Selasa, 22 Maret 2016
MENGENAL KEHENDAK BEBAS MANUSIA SECARA BENAR
2 Korintus 6:17-18 Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa."
Kehendak adalah dorongan dalam diri manusia untuk meraih atau mengharapkan sesuatu. Dengan kehendak ini manusia bisa menciptakan berbagai cita-cita dan harapan yang ditujukan kepada sesuatu atau seseorang. Inilah keistimewaan manusia yang melebihi dari semua ciptaan Allah yang lain. Sebagaimana Allah yang adalah gambarnya memiliki kehendak, demikian pula manusia diciptakan dengan keberadaan yang sama. Kehendak ini juga dimiliki oleh makhluk Lusifer. Itulah sebabnya ia memiliki keinginan untuk mendirikan takhtanya sendiri dan mengatasi Allah. Dalam Alkitab makhluk ini mengatakan: "aku ingin atau aku hendak…" Dengan keberadaan sebagai mahkluk yang memiliki kehendak atau keinginan, baik Lusifer, malaikat maupun manusia, harusnya bertanggung jawab tentang kepercayaan yang Tuhan berikan dalam hidupnya.
Binatang juga memiliki kehendak, tetapi kehendaknya hanya dibatasi oleh kebutuhan fisik saja, makan minum, pemuasan libido dan kenyamanan fisik. Berbeda dengan manusia yang bisa memiliki keinginan seluas-luasnya. Hal ini berkenaan dengan keberadaan manusia itu sendiri yang melebihi ciptaan yang lain. Manusia memiliki kualitas pikiran dan perasaan yang jauh lebih sempurna dibanding dengan hewan. Manusia bukan saja membutuhkan kenyamanan secara fisik, tetapi juga pemenuhan kebutuhan batiniah yang hanya bisa dijawab oleh Tuhan. Manusia bukan saja membutuhkan pemenuhan kebutuhan jasmani, tetapi juga pemenuhan kebutuhan rohani. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4).
Kalau fokus hidup seseorang hanya tertuju kepada hal-hal yang bertalian dengan pemenuhan kebutuhan jasmani, berarti kualitas hidupnya tidak jauh berbeda dengan hewan.
Selain itu dalam relasinya dengan Tuhan, manusia harus bisa menempatkan dirinya dengan benar di hadapan Tuhan dan menempatkan Tuhan secara pantas. Ini adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Suatu kehormatan yang tiada tara kalau manusia diberi kebebasan untuk menempatkan diri di hadapan Tuhan dengan benar dan hal ini harus dilakukan dengan kerelaan, bukan dengan paksaan. Hal ini menunjukkan bahwa dirinya memilih Tuhan, yaitu mengasihi, menghormati dan dengan segenap hidup mengabdi kepada-Nya.
Meneguhkan hal di atas ini kita dapati beberapa pernyataan dalam Alkitab yang menunjukkan keberadaan manusia yang sangat luar biasa. Manusia adalah makhluk yang memiliki neshamah (roh),
Kejadian 2:7 "ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup".
Pernyataan ayat ini dimaksudkan agar manusia selalu terus menerus memperbaharui pikirannya, sehingga dapat memiliki nurani Ilahi. Jika manusia memiliki nurani Ilahi, maka segala sesuatu yang dipikirkan, diucapkan dan dilakukan dapat selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan. Itulah sebabnya dalam penciptaan manusia menerima hembusan nafas hidup dari Allah.
Pola penciptaan manusia berbeda dengan pola penciptaan mahkluk lain. Manusia yang menjadi orang percaya yang menerima proses pembentukan atau pendewasaan dari Allah dikatakan sebagai saudara bagi Tuhan Yesus.
Matius 12:50 Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Allah Bapa memberi Diri disebut oleh orang percaya sebagai Bapanya. Dengan keberadaan yang luar biasa ini, sangatlah tidak mungkin manusia hanya menjadi obyek seperti boneka yang dikendalikan tanpa kebebasan. Manusia adalah subyek yang diperkenan berada di samping Tuhan Yesus sebagai saudara.
Jadi, manusia diperkenan memiliki kehendak bebas dengan tujuan menjadi anak-anak yang dengan kerelaan dari dalam dirinya mengabdi kepada Bapa sepenuhnya yaitu mengabdi kepada Tuhan Yesus. Bahkan Alkitab mengatakan bahwa orang percaya yang berani menderita bersama dengan Tuhan Yesus akan menerima janji-janji-Nya bersama dengan Dia dan dimuliakan bersama-sama dengan Dia.
Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar