2016

JANGAN MENGERASKAN HATI SEPERTI FIRAUN

Keluaran 3:19 Tetapi Aku tahu, bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kamu pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat.

Kasus mengenai Firaun yang hatinya dikeraskan oleh Tuhan telah menjadi landasan atau dasar berpikir dari pandangan orang, yang secara tidak langsung maupun langsung, menyatakan bahwa Allah dalam kedaulatan-Nya mengeraskan hati siapa yang dikehendaki untuk dikeraskan. Selanjutnya hal ini membangun atau meneguhkan kesimpulan bahwa Allah menentukan siapa yang Allah selamatkan dan yang lain Allah binasakan. Seakan-akan Tuhan dalam pertimbangan-Nya yang tidak dimengerti oleh manusia, mengeraskan hati orang-orang yang dikehendaki oleh-Nya untuk dikeraskan. Pandangan ini tentu salah, sebab Allah yang mulia tidak mungkin bertindak sesuatu tanpa pertimbangan, alasan dan dasar yang bisa dimengerti. Apalagi Alkitab yang ditulis untuk menjadi sumber hikmat untuk memberi pelajaran rohani bagi umat pilihan.

Tidak mungkin Alkitab menulis sesuatu yang konyol, absurd dan tidak bermakna tanpa mengandung pelajaran rohani bagi umat Tuhan. Harus bisa ditemukan alasan mengapa Allah mengeraskan hati Firaun. Jawabannya tentu bukan sederhana seperti yang sering dikemukakan banyak orang, bahwa itu karena kedaulatan Allah, titik. Betapa naifnya jawaban itu. Jawaban yang tidak memuat implikasi yang berarti bagi orang percaya. Kalau ada implikasi, maka implikasinya hanya menggiring seseorang untuk menerima saja semua tindakan Tuhan sepihak tanpa bisa dan boleh mengertinya dengan jelas, sebab jawabannya hanya “karena Allah telah menentukan demikian”. Pandangan atau pengajaran ini menempatkan manusia bukan sebagai manusia yang bertanggung jawab secara proporsional dan natural. Tentu saja etika tidak dapat tampil secara wajar.

Harus ditegaskan bahwa Tuhan mengeraskan hati Firaun sebab Tuhan sudah tahu bahwa Firaun tidak akan melepaskan umat Israel. Firman Tuhan menulis: "Tetapi Aku tahu, bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kamu pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat."

Jadi, tindakan Tuhan mengeraskan hati Firaun bukan tanpa alasan, sebab Firaun memang sudah memiliki keadaan jiwa yang jahat (tidak bisa diperbaiki lagi), sehingga tidak akan membiarkan umat Israel pergi dari Mesir.

Keluaran 1:10-11 Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan — jika terjadi peperangan — jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini." 

Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.

Dari kejadian ini kita belajar untuk kita menjaga hati, agar tidak menjadi jahat seperti hati Firaun yang hanya memaksakan kepentingan pribadinya supaya terpenuhi walaupun harus menggunakan jalan jalan yang jahat sampai melanggar moral umum.

Firaun memang keturunan dinasti yang jahat, selain ia mewarisi gen penguasa yang lalim, juga hidup dalam lingkungan jahat yang menindas bangsa Israel tanpa belas kasihan karena khawatir bangsa itu menjadi kuat di Mesir.

Sebenarnya tujuan Musa dan Harun menghadapi Firaun agar umat Israel diperbolehkan beribadah kepada Allah atas kehendak Allah, tetapi Firaun menuduh mandor-mandor Israel yang mau pergi. Sehingga pengawas Mesir memukuli mandor-mandor Israel dan memberi beban yang lebih berat kepada bangsa Israel.

Diplomasi licik yang dilakukan dimaksudkan agar bangsa Israel menyalahkan Musa dan menolak untuk diajak ke luar dari Mesir. Ini baru satu dari sekian banyak watak jahat Firaun tersebut. Itulah sebabnya sosok penguasa ini sudah saatnya dihukum Tuhan. Inilah alasan yang sudah cukup jelas mengapa Firaun dikeraskan hatinya. Cara Tuhan mengeraskan hati Firaun bukan masuk ke dalam jiwa Firaun dan membuat hati menjadi keras secara mistis supranatural. Kalau Tuhan masuk ke dalam jiwa Firaun dan membuat hatinya keras, maka Allah melanggar hakikat-Nya dan melanggar hakikat manusia. Harus kita pahami Tuhan tidak akan menciptakan situasi dan kejadian-kejadian yang membuat hati Firaun menjadi keras.

Mestinya (idealnya) tidak harus menunggu nanti di sorga ketika semua pengetahuan menjadi sempurna kita baru mengerti alasan Tuhan mengeraskan hati Firaun, sekarang di bumi ini seharusnya kita sudah bisa menemukan alasan tersebut. Sebab tindakan Tuhan tersebut menjadi tuntunan bagi kita agar tidak mengalami keadaan seperti yang dialami oleh Firaun. Jangan karena memiliki pandangan umum yang disetujui oleh banyak orang bahwa Allah menentukan segala sesuatu secara absolut dan sepihak, maka disimpulkan bahwa tindakan Tuhan mengeraskan hati Firaun adalah kebijaksanaan-Nya yang tidak bisa, tidak boleh dan tidak perlu dimengerti. Dari sepak terjang Firaun dari wataknya yang sangat jahat, sudah cukup membuat kita mengerti mengapa Tuhan mengeraskan hati-Nya. 

Jadi di zaman kita pun kita harus berjaga jaga terhadap sikap yang tidak peduli akan nasehat, perintah dari kebenaran Firman Allah selalu menegor menyuruh kita untuk kembali kepada Tuhan yang benar yaitu Tuhan kita Yesus Kristus, ambillah komitmen untuk meninggalkan jalan jalan kehidupan yang berlawanan dengan kehendak Allah dan selanjutnya mengenakan jalan bertobatan yang diajarkan oleh-Nya dengan sungguh sungguh dan tarik pelajaran yang berharga dari watak karakter firaun yang keras kepala tidak mau bertobat dari jalan jalannya yang jahat sehingga lama kelamaan hatinya keras membatu tidak bisa diubahkan lagi kepada kebenaran yang dari Allah, sehingga akhirnya dibinasakan oleh dosa dan kejahatan hatinya sendiri.

Roma 12:2  Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar